Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/02/2018, 08:16 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gunungan dari kue keranjang diarak sepanjang Jalan Sudiroprajan. Kemeriahan semakin terasa ketika ada atraksi barongsai, reog ponorogo, kesenian Jawa lain, serta hiasan lampion. Pemandangan langka ini dapat disaksikan di Solo, Jawa Tengah ketika Grebeg Sudiro.

Perayaan ini umumnya diselenggarakan tujuh hari sebelum Tahun Baru China. Segala kemeriahan Grebeg Sudiro adalah lambang akulturasi tradisi Tionghoa dan Jawa, yang melebur dalam suasana hangat toleransi. Namun Grebeg Sudiro bukan cuma lambang, ada fungsi lain dari perayaan lintas etnis ini. 

"Tampilan apik yang bertempat di komplek Pasar Gedhe itu juga merupakan jembatan sejarah mengulik riwayat orang-orang China di Solo sudah ada jauh sebelum Keraton Kasunanan berdiri walau jumlahnya belum banyak," kata Dosen Prodi Sejarah Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Heri Priyatmoko saat dihubungi KompasTravel, Senin (29/1/2018).

(Baca juga : Menjelang Imlek, Perajin Barongsai di Bogor Kebanjiran Order)

Heri menjelaskan jika komunitas Tionghoa di Solo hadir untuk berdagang. Peradaban besar Bengawan Solo melibatkan jaringan anak sungai telah melahirkan ekosistem Pasar Gedhe yang mewadahi perdagangan lintas etnis.

Blusukan ke rumah kuno bekas juragan kulit di Kelurahan Sudiroprajan yang menjadi kantong warga keturunan Tionghoa di Kota Solo. Sejak dulu penduduk asli Jawa dan keturunan Tionghoa hidup berdampingan dan berasimilasi, antara lain melalui perkawinan.
KOMPAS/SRI REJEKI Blusukan ke rumah kuno bekas juragan kulit di Kelurahan Sudiroprajan yang menjadi kantong warga keturunan Tionghoa di Kota Solo. Sejak dulu penduduk asli Jawa dan keturunan Tionghoa hidup berdampingan dan berasimilasi, antara lain melalui perkawinan.
Ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa ibu kota Keraton Mataram dari Kartasura dipindahkan ke Desa Sala ialah adanya keramaian aktivitas niaga yang tidak jauh dari lokasi ibu kota yang baru. Pihak istana berharap dapat memungut pajak untuk biaya operasional kerajaan. (Soedarmono 2004).

"Dunia industri di Solo pengujung abad ke 21 mulai berkembang sebagai imbas dari kebijakan masuknya modal asing dan modernisasi yang dilakukan pemerintah kolonial.

(Baca juga : Lily Hambali, Perajin Barongsai yang Tersohor hingga Arab Saudi)

Situasi ini mendorong pertumbuhan komunitas Tionghoa di Solo yang tergerak mengadu nasib dan bermukim di kota. Dalam perkembangannya, mereka bertempat tinggal di wilayah Kasunanan, yaitu Ketandan depan Pasar Gedhe, Balong, Mijen, Kepanjen, Samaan, Sudiroprajan, dan Limolasan," kata Heri.

Akan tetapi ada yang membedakan antara komunitas Tionghoa yang tinggal di Balong dan daerah lain. Dekade pertama abad ke-20, komunitas Tionghoa yang tinggal di Balong merupakan golongan ekonomi menengah ke bawah.

Dijelaskan pada periode tersebut sebagian besar wilayah Balong masih berupa tanah lapang yang kumuh. Di lapangan itu telah dihuni para buruh, baik Tionghoa maupun orang Jawa yang mendirikan rumah bilik.

Warga antusias menyaksikan arak-arakan peserta kirab dalam tradisi Grebeg Sudiro di Kota Solo, Jawa Tengah, Minggu (22/1/2017). Grebeg Sudiro, yang diselenggarakan mendekati perayaan Imlek, juga mewakili nilai toleransi dan akulturasi budaya masyarakat Solo.KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA Warga antusias menyaksikan arak-arakan peserta kirab dalam tradisi Grebeg Sudiro di Kota Solo, Jawa Tengah, Minggu (22/1/2017). Grebeg Sudiro, yang diselenggarakan mendekati perayaan Imlek, juga mewakili nilai toleransi dan akulturasi budaya masyarakat Solo.
Tanah lapang yang kumuh serta dipenuhi rumpun bambu berfungsi untuk tempat pembuangan tulang dari rumah jagal di Jagalan. Di Balong diangkat seorang pemimpin dengan jabatan Kapiten China yang bertanggung jawab kepada raja maupun Belanda.

Heri menjelaskan dalam penelusuran ilmiah Riyadi (2011) daerah Balong semakin menonjolkan keunikan, lantaran di kawasan Pecinan orang Jawa diberikan izin leluasa di daerah tersebut. Lantas terjadi interaksi harmonis berujung kawin campur. Terciptalah akulturasi dari perkawinan campur tersebut.

Camilan dari bahan kacang dan gula jawa, ampyang menjadi lambang akulturasi yang banyak dikaitkan sebagai lambang masyarakat Balong.

