BANYUWANGI, KOMPAS.com - Bu Legi (45), warga Kampung Kerantigan, Kelurahan Pengantigan terlihat meracik es tofu pelangi di acara Festival Tahu Tempe di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (9/2/2018). Uniknya bahan utama es tofu pelangi tersebut dominan terbuat dari tahu.
"Untuk yang potongan campuran es warna kuning ini campuran tahu dengan jagung manis. Kalau yang seperti degan kelapa muda ini adalah nata de coco juga dicampur tahu," kata Bu Legi.
(Baca juga : Tahu Walik Sambel Petis, Cara Unik Menikmati Tahu di Banyuwangi)
Es tofu pelangi itu juga dilengkapi dengan kolang-kaling dan serutan es serta biji selasih serta susu kental manis.
Bu Legi bercerita untuk mengurangi aroma tahu yang kuat, dia memeras tahu mentah hingga air tahunya habis dan tersisa ampas bagian putih tahu.
"Airnya harus benar-benar habis baru tahu putihnya di masak dengan jagung manis dan dipotong kecil-kecil dadu termasuk yang nata de coco. Kenapa airnya harus dibuang agar tidak asam dan tidak beraroma tahu sama sekali," katanya.
"Rasa sate tempenya manis dan sedikit pedas. Ditusuk seperti sate. Banyak juga yang pesan langsung datang ke rumah," katanya.
(Baca juga : Menikmati Bekamal, Masakan Khas Using Banyuwangi yang Hampir Punah)
Bukan hanya es tofu dan sate tempe, di Fetsival Tahu Tempe yang diselenggarakan di sepanjang Jalan Kali Lo, Kelurahan Pengantigan tersebut juga menyediakan berbagai macam jenis makanan dengan bahan utama tempe dan tahu seperti keripik tempe, peyek tempe, tempe mendoan, kerupuk tahu brownies tahu, cokelat tempe, serabi tempe, spageti tempe, stik tempe, cookies tempe, bakso tempe, dan burger tempe.
"Semua bahan utama tempe dan tahu didapatkan dari perajin tempe yang ada di kampung ini," kata Bu Legi.
Tidak hanya itu, di festival ini, juga ada tempe berukuran raksasa yang dinamai “tempe mongkleng” serta tahu buto dengan berat hampir 15 kilogram.
Kampung Tempe di Tengah Kota Banyuwangi
Kampung Kerantigan, Kelurahan Pengantigan, Kecamatan Banyuwangi berada di jantung kota Banyuwangi dan sudah menjadi sentra pembuatan tempe sejak tahun 1960-an.
Saat itu tempe yang terkenal adalah Tempe Bik Hasanah dan Tempe Samud. Lalu pada tahun 1970-an, datang keluarga Senari dari Malang yang juga membuka usaha tempe di wilayah Kampung Kerantigan.
Saat ini tercatat 28 perusahaan tempe dan 2 perusahaan tahu yang ada di Kampung Kerantigan. Posisi kampung yang berada di dekat Sungai Kalilo juga dianggap strategis karena untuk industri tempe membutuhkan pengairan yang bagus.