Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 25/12/2017, 08:39 WIB
|
EditorI Made Asdhiana

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Ada destinasi wisata baru yang harus dicoba jika anda berkunjung ke Banyuwangi yaitu Doesoen Kakao yang berada di wilayah perkebunan PTPN XII, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Bukan hanya sekadar menikmati produk makanan dan minuman beraroma cokelat, wisatawan juga bisa belajar tentang sejarah serta pengelolaan cokelat karena Doesoen Kakao berada di areal perkebunan kakao seluas 1.500 hektar.

Titon Tantular, pengelola sekaligus manager Kebun Kendeng Lembu kepada Kompas.com beberapa waktu yang lalu menjelaskan kakao yang dihasilkan perkebunan Kendeng Lembu diekspor ke Jepang, Jerman, Perancis, Italia, Amerika, Malaysia dan Singapura.

Baca juga : Tukul Arwana: Belum Keliling Dunia kalau Belum ke Banyuwangi

Selain itu ada yang juga yang diolah sendiri menjadi permen cokelat untuk oleh-oleh wisatawan yang datang.

"Doesoen Kakao ini dibuka untuk umum sejak tahun 2016 tapi diresmikan baru November 2017 oleh Menteri BUMN Rini Soemarno," kata Titon.

Doesoen Kakao yang berada di wilayah perkebunan PTPN XII, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.ARSIP HUMAS PEMKAB BANYUWANGI Doesoen Kakao yang berada di wilayah perkebunan PTPN XII, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Ia menjelaskan cokelat Glenmore terkenal sebagai salah satu cokelat yang berkualitas terbaik di dunia yakni jenis Edel dengan biji warna putih, berbeda dengan biji cokelat yang umumnya berwarna keunguan.

Baca juga : Olah 30 Ton Cokelat per Bulan, Ini Kunci Sukses Chocodot dari Garut

Selain itu, kadar lemaknya rendah dan tidak mudah leleh serta cokelatnya cenderung asam buah-buahan dan after taste-nya menghasilkan rasa madu. Rata-rata setiap tahun, perkebunan Kendeng Lembu menghasilkan 800 kilogram setiap hektar dan setiap tahun bisa memproduksi cokelat hingga 950 ton.

Setelah puas berkeliling kebun cokelat dan mempelajari cara pembuatan cokelat, wisatawan bisa bersantai di kafe cokelat menikmati makanan dan minuman cokelat. Uniknya kafe tersebut adalah bangunan kuno peninggalan Belanda yang pernah digunakan sebagai rumah sinder atau kepala kebun.

Baca juga : Sejarah Cokelat Bisa Ditemui di Indonesia

Walaupun sudah diubah fungsi menjadi kafe, arsitektur bangunan tersebut masih dipertahankan. Di dinding juga dipasang papan yang menceritakan tentang sejarah cokelat hingga masuk ke Indonesia.

"Perkebunan ini sudah ada sejak zaman Belanda, jadi banyak wisatawan yang tertarik datang ke sini apalagi dari Eropa," katanya.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat berkunjung di Doesoen Kakao Glenmore Banyuwangi.KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat berkunjung di Doesoen Kakao Glenmore Banyuwangi.
Sementara itu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kepada Kompas.com menjelaskan Doesoen Kakao ini sangat menarik untuk dikunjungi karena langsung ada perkebunan cokelat, bukan hanya sekadar menjual produk-produk makanan cokelat.

"Di sini ada wisata sejarah cokelat, bisa belajar budidaya kakao mulai dari bibit hingga panen bahkan pengelolaannya karena semuanya ada di satu areal dengan pabrik. Apalagi ini tepat sekali di jalur lintas selatan. Jika jalur selatan sudah dibuka wah bisa ramai sekali ini," katanya.

Tertarik untuk menikmati salah satu cokelat terbaik di dunia? Yuk segera atur jadwal liburan ke Doesoen Kakao di Kecamatan Glenmore Banyuwangi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+