Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 18/12/2017, 09:12 WIB
|
EditorI Made Asdhiana

MALANG, KOMPAS.com - Rumah yang ada di Jalan Jenderal Basuki Rahmat nomor 31 Kota Malang, Jawa Timur itu masih berdiri sempurna. Arsitektur model kuno dengan warna dinding yang mulai kusam menandakan bahwa rumah itu merupakan peninggalan masa silam.

Ya, rumah itu diperkirakan dibangun pada masa penjajahan Belanda. Tepatnya sebelum tahun 1924. Sebab pada tahun itu, rumah itu sudah ada dan sudah berpindah-pindah kepemilikan.

Rumah yang ada di koridor Kayu Tangan, sebuah kampung tua di Kota Malang itu kerap disebut Rumah Namsin. Merujuk pada nama seorang berkebangsaan China yang pernah menjadi pemilik rumah tersebut.

Mesin jahit yang ada di rumah kuno peninggalan Belanda di Koridor Kayu Tangan, Kota Malang, Minggu (17/12/2017).KOMPAS.com/ANDI HARTIK Mesin jahit yang ada di rumah kuno peninggalan Belanda di Koridor Kayu Tangan, Kota Malang, Minggu (17/12/2017).
Pada tahun 1975, Namsin melepas kepemilikan rumah itu kepada keluarga Siho Ismanto. Sampai sekarang, rumah itu masih menjadi milik keluarga Siho dan sudah ditetapkan sebagai bangunan kuno yang bertahan di Kota Malang.

"Setelah dibeli pada tahun 1975, direnovasi tiga tahun dan pada tahun 1978, ditempati buat keluarga," kata keturunan ketiga Siho, Yehezkiel Jefferson Halim, Minggu (17/12/2017).

Baca juga : Pameran Mobil Kuno Masuk Kalender Resmi Pariwisata Bali

Pria kelahiran 2001 itu mengatakan, renovasi yang dilakukan oleh pendahulunya tanpa mengubah bentuk asli bangunan. Renovasi hanya dilakukan pada sejumlah jendela dan dinding yang rusak akibat perang di masa awal kemerdekaan Republik Indonesia.

Koleksi foto keluarga pemilik rumah kuno peninggalan Belanda di Koridor Kayu Tangan, Kota Malang, Minggu (17/12/2017).KOMPAS.com/ANDI HARTIK Koleksi foto keluarga pemilik rumah kuno peninggalan Belanda di Koridor Kayu Tangan, Kota Malang, Minggu (17/12/2017).
Sementara bagian bangunan lainnya masih tetap mempertahankan yang lama. Seperti pintu dan sejumlah bagian lainnya. Pintu yang dipakai dalam bangunan itu salah satunya terdiri dari kaca dengan lapis timah sebagai penahan.

Baca juga : Sensasi Berjalan di Atas Jembatan Payung Kota Malang, Seru Banget!

Ada delapan ruangan dalam bangunan berlantai dua itu. Empat dilantai bawah dan empat di lantai atas. Di lantai bawah, ruangan terdiri dari ruang utama, kamar tidur dan dua kamar di bagian belakang yang diperuntukkan bagi pembantu.

Baca juga : Kota Malang Fokus Kembangkan Wisata Kampung

Sedangkan di lantai atas terdiri dari ruang pertemuan, dan tiga kamar tidur. Setiap ruangan berkesinambungan. Termasuk kamar tidur. Ada berbagai pintu yang digunakan untuk menghubungkan satu ruang dengan ruang lainnya.

Suasana di ruang pertemuan yang ada di rumah kuno peninggalan Belanda di Koridor Kayu Tangan, Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (17/12/2017).KOMPAS.com/ANDI HARTIK Suasana di ruang pertemuan yang ada di rumah kuno peninggalan Belanda di Koridor Kayu Tangan, Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (17/12/2017).
Furnitur di rumah itu juga masih merupakan furnitur kuno. Seperti tempat tidur di masing-masing kamar, lemari, meja, kursi, kursi goyang, alat jahit, telepon, penanggalan dan perabot lainnya.

Hanya saja, seluruh peralatan rumah tangga itu sudah tidak terpakai karena rumah itu sudah tidak ditempati. Belum dipastikan tentang penggunaan rumah itu untuk ke depannya.

"Belum tahu. Masih sedang dibicarakan. Tapi selama ini memang tidak ditempati," kata siswa di Kelas XI di SMA Katolik Santa Maria Kota Malang itu.

