Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Lompat Batu Bawomataluo, Persiapan sebelum Perang

Kompas.com - Diperbarui 02/08/2021, 18:47 WIB
I Made Asdhiana

Editor

Tradisi lompat batu hanya dilakukan oleh seorang pria. Tradisi Hombo Batu diwariskan secara turun-temurun di setiap keluarga dari ayah kepada anak laki-lakinya. Namun, tidak semua pemuda Nias dapat melakukannya meskipun sudah berlatih.

Tahun 1992, gambar atraksi lompat batu menghiasi uang Rp 1.000. Atraksi tersebut telah lama menjadi daya tarik pariwisata di Pulau Nias, khususnya di Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara.

Baca juga: Pulau Asu, Pesona Keindahan dari Nias

Tradisi lompat batu di Pulau Nias, Sumatera Utara, yang dalam bahasa daerah disebut Hombo Batu atau Fahombo.ANTARA FOTO/IRSAN MULYADI Tradisi lompat batu di Pulau Nias, Sumatera Utara, yang dalam bahasa daerah disebut Hombo Batu atau Fahombo.
Wisatawan akan tercengang melihat pemuda mengenakan pakaian adat dengan gagah melompati batu setinggi dua meter dan tepuk tangan sebagai 'hadiah' bentuk ketakjuban akan atraksi tersebut.

Bentuk batu seperti piramida dengan pucuk yang tak lancip. Tersusun dari batu-batu, lebarnya di dasarnya sekitar satu meter.

Baca juga: Fahombo Lahir dari Tradisi Perang di Nias

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com