Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Imlek, Kuliner Langka Pang Chiam Ditemukan di Bangka

Kompas.com - 15/02/2018, 10:12 WIB
Heru Dahnur ,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Salah satu kuliner tradisional yang mulai langka untuk perayaan Imlek masih bisa ditemukan di sejumlah rumah warga di Desa Benteng, Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung.

Makanan khas ini, diperkirakan sudah masuk ke Tanah Air sejak abad ke-18 seiring kedatangan para pekerja tambang dari daratan China ke Pulau Bangka.

Kue Pang Chiam-Thong Che atau kue kembang gula diproduksi dalam jumlah terbatas, dengan proses pembuatan yang cukup panjang. Di pasaran, kue ini mulai tersisihkan dengan munculnya beragam kuliner zaman kekinian.

Baca juga : Enam Hidangan Khas Imlek dan Artinya

Keluarga Ma Chun Ho di Desa Benteng, menjadi salah satu warga yang masih melestarikan pembuatan kue tersebut. Keahlian membuat kue dipelajari secara turun-temurun.

Di rumahnya yang sederhana, Ma Chun Ho (35) yang biasa dipanggil Aho, meracik bahan-bahan sederhana seperti garam, tepung terigu, air dan gula pasir.

“Pembuatan kue Pang Chiam diawali dengan pembuatan kembang gula. Caranya, gula pasir yang telah dicampur dengan air dipanaskan hingga adonan mengental,” kata Aho saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (14/2/2018).

Baca juga : Beberapa Tradisi Imlek yang Hanya Ada di Indonesia

Aho mengungkapkan, dibutuhkan waktu hingga satu jam lamanya, sampai adonan gula siap untuk dibentuk.

“Diperlukan keterampilan khusus karena adonan yang sudah mengental diolah saat kondisinya masih panas,” kata Aho.

Kompas.com mendapat kesempatan untuk melihat langsung pembuatan Pang Chiam. Sebuah pasak kayu yang terpasang di dinding rumah, dijadikan alat untuk mengaduk-ngaduk adonan hingga tercampur sempurna dan berubah warna menjadi putih susu.

Baca juga : 2 Makanan Ini Tak Dimakan Etnis Tionghoa saat Imlek, Apa Saja?

Adonan kemudian dibuat tipis memanjang sampai akhirnya dingin dan membeku. Kembang gula pun akhirnya jadi dan siap untuk dipotong-potong.

Pemotongan dilakukan ekstra hati-hati menggunakan sebilah golok yang telah dipanaskan.

Kue Pang Chiam dengan kulit lumpia dan kembang gula di dalamnya siap dihidangkan di rumah Ma Chun Ho di Desa Benteng, Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, Rabu (14/2/2018).KOMPAS.COM/HERU DAHNUR Kue Pang Chiam dengan kulit lumpia dan kembang gula di dalamnya siap dihidangkan di rumah Ma Chun Ho di Desa Benteng, Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, Rabu (14/2/2018).
Setelah kembang gula terbentuk, proses selanjutnya dengan membuat kulit lumpia. Sekilas bahan yang digunakan mirip dengan adonan untuk pembuatan martabak. Hanya saja untuk lumpia ini tepung terigu diolah lebih padat dan dioleskan tipis-tipis pada alat masak yang telah dipanaskan.

Kue Pang Chiam selanjutnya disajikan dengan kulit lumpia sebagai pembungkus yang di dalamnya terdapat kembang gula dan butiran kacang yang telah dihaluskan bersama gula merah.

Salah satu anggota keluarga pewaris Pang Chiam, Kim Cun (55), mengatakan, nama kue Pang Chiam berasal dari permainan Pang Chiam. Permainan ini menggunakan media batangan kayu bulat yang dikocok menggunakan tabung dan ditarik secara bergantian.

Setiap batang kayu yang ditarik memiliki arti dan makna berbeda, sekaligus menandai keluarga yang berhak untuk mencicipi kue terlebih dahulu.

“Disebabkan proses pembuatannya yang cukup rumit, hanya tinggal beberapa keluarga saja yang  menyediakan Pang Chiam Tong Che dalam acara silaturahmi menjelang Imlek,” ujarnya.

Sementara bagi Ma Chun Ho sendiri, keahlian membuat kue Pang Chiam menjadi usaha sampingan, selain bekerja sebagai montir barang-barang elektronik.

Bapak tiga anak ini, biasa berkeliling untuk menjajakan kue Pang Chiam ke sejumlah lokasi yang sudah menjadi langganan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com