Sejumlah barang koleksi yang ada di rumah kuno peninggalan Belanda di Koridor Kayu Tangan, Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (17/12/2017).KOMPAS.com/ANDI HARTIK Sejumlah barang koleksi yang ada di rumah kuno peninggalan Belanda di Koridor Kayu Tangan, Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (17/12/2017).
Akdemisi Arsitektur pada Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang yang juga sebagai Tim Ahli Cagar Budaya Kota Malang, Budi Fathony mengatakan, bangunan yang berdiri di atas tanah seluas 220 meter persegi itu merupakan salah satu bangunan kuno di koridor Kayu Tangan yang masih bertahan dengan bentuk aslinya.

"Satu-satunya menurut saya yang masih bertahan. Masih satu yang tipologi hunian. Yang lain lagi masih kita petakan," katanya.

Budi mengatakan, arsitektur pada bangunan itu menunjukkan bahwa pemilik awal bangunan itu adalah seorang berkewarganegaraan Belanda. Sebab, bangunan itu memperlihatkan kepedulian pemiliknya terhadap adanya sirkulasi udara dengan jendela dan jarak ruangan yang cukup tinggi.

Penanggalan kuno yang ada di rumah kuno peninggalan Belanda di Koridor Kayu Tangan, Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (17/12/2017).KOMPAS.com/ANDI HARTIK Penanggalan kuno yang ada di rumah kuno peninggalan Belanda di Koridor Kayu Tangan, Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (17/12/2017).
"Itu untuk sirkulasi udara. Supaya sirkulasi udara lebih mudah. Itu lah perencanaan Belanda, memperhatikan lingkungan," katanya.

Pihaknya mengaku sedang bernegosiasi dengan keturunan pemilik rumah tersebut supaya bangunan itu bisa digunakan sebagai tempat museum bangunan kuno.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Panduan Wisata ke Museum Fatahillah 2023, Jam Buka hingga Harga Tiket

Panduan Wisata ke Museum Fatahillah 2023, Jam Buka hingga Harga Tiket

Travel Tips
Syarat Naik Kapal Laut Terbaru Jelang Mudik Lebaran 2023  

Syarat Naik Kapal Laut Terbaru Jelang Mudik Lebaran 2023  

Travel Update
Jokowi Larang Pejabat dan ASN Buka Bersama, Banyak Pembatalan Acara di Hotel-hotel Kota Batu

Jokowi Larang Pejabat dan ASN Buka Bersama, Banyak Pembatalan Acara di Hotel-hotel Kota Batu

Travel Update
4 Aktivitas di Museum Fatahillah, Masuk Penjara Bawah Tanah

4 Aktivitas di Museum Fatahillah, Masuk Penjara Bawah Tanah

Travel Tips
Cara menuju ke Museum Fatahillah, Naik KRL dan Transjakarta

Cara menuju ke Museum Fatahillah, Naik KRL dan Transjakarta

Travel Tips
Tali Bungee Jumping di Thailand Putus, Turis Selamat karena Bisa Renang

Tali Bungee Jumping di Thailand Putus, Turis Selamat karena Bisa Renang

Travel Update
5 Gunung Sekitar Soloraya yang Pas Dikunjungi Saat Puasa, Ada yang Tak Perlu Jalan Kaki

5 Gunung Sekitar Soloraya yang Pas Dikunjungi Saat Puasa, Ada yang Tak Perlu Jalan Kaki

Travel Tips
10 Tempat Ngabuburit Murah di Jakarta Timur, Bisa Sambil Wisata Religi

10 Tempat Ngabuburit Murah di Jakarta Timur, Bisa Sambil Wisata Religi

Jalan Jalan
5 Wisata Dieng yang Pas Dikunjungi Saat Puasa, Tak Perlu Jalan Jauh

5 Wisata Dieng yang Pas Dikunjungi Saat Puasa, Tak Perlu Jalan Jauh

Travel Tips
Apa itu Prepaid Baggage untuk Bagasi Pesawat?

Apa itu Prepaid Baggage untuk Bagasi Pesawat?

Travel Tips
3 Syarat Masuk Museum Fatahillah, Dilarang Foto Pakai Flash

3 Syarat Masuk Museum Fatahillah, Dilarang Foto Pakai Flash

Travel Tips
Berkunjung ke Masjid Al Ma'shum Blora, Menyusuri Jejak NU

Berkunjung ke Masjid Al Ma'shum Blora, Menyusuri Jejak NU

Jalan Jalan
Cara Beli Tiket Masuk Museum Fatahillah, Bayar Pakai Kartu Ini

Cara Beli Tiket Masuk Museum Fatahillah, Bayar Pakai Kartu Ini

Travel Tips
Pertunjukan Jalan di Atas Bara Api di Festival Munara Beba Byak Karon

Pertunjukan Jalan di Atas Bara Api di Festival Munara Beba Byak Karon

Travel Update
15 Tempat Ngabuburit Murah di Solo, Ada Taman hingga Alun-alun 

15 Tempat Ngabuburit Murah di Solo, Ada Taman hingga Alun-alun 

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+