KOMPAS.com - Sinar matahari menembus sebuah lembah di Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur, Senin (29/1/2018).
Tuan rumah sudah bangun duluan untuk mempersiapkan hidangan sarapan pagi sambil mempersiapkan diri untuk pergi sekolah. Saya, Benediktus Adeni, Levi Betaya juga Paskalis Peli Purnama mempersiapkan diri. Selesai sarapan pagi, kami satu per satu mandi.
Hari itu kami sudah mengagendakan untuk mengunjungi perkampungan yang terjauh dari Kecamatan Elar. Semua persiapan untuk menjelajahi kawasan itu sudah beres. Sang sopir, Benediktus Adeni sudah menghidupkan mesin kendaraannya.
(Baca juga : Berjemurlah di Pantai Liang Mbala, Flores, Rasakan Sensasinya...)
Pagi itu kami berempat berada dalam kendaraan. Kami berangkat jam 09.15 Wita. Mulailah perjalanan kami dari rumah saudara Paskalis Peli Purnama menuju ke pusat Kecamatan Elar.
Saya mempersiapkan segala peralatan kerja, seperti kamera, note book dari Kompas.com, alat rekam serta sebuah handphone. Yang lain juga mempersiapkan jas hujan plastik karena saat itu musim hujan di seluruh Manggarai Timur. Tak lupa dengan buku catatan untuk mencatat segala peristiwa yang terjadi selama perjalanan tersebut.
(Baca juga : Selain Komodo, Ada 5 Destinasi Wisata di Sekitar Labuan Bajo)
Sungguh kami berhadapan dengan medan berat. Jalan yang pernah diaspal sejak Bupati Gaspar Parang Ehok (Bupati Manggarai dua periode) terkelupas dan rusak. Beruntung mobil yang kami tumpangi cocok dengan medan berat. Mobil Estrada yang tahan terhadap segala medan berat. Namun, sang sopir yang memiliki nyali besar dan berani disertai pengalaman dalam menghadapi medan berat itu membuat kami tenang dalam perjalanan.
Laju kendaraannya tidak terlalu cepat dan penuh kehati-hatian karena keselamatan manusia dalam kendaran diutamakan. Masing-masing pribadi berdoa dalam hati agar perjalanannya selamat sampai tujuan juga saat pulang.
Dari pusat ibu kota Kecamatan Elar, kami melintasi jalan berkelok-kelok, juga jalan menurun dan mendaki. Sebelum memasuki wilayah Kelurahan Lempang Paji, ada longsoran. Jalannya sempit pas untuk kendaraan karena bagian sisi kanan jalan itu dipenuhi tanah longsor serta bagian kiri bawahnya terdapat batu besar. Longsoran dan batu itu belum dibersihkan. Kami terus laju sambil berbincang-bincang tentang kondisi jalan yang penuh dengan tantangan untuk menghibur diri.
Menolong Seorang Ibu
Di pinggir jalan berdiri seorang ibu yang mengendong anaknya. Kami menaruh iba terhadap ibu itu sehingga kami sepakat untuk menolongnya. Ibu yang mengendong anaknya itu sedang pulang dari wilayah Ranamese menuju ke kampung Paji, Kelurahan Lempang Paji. Sebelumnya, mereka berangkat dengan sepeda motor bersama suaminya dari kawasan Ranamese. Tiba-tiba di dalam perjalanan motor suaminya itu rusak.
Kami persilahkan ibu itu duduk di bagian depan untuk menghormati kaum perempuan apalagi saat itu sedang hujan rintik-rintik.
Kami sempat istirahat di Kampung Tetes, Desa Golomunde untuk berjumpa dengan seorang saudara. Kami disuguhkan minuman kacang kedelai.
Selanjutnya kami mengajak saudara itu untuk sama-sama menuju kampung Marabola, Desa Legurlai. Kampung Marabola merupakan tujuan perjalanan kami di hari pertama menjelajahi kawasan Kecamatan Elar. Sebelum tiba di kampung itu, kami menghantar ibu di Kampung Paji. Rumah keluarga itu pas di pinggir jalan.