Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cadik Nusantara, Perahu yang Selamat dari Kebakaran Museum Bahari

Kompas.com - 17/01/2018, 16:24 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebakaran yang melanda Museum Bahari, Selasa (16/1/2018) melalap banyak koleksi berharga. Untungnya, ruang kapal nusantara yang memamerkan kapal asli maupun miniatur kapal selamat dari kebakaran tersebut.

Salah satu benda yang masih utuh adalah perahu Cadik Nusantara. Perahu legendaris tersebut tampak dalam kondisi baik setelah api di Museum Bahari berhasil dipadamkan.

"Ya, itu (Kapal Cadik Nusantara) selamat juga dari kebakaran, soalnya letaknya bersebelahan dengan cadik papua. Ada di lantai bawah, tetapi yang ruang pamer di atasnya terbakar," kata Pendiri Komunitas Jelajah Budaya, Kartum Setiawan saat dihubungi KompasTravel, Rabu (17/1/2018). Kartum saat pemadaman api Museum Bahari berada di lokasi tersebut.

Perahu Cadik Nusantara, merupakan perahu yang dibawa oleh petualang Effendy Soleman dalam beberapa petualangan mengarungi laut sendirian.

(Baca juga : Berita Foto: Potret Museum Bahari dari Masa ke Masa Sebelum Terbakar)

Tahun 1986 tercatat sebagai petualangan panjang pertama Effendy. Bersama perahu cadik yang terbuat dari batang pohon nangka, ia mengarugi laut dari Jakarta menuju Toboali, Bangka.

Tahun 1988, Effendy kembali mengarugi laut. Kali ini dari Jakarta menuju Bandar Sri Bengawan, Brunei Darussalam.

(Baca juga : Ada Kapal dari Papua, Ini Koleksi Bersejarah di Museum Bahari)

Satu tahun kemudian, tepatnya 1989 bersama tujuh orang perempuan, Effendy kembali berlayar ke Pulau Bangka. Ekspedisi tersebut dinamakan Ekspedisi Wanita Cadik Nusantara. Tahun 1996, Effendy lantas kembali mengarugi laut seorang diri ke Penang, Malaysia.

Saat berlayar, tak jarang Effendy mengalami rintangan. Seperti kondisi cuaca yang buruk, perahu bocor, terkena malaria, sampai dikira mata-mata oleh kepolisian air Malaysia. Namun hati Effendy tampaknya tertambat di laut.

(Baca juga : Sejarah Museum Bahari, dari Gudang Rempah hingga Penyimpanan Senjata)

Sang petualang, kembali berlayar pada 2005. Satu tahun pasca-tsunami Aceh, Effendy melakukan ekspedisi dalam rangka memperingati peristiwa bencana alam besar tersebut.

Effendi Soleman sedang melempar tali tambat kepada seorang anggota TNI AL, sesaat setelah dirinya berlabuh di pelabuhan Tanjung Batu Pemangkat, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (6/9/2013)KOMPAS.com/YOHANES KURNIA IRAWAN Effendi Soleman sedang melempar tali tambat kepada seorang anggota TNI AL, sesaat setelah dirinya berlabuh di pelabuhan Tanjung Batu Pemangkat, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (6/9/2013)

Vakum dari dunia pelayaran selama enam tahun, 2011 Effendy memulai kembali petualangannya. Kali ini ia tidak sendiri.

Bersama dengan empat awak yang terdiri dari Mahasiswa Pencinta Alam, Pramuka dan wartawan, ia mengarungi lautan dari Sabang sampai Merauke sejauh kurang lebih 9.000 mil. Ekspedisi tersebut dinamakan Ekspedisi Layar Sabang-Merauke 2011, Katir Nusantara 2.

Petualangan terakhir Effendy terjadi tahun 2013. Kali ini ia menggunakan perahu tradisional Bali, jukung. Dalam Ekspedisi Lintas Nusa Bali-Brunei 2013, pelayaran ini dipandang tidak biasa.

Selain menggunakan kapal yang biasa digunakan oleh nelayan tradisional, saat itu usia Effendy sudah tidak muda. Ia berusia 62 tahun. Namun semangatnya luar biasa, dalam ekspedisi tersebut ia membawa misi membangkitkan semangat bahari kepada para pemuda Indonesia.

Itulah ekspedisi terakhir Effendy. Pada 9 Juli 2014, Effendy Soleman meninggal dunia di usia 63 tahun.

"Senang saja melaut. Terlebih bisa menaklukkan laut. Itu adalah kepuasan dan mempertahankan eksistensi nenek moyang Indonesia adalah pelaut," kutipan Effendy saat diwawancara awak media.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com