Liburan ke Chiang Mai Thailand, Mampirlah ke Kuil Tua Sejak Tahun 1345

CHIANG MAI, KOMPAS.com - Chiang Mai, salah satu provinsi di utara Thailand yang menyimpan ragam kebudayaan khas. Salah satu cara mengamatinya, Anda perlu berkunjung ke Kuil Wat Phra Singh.

Kuil Wat Phra Singh sendiri merupakan satu kuil tertua di Chiang Mai. Kuil itu jadi representasi budaya Thailand Utara.

"Salah satu kuil tertua, yang dibangun 1345 oleh Kerajaan Lanna," tutur Salah satu pemandu wisata dalam program Familiarization Trip dari Thailand Authority of Thailand (TAT), Khun Suree, Rabu (24/1/2018) pagi.

Kuil dengan luas satu hektar lebih ini berlokasi di, Singharat Road, Subdistrict Phra Sing, Provinsi Chiang Mai, Thailand. Letaknya tak jauh dari Chiang Mai University.

Menurut Suree, kuil ini salah satu kuil dari tiga kuil terpenting di Thailand. Hal itu karena Kuil Wat Phra Singh merepresentasikan salah satu budaya berpengaruh di Thailand, yaitu bagian utara.

"Bagian utara Thailand dipengaruhi sekali oleh Budha Burma. Dengan suhu yang lebih dingin, budaya hingga bangunannya pun menyesuaikan," terangnya sembari berkeliling.

Jika Anda pernah menyambangi kuil lain di Thailand, seperti di Bangkok, Anda akan melihat jelas perbedaannya. Diantaranya, sangat banyak ornamen ukiran emas yang menghiasi kuil ini.

"Banyak ornamen ukiran di bagian luar kuil. Juga di candinya," terangnya.

Untuk mengelilinginya wisatwan harus berjalan searah jarum jam. Hal ini telah menjadi pakem sejak lama, walaupun menurutnya tak ada mitos atau efek negatif apapun, hanya berkaitan dengan etika.

Ada tujuh bangunan yang bisa dikunjungi. Tiap-tiap bangunan memiliki fungsinya tersendiri. Mulai aula utama, tempat persembahyangan masal, lalu berjalan sedikit ada tempat biksu utama, lalu tempat biksu baru.

Dari situ berjalan sebentar ada museum biksu di kuil Wat Phra Singh. Di bagian belakang terdapat candi emas besar, dengan ornamen gajah di setiap sisinya. Jangan bayangkan seperti candi di Indonesia, karena candi di sini memiliki kaki kubus, dengan kubah bulat.

Setelah itu berjejer asrama pendidikan biksu, dan perpustakaan. Wisatawan bisa masuk ke aula utama, dengan membayar 20 bath sekitar Rp 8.600 untuk donasi. Jangan lupa mematuhi peraturan yang ada, mulai membuka sepatu hingga tidak menggunakan flash saat memfoto.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.