Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Lompat Batu Bawomataluo, Persiapan sebelum Perang

Kompas.com - Diperbarui 02/08/2021, 18:47 WIB
I Made Asdhiana

Editor

KOMPAS.com - Ketika mendengar tentang Pulau Nias, sebagian orang akan tergambar di benaknya lompat batu, satu atraksi budaya yang telah terkenal hingga ke dunia internasional.

Desa Bawomataluo, merupakan salah satu desa yang terdapat tradisi lompat batu. Tradisi ini disebut Hombo Batu atau Fahombo. Desa ini berada di Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan, Provinsi Sumatra Utara.

(Baca juga : Tak Perlu ke Luar Negeri, Laut Mati Juga Ada di Nias Utara)

Bawomataluo berarti bukit matahari. Hal ini karena desa ini berada di ketinggian 400 meter di atas bukit.

Warga dan wisatawan pun dapat melihat keindahan matahari terbit dan tenggelam di desa ini. Di "Bukit Matahari" itu masyarakat akan disuguhkan berbagai ragam atraksi adat dan budaya.

Hawanya sejuk karena di ketinggian. Selain itu, wisatawan bisa melihat rumah ada khas Nias yang masih lestari di desa ini.

Tradisi lompat batu di Pulau Nias, Sumatera Utara, yang dalam bahasa daerah disebut Hombo Batu atau Fahombo.ANTARA FOTO/IRSAN MULYADI Tradisi lompat batu di Pulau Nias, Sumatera Utara, yang dalam bahasa daerah disebut Hombo Batu atau Fahombo.
Hombo Batu merupakan tradisi yang muncul dari kebiasaan berperang antar-desa, masing-masing desa membentengi wilayahnya dengan batu atau bambu setinggi dua meter.

Karena itu, tradisi lompat batu lahir dan dilakukan sebagai sebuah persiapan sebelum berperang.

Baca juga: Menjelajah Situs Megalitik di Nias yang Berusia Ribuan Tahun

Tradisi lompat batu di Pulau Nias, Sumatera Utara, yang dalam bahasa daerah disebut Hombo Batu atau Fahombo.ANTARA FOTO/IRSAN MULYADI Tradisi lompat batu di Pulau Nias, Sumatera Utara, yang dalam bahasa daerah disebut Hombo Batu atau Fahombo.
Tradisi lompat batu hanya dilakukan oleh seorang pria. Tradisi Hombo Batu diwariskan secara turun-temurun di setiap keluarga dari ayah kepada anak laki-lakinya. Namun, tidak semua pemuda Nias dapat melakukannya meskipun sudah berlatih.

Tahun 1992, gambar atraksi lompat batu menghiasi uang Rp 1.000. Atraksi tersebut telah lama menjadi daya tarik pariwisata di Pulau Nias, khususnya di Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara.

Baca juga: Pulau Asu, Pesona Keindahan dari Nias

Tradisi lompat batu di Pulau Nias, Sumatera Utara, yang dalam bahasa daerah disebut Hombo Batu atau Fahombo.ANTARA FOTO/IRSAN MULYADI Tradisi lompat batu di Pulau Nias, Sumatera Utara, yang dalam bahasa daerah disebut Hombo Batu atau Fahombo.
Wisatawan akan tercengang melihat pemuda mengenakan pakaian adat dengan gagah melompati batu setinggi dua meter dan tepuk tangan sebagai 'hadiah' bentuk ketakjuban akan atraksi tersebut.

Bentuk batu seperti piramida dengan pucuk yang tak lancip. Tersusun dari batu-batu, lebarnya di dasarnya sekitar satu meter.

Baca juga: Fahombo Lahir dari Tradisi Perang di Nias

Tradisi lompat batu di Pulau Nias, Sumatera Utara, yang dalam bahasa daerah disebut Hombo Batu atau Fahombo.ANTARA FOTO/IRSAN MULYADI Tradisi lompat batu di Pulau Nias, Sumatera Utara, yang dalam bahasa daerah disebut Hombo Batu atau Fahombo.
Kepedulian dan regenerasi menjadi kata kunci agar lompat batu tetap terjaga, sehingga budaya Indonesia semakin dikenal di dunia internasional.

Desa Bawomataluwo sendiri ditetapkan sebagai Desa Cagar Budaya Nasional oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada tahun 2018.

Baca juga: 17 Destinasi Wisata Andalan di Gunungsitoli, Kepulauan Nias

Akses mencapai Pulau Nias bisa via udara, yaitu melalui Bandara Binaka di Kota Gunung Sitoli. Rute paling umum ke Bandara Binaka bisa dicapai melalui Medan (Bandara Kualanamu), Sumatera Utara.

Dari Bandara Binaka yang berada di sisi timur pulau, perlu perjalanan darat ke arah pesisir selatan pulau. Desa Bawamataluwo berada di sisi selatan Pulau Nias. Lama perjalanan darat dengan mobil sekitar tiga jam.

(IRSAN MULYADI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com