Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nikmatnya Sembilang, Dicicipi Rakyat hingga Jokowi

Kompas.com - 13/01/2018, 11:03 WIB
Masriadi

Penulis

LHOKSUKON, KOMPAS.com - Dahari, terlihat sibuk melayani pembeli di Rumah Makan Sembilang, di Desa Parang Sikureung, Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara, Jumat (12/1/2018). Rumah makan berkonstruksi kayu itu sederet dengan toko lainnya.

Letaknya menghadap ke jalan line pipa, yang menghubungkan antara sentral pengolahan eksplorasi gas milik perusahan ExxonMobil (kini PT Pertamina Hulu Energi) ke jalan lintas nasional Medan-Banda Aceh.

(Baca juga : Apa Bedanya Gulai Jawa dengan Gulai Sumatera?)

Rumah makan usaha keluarga itu didirikan sejak tahun 1995 lalu. Saat itu, orang tua Dahari mendirikan bisnis kuliner yang menemui puncak kejayaannya. Karena, ExxonMobil memiliki empat cluster pengolahan gas di area itu. Praktis, karyawan perusahaan tersebut menjadikan rumah makan itu sebagai pusat makan siang.

(Baca juga : Lewat Pantura? Nikmati Gulai Ikan Karaoke di Demak)

Meski saat ini, era gas telah berakhir, namun kejayaan rumah makan itu masih bertahan. “Dibanding dulu, tentu ramai dulu daripada sekarang. Saat ini, meski masih ramai. Tapi tidak seramai dulu,” kata Dahari, penerus bisnis keluarga itu.

Pengunjung sedang menikmati makan siang dengan menu ikan sembilang di Rumah Makan Sembilang, Desa Parang Sikureung, Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, Jumat (12/1/2018).KOMPAS.com/MASRIADI Pengunjung sedang menikmati makan siang dengan menu ikan sembilang di Rumah Makan Sembilang, Desa Parang Sikureung, Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, Jumat (12/1/2018).
Untuk mendapatkan ikan air payau itu, Dahari membelinya dari masyarakat di Pasar Lhoksukon dan Pasar Geudong, Kecamatan Samudera, Aceh Utara. Dia membina hubungan baik dengan pencari ikan air payau sejak lama.

Dalam sehari, dia menghabiskan 10 kilogram ikan air payau itu. Namun, Dahari tidak menutup kemungkinan pesanan dalam jumlah besar.

“Kalau reguler itu kita siapkan 10 kilogram. Ibu saya yang masak, sampai sekarang resep masakannya, bumbunya, masih di tangan ibu saya. Itu racikan khusus,” terangnya.

Rasa ikan air tawar ini gurih dipadu padan santan, bawang, dan pedas nan menggelegar. Lemak santan itu menyatu dengan ikan nan lembut membuat rasanya semakin enak. Bahkan, pejabat daerah di Aceh dan Indonesia kerap berkunjung ke rumah makan itu.

Presiden Joko Widodo saat meresmikan pembangunan Waduk Krueng Keureuto, di Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, juga mencicipi ikan nan lezat itu. Presiden bahkan sempat memuji penganan yang sangat khas tersebut.

Gulai sembilang di Rumah Makan Sembilang, Desa Parang Sikureung, Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, Jumat (12/1/2018). KOMPAS.com/MASRIADI Gulai sembilang di Rumah Makan Sembilang, Desa Parang Sikureung, Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, Jumat (12/1/2018).
Dahari mematok harga Rp 25.000 per porsi. “Kalau bagian kepala ikan itu harganya Rp 35.000 per porsi. Kan kepalanya jauh lebih besar,” katanya sambil tersenyum.

Untuk pemesanan dalam jumlah besar, Dahari mempersilakan masyarakat menelepon dirinya. Pasalnya, kalau tidak buat janji, dikhawatirkan jauh-jauh datang, namun ikan sembilang itu sudah habis.

“Saran saya, kalau mau datang ramai, pesan dulu. Biar kita siapkan dalam jumlah besar,” kata laki-laki berbadan tinggi dan besar plus rambut ikal itu.

Untuk menuju Rumah Makan Sembilang, Anda bisa menggunakan rute lewat jalan nasional Medan-Banda Aceh. Jika dari arah Medan menuju Banda Aceh, setibanya di Simpang Ceubrek, Kecamatan Syamtalira Aron, Aceh Utara berbeloklah ke kiri.

Ikuti jalan line pipa milik PT Pertamina Hulu Energi itu sampai menemukan Simpang Parang Sikureung. Nah, di sisi kanan simpang itulah rumah makan tersebut.

Turis sedang menikmati makan siang dengan gulai sembilang Rumah Makan Sembilang, di Desa Parang Sikureung, Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, Jumat (12/1/2018).KOMPAS.com/MASRIADI Turis sedang menikmati makan siang dengan gulai sembilang Rumah Makan Sembilang, di Desa Parang Sikureung, Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, Jumat (12/1/2018).
Lalu, silakan pesan ikan sembilang yang spesial tersebut. “Kami buka sejak pukul 11.00 WIB sampai jelang Ashar,” kata Dahari.

Dia menyebutkan, bisnis kuliner soal rasa dan hati. Jika pelanggan telah dimanjakan dengan rasa nan lezat, maka sejauh apa pun lokasi itu, pasti akan dicari. “Saya bersyukur atas capaian ini. Tentu, kami terus menjaga menu terbaik, rasa yang standar, dan itu yang diinginkan pelanggan,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com