Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjelajahi Desa Tenun di Manggarai Timur, Flores (3)

Kompas.com - 18/02/2018, 09:11 WIB
Markus Makur,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

Kepala Desa Legurlai, Frederikus Maksimus N Rawan kepada KompasTravel mengatakan Desa Legurlai, Kecamatan Elar terkenal dengan pohon cendana. Untuk itu saya berani mengatakan bahwa Desa ini disebut Desa Cendana Legurlai.

Selain pohon cendana, lanjut Maksimus, desa ini juga terkenal dengan penghasilan kacang hijau. Warga di desa ini mampu menghasilkan ratusan ton kacang hijau, juga ada kopi jember dan tembakau. Hanya sayangnya, desa ini masih minim perhatian dari akses jalan yang memadai.

Jalan berlumpur di Wilayah Elar, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur, Minggu (28/1/2018).KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Jalan berlumpur di Wilayah Elar, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur, Minggu (28/1/2018).
Jalan kabupaten sepanjang empat kilometer. Jalan Toang-Pongkos sepanjang sembilan kilometer hanya disusun batu, juga dari cabang Pongkos-Marabola sepanjang lima kilometer masih dipasang batu. Belum ada sentuhan aspal di wilayah desa ini. Bahkan, dua jembatan menuju ke kampung Marabola belum dibangun.

"Saya merencanakan membangunnya dengan dana desa, namun, saya tetap waspada dengan regulasi. Saya akan berkonsultasi dengan pihak yang lebih tinggi agar dua jembatan ini bisa dibangun dengan menggunakan dana desa," kata Maksimus.

Terpisah dua warga Kampung Tetes, Desa Golo Munde, Silvanus Asar dan Bernadus Dandung kepada KompasTravel saat dijumpai di lokasi persawahan menjelaskan, infrastruktur jalan di seluruh Kecamatan Elar masih minim perhatian. Warga sangat menderita dengan kondisi jalan yang belum baik. Warga mengambil padi di persawahan Gising harus melewati jalan buruk.

“Kami berharap ada perhatian serius dari pemerintah setempat. kami membutuhkan akses jalan yang bagus demi kelancaran lalu lintas perekonomian ke pasar maupun ke Kota Borong, ibu kota Kabupaten Manggarai Timur maupun Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai untuk menjual hasil perdagangannya. Pak sendiri merasakan bagaimana beratnya perjalanan dari Kota ke Kecamatan Elar,” katanya.

Selain itu warga Dusun Nao, Desa Compang Soba, Tadeus Ranus, Selasa (30/1/2018) kepada KompasTravel, menjelaskan, akses jalan menuju sejumlah desa di wilayah ini masih sangat rusak parah. Jalan masuk dari pertigaan Gereja Mombok sampai di Desa Compang Soba masih jalan tanah, walaupun ada sebagian sudah di pasang batu, namun, jalannya sudah rusak lagi.

“Saya merasakan sendiri jalan yang rusak. Untuk itu saya berharap ada perhatian yang serius dari pemerintah setempat,” harapnya.

Perjalanan menuju Wilayah Elar dan Elar Selatan, di Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur, Minggu (28/1/2018).KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Perjalanan menuju Wilayah Elar dan Elar Selatan, di Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur, Minggu (28/1/2018).
Warga Kampung Puncak Weong, Desa Rana Gapang, Donatus Jalu menjelaskan, akses jalan ke Kampung Puncak Weong, Desa Rana Gapang masih jalan tanah. Sejak kemerdekaan sampai dengan Presiden Soeharto dan Presiden Sekarang belum ada perhatian yang serius terhadap akses jalan ke kampung yang berada di puncak Weong ini.

“Kami bersyukur ada seorang wartawan mampu mengunjungi kampung Puncak Weong agar suara kami disalurkan kepada pemerintah Indonesia. Baru tahun 2018 ini seorang wartawan berani sampai di Kampung Puncak Weong yang sangat tertinggal. Anak-anak menuju Sekolah Menengah Pertama dan Atas dari kampung ini harus berjalan kaki sepanjang empat kilometer. Kalau pergi-pulang ditempuh delapan kilometer. Baru beberapa meter saja yang sudah disusun batu. Saat musim hujan seperti sekarang. Akses jalan penuh dengan lumpur ditambah dengan longsor kiri kanan jalan. Tolong salurkan suara kami kepada pemerintah pusat agar memperhatikan akses jalan ke Kampung Puncak Weong,” harapnya.

Sementara Bupati Manggarai Timur, Yoseph Tote saat di wawancara KompasTravel di pintu masuk Kantor Bupati Lehong didampingi Kepala Badan Keuangan Daerah, Boni Hasudungan bersama ajudan Bupati pada Januari 2018 seusai Natal dan Tahun Bersama Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Timur ketika ditanya soal surat terbuka dari Imam dan tokoh Masyarakat dari wilayah Kecamatan Elar menjelaskan, silakan menyurati Presiden atau di atasnya.

Akses jalan ke wilayah Elar dan Elar Selatan sudah diatur dalam Undang-Undang bahwa akses jalan itu adalah jalan propinsi. Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Timur tidak mau melanggar regulasi yang ditentukan Undang-Undang.

Padang rumput di Flores, NTT.KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Padang rumput di Flores, NTT.
“Saya tidak mau melanggar regulasi yang sudah ditentukan Undang-Undang. Memang sebagian jalan kabupaten sudah diurus oleh pemerintah setempat sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Anggaran keuangan daerah 2018 ini lebih banyak untuk membiayai Pemilihan Umum Kepala Daerah Manggarai Timur 2018 senilai kurang lebih Rp 40 miliar. Kita tetap memperhatikan jalan di seluruh Manggarai Timur,” jelasnya.

Menyimpan Warisan Leluhur

Wilayah Kecamatan Elar dan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur menyimpang warisan leluhur. Ritual-ritual adat masih terjaga dengan baik. Selain itu, kain tenun khas Rembong dan Biting masih terus dilestarikan oleh kaum perempuan di wilayah itu.

Juga wilayah itu dikenal dengan wilayah toleransi karena hidup berdampingan umat islam dan Katolik. Selain itu ada Gereja tua yang kini sudah usia 75 tahun lebih. Bahkan, ada bahasa rembong yang sudah dibukukan oleh missionaris dan warga setempat.

Suasana pedesaan di Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT, Senin (29/1/2018).KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Suasana pedesaan di Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT, Senin (29/1/2018).
Selain itu ada kampung bersejarah yang pernah ditulis Frans Sarong di Kompas. Nama kampung bersejarah itu adalah Kampung bersejarah Bukit Tuwit. Dan masih banyak warisan budaya yang bisa mendunia. Bahkan, ada sebuah tempat yang diteliti oleh Pater Otto Vollerzt, SVD. 

(Bersambung...)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com