Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Anda Makan Sushi Ternyata Aneh bagi Orang Jepang

Kompas.com - 17/02/2018, 20:24 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sushi dan sashimi, makanan khas Jepang yang digemari di Indonesia. Saat makan sushi atau sashimi, saus pelengkap yang disediakan adalah shoyu dan wasabi.

Wasabi memberikan rasa pedas yang berasal dari tanaman wasabi, semacam umbi-umbian yang merupakan tanaman endemik Jepang. Sementara shoyu merupakan kecap asin khas Jepang. Bagaimana cara Anda makan sushi dan sashimi menggunakan shoyu dan wasabi?

Menurut Chef Masami Okamoto yang merupakan koki berkewarganegaraan Jepang yang telah bekerja di Indonesia selama 17 tahun, kebiasaan orang Indonesia adalah menaruh shoyu pada piring kecil yang telah disediakan hingga penuh.

Lalu, wasabi ditambahkan shoyu, kemudian baru diaduk-aduk hingga tercampur rata.  Chef Masami menilai orang Indonesia sangat gemar wasabi, jadi biasanya wasabi yang dicampur ke shoyu dalam jumlah yang banyak. Setelah itu, sushi atau sashimi dicelupkan ke saus shoyu yang telah tercampur wasabi tersebut.

Baca juga : Apa Bedanya Sashimi dan Sushi?

Saat dicelup pun, sushi atau sashimi biasanya terkena shoyu dalam jumlah banyak. Setelah shoyu dan wasabi telah membalur sushi atau sashimi, baru kemudian dimakan. Apakah Anda salah satu orang yang makan sushi atau sashimi dengan cara seperti ini?

"Memang tergantung orangnya. Kalau orang Jepang rekomennya, misalnya makan sashimi, taruh dulu di piring. Lalu ambil wasabi sedikit dan taruh di atas ikan," jelas Chef Masami yang lancar berbahasa Indonesia itu, kepada KompasTravel di Jakarta, Senin (12/2/2018).

Baca juga : Inilah Sushi Khas Grobogan, Mau Tahu Isinya?

Setelah itu, sashimi dicelupkan sedikit saja ke shoyu. Biasanya hanya seujung kecil sashimi. Ibaratnya hanya sekadar kena shoyu saja. Tidak sampai dicelup sepenuhnya ke shoyu, apalagi sampai terendam dalam shoyu.

Sementara untuk sushi, tutur Masami, misalnya sushi jenis nigiri (sushi yang bagian atasnya ikan atau bahan laut lainnya, sedangkan di bawahnya nasi), sentuhkan sedikit bagian ikan ke shoyu. Jadi sushi perlu dibalik, agar yang terkena shoyu adalah bagian atasnya.

Baca juga : Jangan Campur Wasabi dan Kecap Saat Makan Sushi, Ini Alasannya...

Sedangkan sushi jenis maki (sushi yang nasi dan isian ikan atau bahan lautnya digulung dalam nori atau rumput laut), celupkan sedikit bagian nori ke shoyu. Bukan di bagian atas yang terlihat nasi dan isiannya.

Intinya, nasi jangan sampai terkena shoyu. "Nanti nasinya jadi hancur," jelas Masami.

Baca juga : Bagaimana Cara yang Benar Makan Sushi?

Chef Masami saat ini menjabat sebagai Executive Chef Keyaki Restaurant, salah satu restoran Jepang tertua di Jakarta yang berlokasi di Hotel Sari Pan Pacific. Ia sendiri telah berkarir menjadi chef masakan Jepang selama 29 tahun.

Chef Masami OkamotoKompas.com/Ni Luh Made Pertiwi F. Chef Masami Okamoto
Masami mengawali karirnya di Jepang. Sebelum berkarir di Indonesia pada tahun 2001, ia sempat bekerja di Eropa, yaitu di Perancis dan Jerman.

"Cara orang Indonesia makan sushi dan sashimi itu tidak salah. Tapi kalau kita orang Jepang lihatnya, itu bagi kita terlihat aneh," kata Masami.

Baca juga : Mencicipi Kaisen-don, Nasi dengan Topping Sashimi di Hokkaido

Ia menuturkan orang Jepang saat menikmati sushi atau sashimi, mengejar cita rasa asli dari kesegaran ikan atau bahan laut yang digunakan. Jadi, lanjutnya, shoyu dan wasabi sifatnya hanya membantu mengangkat rasa saja. Bukan malah menjadi rasa yang dominan.

Karena menggunakan ikan dan bahan laut yang mentah, rasa asli yang terasa pun begitu halus. Sementara shoyu memiliki rasa asin yang kuat. Sedangkan rasa kuat dari wasabi yang beredar di Indonesia adalah pedas yang menghentak. Ketika sushi dan sashimi terlalu banyak terkena shoyu dan wasabi, rasa asli dari ikan pun jadi kalah dari shoyu dan wasabi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com