BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dan Tourism Western Australia

Menyusuri Hutan Pohon Raksasa yang Melegenda di Australia Barat

Kompas.com - 19/12/2017, 09:37 WIB
Alek Kurniawan

Penulis

KOMPAS.com - Menjelajah hutan belantara dari ketinggian 40 meter serta perjalanan menembus ke dalam pohon raksasa bisa menjadi pengalaman liburan menyenangkan bagi Anda penyuka alam bebas.

Di Australia Barat, tepatnya di Taman Nasional Walpole-Nornalup, terdapat sebuah jembatan panjang yang melintasi hutan belantara. Hutan yang dikenal degan nama Valley of the Giants ini merupakan salah satu destinasi unggulan di kawasan Australia Barat bagian selatan.

Letaknya yang strategis dan dapat dijangkau dari segala penjuru merupakan salah satu kemudahan yang membuat Valley of the Giants kerap dikunjungi banyak turis. Jika misalnya datang dari Perth, Anda cukup berkendara selama 5 jam untuk mencapai kota terdekat, Walpole.

Dari Walpole, Anda bisa melanjutkan perjalanan selama 30 menit berkendara untuk sampai di Taman Nasional Walpole-Nornalup. Taman nasional ini merupakan salah satu taman nasional yang menjadi andalan pariwisata di Australia Barat.

Dengan luas mencapai 19.500 hektar atau 140 kali dari luas Kebun Raya Ragunan di Jakarta, taman nasional ini menyimpan berbagai kekayaan flora dan fauna.

Dilansir dari situs resmi Departemen Keanekaragaman Hayati, Konservasi, dan Atraksi Australia Barat, terdapat 400 jenis binatang yang hidup di taman nasional ini, di antaranya kanguru coklat, quokka, serta berbagai jenis burung dan reptil.

Untuk koleksi floranya sendiri, terdapat 910 jenis tumbuhan yang hidup bebas di hutan yang terletak di ujung selatan Australia Barat ini.

Kemudian, populasi tumbuhan yang paling menonjol adalah pohon tingle atau dalam bahasa Latin disebut Eucalyptus. Pohon tingle sendiri rata-rata setinggi 40 meter dan bisa tumbuh hingga ketinggian 70 meter.

Menurut informasi yang tertulis di laman Tourism Western Australia, ada pohon raksasa tersebut yang sudah berusia lebih dari 400 tahun. Besar batangnya mencapai 15 meter. Usianya itulah yang membuatnya dijuluki pohon raksasa tertua di dunia.

Untuk merasakan kemegahan pepohonan tingle ini, pengunjung tak hanya bisa menikmatinya dari sisi bawah, tetapi juga bisa melihatnya dari ketinggian 40 meter di atas permukaan tanah.

Terdapat sebuah jembatan panjang yang melintasi hutan Valley of the Giants dengan total panjang 600 meter. Untuk harga tiket, pengunjung yang ingin menaiki jembatan akan dikenai biaya sebesar 21 dollar Australia atau Rp 215.000 per orang.

Tree Top Walk merupakan jembatan yang memiliki tinggi 40 meter yang bisa dinikmati pengunjung untuk melihat pemandangan pohon tingle raksasa dari dekat.australia.com Tree Top Walk merupakan jembatan yang memiliki tinggi 40 meter yang bisa dinikmati pengunjung untuk melihat pemandangan pohon tingle raksasa dari dekat.

Di ketinggian 40 meter di atas jembatan, Anda bisa dengan leluasa menyaksikan keindahan pepohonan tingle raksasa dari dekat. Embusan angin sepoi-sepoi dan suara kicauan burung akan menemani perjalanan menyusuri hutan ini.

Jembatan yang dikenal dengan nama Treetop Walk tersebut memiliki standar keamanan yang tinggi dan memiliki fasilitas yang memadai. Jadi, tak hanya orang dewasa yang bisa naik, anak-anak juga bisa menikmatinya dengan aman. Terdapat pula akses bagi kaum difabel dan kereta bayi yang memudahkan pengunjung.

Bila beruntung, Anda juga bisa ditemani oleh pemandu wisata secara cuma-cuma. Keberadaan pemandu wisata tersebut merupakan bagian dari fasilitas yang diberikan oleh taman nasional untuk memudahkan pengunjung mendapatkan segala informasi mengenai hutan ini.

Sudah ada sejak jutaan tahun yang lalu

Menurut informasi yang Kompas.com dapatkan dari situs resmi Departemen Keanekaragaman Hayati, Konservasi, dan Atraksi Australia Barat, jalur jembatan yang melintasi Valley of the Giants tersebut merupakan jalur kuno yang sudah ada sejak zaman Neoproterozoikum pada 65 juta tahun yang lalu.

Pada zaman tersebut pula, Benua Australia masih menyatu dengan Benua Afrika, Antartika, kawasan Amerika Selatan, dan negara India. Semua menjadi satu benua besar yang dikenal dengan nama Gondwana atau Gondwanaland. Menarik, bukan?

Eits, tetapi kekaguman wisatawan belum berhenti sampai di situ. Pada ujung jembatan, Anda akan disuguhkan sebuah fenomena alam yang juga unik. Anda akan masuk ke sebuah wilayah yang disebut dengan nama Ancient Empires.

Ancient Empire merupakan sebuah kawasan yang cukup unik, karena terdapat banyak pohon yang memiliki lubang di batang bagian bawahnya. Tom Dempsey/PhotoSeek.com Ancient Empire merupakan sebuah kawasan yang cukup unik, karena terdapat banyak pohon yang memiliki lubang di batang bagian bawahnya.

Di wilayah tersebut terdapat sebuah pohon tua raksasa yang batangnya terbelah menjadi dua bagian. Batang pohon yang memiliki besar 15 meter itu bahkan dapat dilintasi oleh wisatawan.

Kawasan Ancient Empires ini merupakan akhir perjalanan menyusuri Valley of the Giants. Namun, bila masih ada waktu cukup, Anda bisa melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya, seperti Mandalay Beach dan Cospicuous Beach yang hanya terpaut jarak 40 kilometer dari taman nasional ini.

Di sana Anda bisa mengakhiri petualangan hari itu menikmati pemandangan matahari terbenam.

Bagaimana? Tertarik untuk memiliki petualangan seperti ini?

Bila Anda ingin merasakan pengalaman tersebut, maka segeralah rencanakan perjalanan menuju ke negara yang memiliki empat jenis musim dan terdekat dari Indonesia ini.

Masa tempuhnya yang hanya 4,5 jam penerbangan merupakan hal yang menguntungkan bagi wisatawan Indonesia.

Anda juga bisa menjelajah destinasi lain yang tersebar di Australia Barat. Tak hanya destinasi alam, negara bagian terbesar di Australia ini juga menawarkan berbagai hal lain, mulai dari seni, gaya hidup, hingga kuliner yang beragam.

Untuk info lebih lengkap mengenai Valley of the Giants dan berbagai destinasi wisata lainnya di Australia Barat, silakan kunjungi laman www.westernaustralia.com dan selamat bersenang-senang #SuatuHaridiAustraliaBarat—Just Another Day in Western Australia!


Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com