Oleh-oleh dodol, jenang, onde-onde, enting-enting kacang, ampyang jahe, intip, belut goreng, keripik tempe sagu, keripik bayem, belut, gemplak, dodol, bakpia, dan aneka jajajan lain yang dijual di Pasar Klewer Sementara, Sabtu (23/7/2016). Wisatawan bisa menemukan aneka oleh-oleh jajanan di Blok D Pasar Klewer Sementara.KOMPAS.COM/WAHYU ADITYO PRODJO Oleh-oleh dodol, jenang, onde-onde, enting-enting kacang, ampyang jahe, intip, belut goreng, keripik tempe sagu, keripik bayem, belut, gemplak, dodol, bakpia, dan aneka jajajan lain yang dijual di Pasar Klewer Sementara, Sabtu (23/7/2016). Wisatawan bisa menemukan aneka oleh-oleh jajanan di Blok D Pasar Klewer Sementara.
"Dari sekian pemukiman etnis Tionghoa di Solo, hanya komunitas Tionghoa Balong yang mampu berakulturasi dengan budaya Jawa sehingga komunitas ini ikut memperkaya komposisi komunitas masyarakat di Solo," kata Heri.

Beda dengan komunitas Tionghoa lainnya di Solo yang kental dengan nuansa bisnis, komunitas Tionghoa di Balong terkenal karena campuran budaya dengan pembauran yang baik. Tahun 1998, Balong menjadi lokasi komunitas China yang luput dari aksi kekerasan pada Mei 1998.  

Stigma negatif kerusuhan rasial pada 1743, 1911, 1965, 1980, dan 1998 di Solo perlahan dikikis dengan jalur kultural. Grebeg Sudiro menurut Heri adalah bukti tingginya kesadaran masyarakat Solo untuk bahu membahu, menghilangkan stigma negatif.

"Grebeg Sudiro bagaikan panggung untuk menguatkan ikatan persaudaraan masyarakat kota yang majemuk, strategi kebudayaan yang jitu. Barangkali perlu ditiru oleh kota-kota lain demi merayakan pembauran dan menguatkan tali hubungan lintas etnis yang harmonis," kata Heri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

14 Aturan Berkunjung ke Pameran Repatriasi, Boleh Memotret di Area Tertentu

14 Aturan Berkunjung ke Pameran Repatriasi, Boleh Memotret di Area Tertentu

Travel Update
Pengalaman Berkunjung ke Pameran Repatriasi, Lihat Pusaka Pangeran Diponegoro

Pengalaman Berkunjung ke Pameran Repatriasi, Lihat Pusaka Pangeran Diponegoro

Jalan Jalan
10 Kota Termurah di Dunia 2023, Mana Saja?

10 Kota Termurah di Dunia 2023, Mana Saja?

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Umbul Sigedang-Kapilaler di Klaten

Harga Tiket dan Jam Buka Umbul Sigedang-Kapilaler di Klaten

Travel Update
3 Wisata sambil Olahraga Alam Bebas di Bangka, Akses Dekat ke Bandara

3 Wisata sambil Olahraga Alam Bebas di Bangka, Akses Dekat ke Bandara

Travel Update
5 Aktivitas di Pantai Klotok Wonogiri, Main Air hingga Naik ATV

5 Aktivitas di Pantai Klotok Wonogiri, Main Air hingga Naik ATV

Travel Tips
10 Kota Termahal di Dunia, Peringkat 1 dari Negara Tetangga Indonesia 

10 Kota Termahal di Dunia, Peringkat 1 dari Negara Tetangga Indonesia 

Travel Update
5 Aktivitas di Pameran Repatriasi, Lihat Arca dan Ambil Majalah Gratis

5 Aktivitas di Pameran Repatriasi, Lihat Arca dan Ambil Majalah Gratis

Travel Tips
Harga Tiket Terbaru Gunung Api Purba Nglanggeran, Siang dan Malam Berbeda

Harga Tiket Terbaru Gunung Api Purba Nglanggeran, Siang dan Malam Berbeda

Travel Update
Umbul Sigedang-Kapilaler, Satu Lagi Pemandian dengan Air Sebening Kaca di Klaten

Umbul Sigedang-Kapilaler, Satu Lagi Pemandian dengan Air Sebening Kaca di Klaten

Jalan Jalan
Taman Nasional Terindah Ketiga di Dunia, Ternyata dari Indonesia

Taman Nasional Terindah Ketiga di Dunia, Ternyata dari Indonesia

Travel Update
Tiket Kereta Diskon 25 Persen di #DiIndonesiaAja Travel Fair, Yogyakarta Jadi Favorit

Tiket Kereta Diskon 25 Persen di #DiIndonesiaAja Travel Fair, Yogyakarta Jadi Favorit

Travel Update
6 Tips Berkunjung ke Pantai Klotok Wonogiri, Datang Pagi

6 Tips Berkunjung ke Pantai Klotok Wonogiri, Datang Pagi

Travel Tips
Liburan Sekeluarga Keliling Singapura, Kini Bisa Naik Transportasi Privat

Liburan Sekeluarga Keliling Singapura, Kini Bisa Naik Transportasi Privat

Travel Update
9 Tempat Wisata di PIK 2 buat Liburan Akhir Tahun 

9 Tempat Wisata di PIK 2 buat Liburan Akhir Tahun 

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com