Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Soto Sasak Tulen Amaq Ait di Lombok yang Legendaris

Kompas.com - 15/01/2018, 07:54 WIB
Fitri Rachmawati

Penulis

MATARAM, KOMPAS.com - Sebuah rombong sederhana berwarna silver, di samping, telur ayam yang telah matang dijejer rapi, lengkap dengan ketupat, mi telur, tauge, potongan sayur kembang, aroma bawang goreng dan koya yang memikat.

Asap kemudian mengepul, aroma rempah yang mengugah selera.

"Ini soto daging, semua bumbu kami tuangkan bersama potongan daging di air yang telah mendidih, jadi kuah daging pertama menjadi milik pelanggan," kata Istiana, pedagang soto Amaq Ait, di Kekalik, Ampenan Kota Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu (13/1/2018).

(Baca juga : Ke Banyuwangi, Daniel Mananta Jatuh Cinta pada Rujak Soto)

Semangkuk soto daging Sasak Tulen ini pas di kantong, cukup dengan Rp 12.000 Anda bisa menikmati kelezatan soto sasak tulen Amaq Ait. “Sasak itu nama suku orang Lombok, 'tulen' itu artinya khas atau asli, jadi soto Amaq Ait ini soto Sasak Tulen atau soto Sasak Asli," kata Istiana.

Aroma rempah dan serutan pertama soto ini benar-benar tak terlupakan, harumnya koya yang ditabur dan sentuhan bawang goreng, serta perasan jeruk nipis, pelengkap khas soto Amaq Ait.

(Baca juga : Mulai Langka, Sarapan dengan Serabi Sasak di Lombok)

Rasa daging sapi yang empuk sangat gurih karena bumbu rempahnya telah meresap, sebutir telur ayam utuh dan potongan ketupat, tentu tak akan membuat perut keroncongan, sarapan dengan soto Amaq Ait adalah pilihan tepat.

Inilah soto Sasak Tulen Amaq Ait yang legendaris. Setelah Amaq Ait meninggal, cucu menantunya meneruskan berjualan soto di Jalan Pandji Tilar Negara, Kekalik Ampenan, Lombok, NTB. Kini soto khas Sasak ini diburu penggemarnya.KOMPAS.COM/FITRI Inilah soto Sasak Tulen Amaq Ait yang legendaris. Setelah Amaq Ait meninggal, cucu menantunya meneruskan berjualan soto di Jalan Pandji Tilar Negara, Kekalik Ampenan, Lombok, NTB. Kini soto khas Sasak ini diburu penggemarnya.
Syamsul yang menghabiskan masa kanak-kanaknya di Lingkungan Kekalik Kijang-Ampenan, Kota Mataram, mengaku sejak duduk di sekolah dasar tahun 1980-an telah kecantol dengan soto Amaq Ait.

"Dulu jualannya di Jalan Swadaya Kekalik, di pinggir jalan hanya pakai meja biasa tanpa rombong di depan rumahnya. Jualan pagi mulai jam 7 pagi dan sebelum dzuhur, soto sudah habis," kata Syamsul yang kini menjadi anggota DPRD Kota Mataram dari Fraksi Nasional Demokrat.

Meskipun sudah menjadi anggota dewan dia tetap jatuh hati pada soto Amaq Ait. Ketika soto Sasak Tulen itu berhenti berjualan, lantaran peracik bumbu rempahnya, Amaq Ait atau H Muhamnad Sait meninggal dunia, Syamsul mencari keturunan pedagang soto sasak legendaris itu agar meneruskan usaha Amaq Ait.

"Ini cucu menantunya yang diberikan warisan bumbu rempah soto Amaq Ait, maka kita bantu agar dia bisa berjualan lagi, ternyata banyak yang rindu bumbu soto Amaq Ait Sasak Tulen yang khas," katanya.

Suharni, warga Mataram juga sempat merasa kehilangan jejak soto ini, dan setelah dapat kabar dari mulut ke mulut ternyata keturunan Amaq Ait jualan soto khasnya di Jalan Pandji Tilar Negara, Kekalik, Suharni pun memburunya.

"Ini saya beli lima bungkus untuk keluarga, rasa soto ini benar-benar beda dengan soto-soto lain di Lombok yang kebanyakan bumbu dan bikin enek, kalau soto Amaq Ait ini pas rasanya, anak-anak saya juga suka," kata Suharni.

Inilah soto Sasak Tulen Amaq Ait yang legendaris. Setelah meninggal, cucu menantu Amaq Ait meneruskan berjualan soto di Jalan Pandji Tilar Negara, Kekalik Ampenan, Lombok, NTB.KOMPAS.COM/FITRI Inilah soto Sasak Tulen Amaq Ait yang legendaris. Setelah meninggal, cucu menantu Amaq Ait meneruskan berjualan soto di Jalan Pandji Tilar Negara, Kekalik Ampenan, Lombok, NTB.
Tempat jualan soto ini sangat sederhana, berbekal pinjaman ruangan sederhana atau kios seluas 2,5 meter kali 3, Istiana melanjutkan resep yang diwariskan padanya.

Menurut cerita Istiana, Amaq Ait yang merupakan kakek dari suaminya adalah seorang pekerja keras. Setelah menikah dengan cucu Amaq Ait, Istiana selalu menemani Amaq Ait berjualan soto, bahkan menuju ke pasar membeli daging segar menjadi tugasnya.

Selepas subuh, dia harus ke pasar membeli daging segar, taoge, mi telur dan ketupat. Semua proses dijalani dengan cepat dengan bahan-bahan yang masih segar.

Kuah soto adalah andalan rasa khas soto ini, dan tentu saja bumbunya menjadi rahasia Istiana setelah diwariskan resep legendaris itu oleh Amaq Ait.

Setelah Amaq Ait meninggal, Istiana melanjutkan jualan soto. Sempat terhenti setelah istri Amaq Ait, Inaq Sapiah meninggal 3 tahun silam.

Inilah soto Sasak Tulen Amaq Ait yang legendaris. Setelah meninggal, cucu menantu Amaq Ait meneruskan berjualan soto di Jalan Pandji Tilar Negara, Kekalik Ampenan, ombok, NTB.KOMPAS.COM/FITRI Inilah soto Sasak Tulen Amaq Ait yang legendaris. Setelah meninggal, cucu menantu Amaq Ait meneruskan berjualan soto di Jalan Pandji Tilar Negara, Kekalik Ampenan, ombok, NTB.
"Karena semua tanahnya telah dibagi, dan saya hanya cucu menantu, cuma kebagian resep, tempat jualan pun tak ada lagi. Syukur penggemar soto kakek saya membantu dan kami bisa melanjutkan semangatnya mengenalkan kuliner khas Sasak ini," kata Istiana.

Susy Sumadi, pengemar soto legendaris ini mengaku kehilangan jejak soto khas itu. Namun saat mengetahui lokasi tempat jualan soto Amaq Ait, Susy berencana membeli dan mengobati rasa rindunya pada kaldu khas soto Amaq Ait yang segar dan nikmat itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com