Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menpar: Status Pariwisata Bali Normal, Aman untuk Wisatawan

Kompas.com - 21/12/2017, 21:03 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan pariwisata Bali berstatus normal. Hal tersebut disampaikan pada konferensi pers akhir tahun di Kementerian Pariwisata, Jakarta, Kamis (21/12/2017).

"Sebelumnya sudah disampaikan jelas oleh Pak Luhut, Kemenko Maritim jika status Bali itu normal, kecuali jarak 6-10 kilometer dari puncak Gunung Agung yang masih awas," terang Arief Yahya.

Penetapan status tersebut disampaikan saat konferensi pers Kemenko Maritim, Luhut Binsar Panjaitan 15 Desember 2017. Keterangan tersebut berdasarkan perhitungan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

(Baca juga : Buktikan Bali Aman, Para Turis Selfie Berlatar Gunung Agung)

Hingga tanggal 15 Desember, Luhut mengatakan Gunung Agung masih meletupkan abu vulkanik kecil, tetapi angin cenderung bertiup ke arah timur. Berdasarkan hal tersebut, kondisi penerbangan Bali dinyatakan aman.

"Adapun jika kondisi angin bertiup ke barat, maka akan ada NOTAM (Notice To Airmen) dan itu sangat biasa terjadi di mana-mana, dan sudah ada prosedur pengamanannya," ujar Luhut dalam konferensi persnya, yang kembali diputar lewat tayangan video di Kementerian Pariwisata.

Pemandangan Gunung Agung di Karangasem, Bali, dilihat pada Kamis (21/9/2017). Sebagian besar masyarakat di sekitar gunung telah mengungsi secara mandiri karena tanda-tanda yang dirasakan saat ini mirip dengan kejadian sebelum Gunung Agung meletus pada 1963 silam.AFP PHOTO/SONNY TUMBELAKA Pemandangan Gunung Agung di Karangasem, Bali, dilihat pada Kamis (21/9/2017). Sebagian besar masyarakat di sekitar gunung telah mengungsi secara mandiri karena tanda-tanda yang dirasakan saat ini mirip dengan kejadian sebelum Gunung Agung meletus pada 1963 silam.
"Daerah di Bali lainnya dinyatakan normal, status pariwisata Bali aman kecuali radius terbatas," tegas Arief Yahya.

Oleh karena itu, menurut Arief, wisatawan mancanegara dan domestik diimbau jangan menggeneralisir status Bali. Menurut Arief, masih banyak destinasi yang aman dan bisa dinikmati di Bali.

Efek lumpuhnya pariwisata Bali

Sejak 22 September 2017, memang pariwisata Bali terus lumpuh. Dikarenakan status awas Gunung Agung yang terus mengeluarkan letupan abu vulkanik.

Semenjak itu, beberapa negara mengeluarkan travel warning, salah satunya China. Imbauan yang dikeluarkan China tersebut berlaku hingga 4 Januari 2014.

(Baca juga : 5 Destinasi di Bali yang Aman dari Dampak Letusan Gunung Agung)

Alhasil sekitar satu juta wisatawan mancanegara gagal masuk ke Indonesia, khususnya Bali. Dinas Pariwisata Bali menaksir kerugian devisa yang dialami mencapai Rp 750 milyar per hari.

Dua wisatawan berfoto dengan latar belakang Gunung Agung, di Desa Batu Niti yang berjarak sekitar 12 kilometer dari gunung berstatus awas itu, Karangasem, Bali, Senin (25/9/2017). Sebagian warga yang tinggal di kawasan rawan bencana di lereng timur laut Gunung Agung masih belum mengungsi meski gunung berstatus awas dan mereka telah dihimbau untuk meninggalkan kampung.ANTARA FOTO/NYOMAN BUDHIANA Dua wisatawan berfoto dengan latar belakang Gunung Agung, di Desa Batu Niti yang berjarak sekitar 12 kilometer dari gunung berstatus awas itu, Karangasem, Bali, Senin (25/9/2017). Sebagian warga yang tinggal di kawasan rawan bencana di lereng timur laut Gunung Agung masih belum mengungsi meski gunung berstatus awas dan mereka telah dihimbau untuk meninggalkan kampung.
Arief sempat mengalkulasi kerugian yang dialami Bali sebesar Rp 750 milyar per hari. Arief mengatakan jumlah tersebut berdasarkan perhitungan wisatawan mancanegara yang masuk per hari melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai, dikali jumlah rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara dan kurs nilai tukar dollar Amerika Serikat ke rupiah.

"Assesment kerugian? Per hari saja ya. Itu paling gampang per hari (hitungnya). Nanti tinggal (kali berapa hari). Per hari itu Bali wismannya (yang masuk) 15.000 orang. Kalau kita konversi ke devisa itu 250 miliar. Itu yang hilang (devisa) untuk Bali," kata Arief saat ditemui di sela-sela kunjungan kerja di Pelabuhan Balohan, Kota Sabang, Aceh, Kamis (30/11/2017).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com