BOGOR. KOMPAS.com - Kekayaan alam Indonesia ternyata juga berbanding lurus dengan kekayaan budaya di Indonesia. Terlihat dari banyaknya karya buatan ragam suku di Indonesia yang berasal dari kekayaan alam Indonesia pula.
"Kekayaan alam Indonesia itu amat banyak, tapi etnisnya juga tak kalah banyak, ragam suku asli Indonesia plural sekali. Interaksi etnik manusia dengan alam itulah dipelaajari di Etnobotani," ungkap Dian Komara, Peneliti LIPI sekaligus Pengelola Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia, Jumat (5/1/2017).
Anda bisa melihat ragam karya seni sekaligus perkakas suku-suku Indonesia di salah satu museum di Bogor. Museum ini bernama Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia (Munasein), dikelola oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
(Baca juga : Unik, Museum di Bogor Ini Simpan Perkakas dari Bahan Alam Indonesia)
Munasein ini berlokasi di Jalan Ir. H. Juanda nomer 22-24 Kota Bogor. Munasein berada tepat di sisi gerbang Istana Bogor yang berbatasan dengan Museum Kepresidenan. Wisatawan bisa menempuhnya dengan berjalan kaki sekitar 500 meter dari Stasiun Bogor.
Seperti museum-museum LIPI lainnya, saat masuk ke Munasein akan terasa sarat akan keilmuan. Pada awalnya jika Anda belum mengetahui apa itu Etnobotani, mungkin akan terasa berat. Namun ternyata ilmu ini unik, dan dekat dengan kehidupan masyarakat.
Anda akan melihat warna-warna dinding yang berbeda dari setiap lorong yang ada di museum ini. Menurut Dian Komara, warna tersebut menunjukan zona koleksi mulai dari zona artistik, zona obat-obatan, zona food and beverages, hingga zona perkakas.
"Semuanya merupakan buatan ragam suku asli Indonesia sejak ratusan tahun lalu," ujar Dian Komara pada wisatawan.
KompasTravel pertama kali masuk ke zona food and beverage, di sini terdapat makanan dan minuman yang terbuat dari alam. Salah satu yang unik ialah etalase ragam khas dari berbagai etnis mulai dari bandrek, wedang jahe, uwuh, sekoteng, sarabba dan lainnya.
Tidak hanya sendok nasi, mangkok, tempat nasi, dan panci yang digunakan suku-suku asli Indonesia pun memiliki ciri khas masing masing.
(Baca juga : 5 Wisata Sekitar Stasiun Bogor Ini Cocok untuk Berlibur Akhir Pekan)
Salah satu etalase menunjukan pada wisatawan begitu besarnya fungsi tanaman pandan pada masa lalu. Dalam etalase tersebut terdapat beragam barang dari pandan, mulai dari tikar pandan dari Bali, lepa tempat beras dari Kendari, hambowage kipas pemisah padi dari Nias, kembut tempat beras dari Jambi, dan masih banyak lainnya.
Selain pandan, pohon aren pun salah satu rumpun palm yang amat berguna bagi suku-suku Indonesia zaman dahulu. Mulai akarnya yang dianyam, batangnya yang jadi alat berburu, hingga airnya yang jadi gula sehat hingga saat ini.
Sayangnya belum ada penjeasan terkait perbedaan dari satu tenun dengan tenun lainnya. Anda hanya bisa membedakannya dengan cara melihatnya sendiri, tanpa ada keterangan tertulis.
(Baca juga : 6 Museum Unik Sekitar Kebun Raya Bogor, Yakin Pernah Mampir?)
Selain hal-hal tersebut masih sangat banyak ragam karya berbagai suku di Indonesia lainnya. Total koleksi di museum ini berjumlah 1800 barang, tetapi yang bisa dipamerkan baru setengahnya.
Wisatawan bisa berkunjung di hari kerja mulai pukul 08.00-16.00 WIB. Sementara pada akhir pekan mulai 08.00-14.00 WIB. Harga tiket untuk masuk ke museum dengan dua lantai ini Rp 5.000 per orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.