Matcha yang Populer
Ada alasan tertentu mengapa matcha begitu populer di dunia, dibanding teh Jepang lainnya misalnya gyokuro. “Matcha populer karena bisa diolah jadi makanan dan minuman,” tutur Ratna.
Ratna menjelaskan rasa matcha cenderung polos dan tidak pahit. Rasanya yang polos ini pun cocok dikreasikan ke berbagai hidangan makanan seperti kue hingga olahan minuman. Ratna sendiri mengaku lebih menyukai matcha latte (minuman seduhan matcha dicampur susu) dibanding seduhan matcha itu saja.
Dalam buku “The Tea Industry” (2000), penulisnya Nick Hall menyebutkan matcha yang sebelumnya digunakan dalam upacara minum teh, kini hadir dalam berbagai produk. Matcha diaplikasikan mulai dari es krim, kue, bahkan mi soba.
Hall juga menyebutkan bahhwa konsumsi satu cangkir seduhan matcha dipandang sama dengan meminum 10 cangkir seduhan daun teh hijau. Matcha kaya zat katekin yang baik untuk kesehatan. Dengan semakin meningkatnya peran teh hijau untuk kesehatan, matcha memiliki potensi penjualan yang cukup besar.
Sementara itu, Fanda Soesilo, founder Sugabites Patisserie menuturkan bahwa kue matcha termasuk salah satu kue yang paling laku di tokonya. Sugabites Patisserie merupakan toko kue yang berdiri sejak 2005 dan saat ini memiliki tiga outlet, salah satunya di Senopati, Jakarta.
Produk kue matcha di toko ini diberi nama Darren’s Greenies. Fanda menuturkan pihaknya telah membuat matcha cake sejak tahun 2013. Dari 22 macam kue di Sugabites Patisserie, Darren’s Greenies masuk peringkat ketiga kue paling laris.
Darren’s Greenies tersedia dalam berbagai ukuran mulai dari petite (bites) sampai ukuran 28 centimeter. Pada situs resmi Sugabites Pattiserie disebutkan harga untuk ukuran bites adalah Rp 18.000. Fanda mengaku untuk outlet di Jakarta, pihaknya bisa memproduksi 500-600 Darren’s Greenies ukuran bites dalam sebulan.
Menurut Fanda, kue-kue dari Sugabites Patisserie tidak memakai pewarna buatan. Selain itu, kue-kue dibuat menggunakan bahan alami terutama buah. Khusus untuk Darren’s Cake, warna hijau pun didapat dari matcha.
“Jadi green-nya diambil dari matcha. Color cakes kita tidak berwarna-warni,” katanya.
Ia membeli matcha khusus untuk baking yang asli dari Jepang. Karena merupakan bahan alami, warna matcha tidak konsisten setiap diolah menjadi kue. Sehingga setiap membuat kue matcha, warna hijau yang dihasilkan tidak selalu sama persis dengan kue yang sebelumnya sudah dibuat.
“Semua bahan fresh atau buah juga sama. Tidak bisa 100 persen persis warnanya,” kata Fanda.
Sementara itu, kedai kopi Starbucks di Indonesia sudah beberapa tahun ini menjual produk teh yaitu Teavana. Menurut Marketing Communication & CSR Manager Starbucks, Yuti Resani, Teavana memiliki penggemarnya sendiri. Walaupun ia mengakui penjualan kopi di Starbucks masih tetap terbaik.
Salah satu minuman berbasis teh di Starbucks Indonesia adalah Green Tea Latte. Minuman Green Tea Latte ini, kata Yuti, dibuat dari matcha. Yuti menuturkan bahwa Green Tea Latte merupakan salah satu minuman favorit di Starbucks Indonesia.
“Untuk Green Tea Latte, minuman tersebut merupakan ‘top lima’ minuman favorit di Starbucks Indonesia,” kata Yuti.