Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Eiger Bakal Daki Gunung Berbahaya Hkakabo Razi di Myanmar

Kompas.com - 01/03/2018, 12:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim ekspedisi dari brand penyedia perlengkapan dan peralatan kegiatan luar ruang alam tropis Indonesia, Eiger berencana mendaki salah satu gunung paling berbahaya di dunia, Gunung Hkakabo Razi, Myanmar pada tahun 2020. Pendakian Gunung Hkakabo Razi tersebut akan melibatkan pendaki-pendaki internasional.

"Dari hasil riset kami, pendakian Gunung Hkakabo Razi itu berat. Butuh waktu 15-19 hari untuk ke kaki gunung. Itu melewati hutan. Tahun 2020, kami Eiger ingin ke Hkakabo Razi tahun 2020," kata Marketing Communications Manager PT Eigerindo Multi Produk Industri selaku pemegang brand Eiger, Arif Husein dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (28/2/2018).

Menurutnya, pemilihan Gunung Hhakaborazi adalah lantaran dipilih karena memiliki karakteristik kombinasi hutan tropis dan salju. Selain, itu Gunung Hkakabo Razi juga tak kalah menarik dibanding gunung-gunung salju lain.

"Di dunia pendakian ada istilah naik haji yaitu naik gunung ke 7 puncak dunia. Ada satu gunung di Asia Tenggara, itu yang cocok untuk istilah naik haji yaitu Hhkabo Razi," kata Arif.

Tim Eiger Adventure Service Team (EAST), Galih Donikara mengatakan pendakian Gunung Hkakabo Razi telah direncanakan sejak tahun 2014. Menurut Galih, pihak Eiger telah memperhitungkan segala bahaya yang muncul selama pendakian Gunung Hkakabo Razi.

Dua orang porter melewati sebuah jembatan di Kachin State, Myanmar dalam misi pendakian Gunung Hkakabo Razi dari tim ekspedisi North Face - National Geographic.NATIONAL GEOGRAPHIC / CORY RICHARD Dua orang porter melewati sebuah jembatan di Kachin State, Myanmar dalam misi pendakian Gunung Hkakabo Razi dari tim ekspedisi North Face - National Geographic.
"Kalau ambisi iya, prestise iya. Semangat kita Merah Putih banget. Kami ingin mempersembahkan karya anak bangsa ini. Untuk mencapai ke sana, itu perlu persiapan mental dan ketugahan hati untuk melaksanakan," jelasnya.

Galih yang juga anggota Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Wanadri menyebut tahun ini telah membentuk steering commitee untuk pendakian Gunung Hkakabo Razi. Adapun nantinya, lanjut Galih, tim pendaki akan terdiri dari 7 orang dari 7 negara dan 7 komunitas.

"Kami ingin menggabungkan (pendakian) ini bukan melihat Eiger. Kami ingin menggabungkan dengan pendaki internasional. Itu kombinasinya. Kami tidak sertamerta unjuk gigi. Kami ingin mendapatkan pengetahuan dari pendaki lainnya," jelasnya.
 
Galih menekankan pendakian Gunung Hkakabo Razi terbilang menarik dan berbahaya. Pasalnya, menurutnya, ada beberapa tim pendaki sebelumnya gagal untuk mendaki Gunung Hkakabo Razi.
 
"Kalau menarik dan berbahaya itu benar. Hkakabo Razi itu berada di ujung timur laut Pegunungan Himalaya. Hutan rimbanya perawan. Tahun ini kami akan survei ke titik awal pendakian. Kami akan bekerjasama antar pemerintah," tambahnya.
 
Tim pendaki Hkakabo Razi dari ekspedisi North Face - National Geographic yakni Renan Ozturk, Emily Harrington, dan Hillary O Neill berada di basecamp Gunung Hkakabo Razi.NATIONAL GEOGRAPHIC / CORY RICHARD Tim pendaki Hkakabo Razi dari ekspedisi North Face - National Geographic yakni Renan Ozturk, Emily Harrington, dan Hillary O Neill berada di basecamp Gunung Hkakabo Razi.
Mengenal Gunung Hkakabo Razi

Gunung Hhakaborazi merupakan salah gunung di dunia dengan karakteristik tropis dan salju yang terletak di perbatasan Myanmar dan China. Gunung Hhakaborazi berketinggian sekitar 5.881 meter di atas permukaan laut.

Beberapa pendaki tercatat telah berhasil mendaki Gunung Hkakabo Razi seperti dari Jepang dan Myanmar. Pendaki Jepang yang berhasil mendaki Hkakabo Razi seperti dikutip dari National Geographic yaitu Takashi Ozaki pada tahun 1996.

Hkakabo Razi sendiri tergolong gunung berbahaya lantaran medannya yang sulit dan juga kondisi keamanan yang tak kondusif di perbatasan Myanmar. Untuk bisa mendaki Gunung Hkakabo Razi, seperti yang dikatakan Galih, minimal membutuhkan waktu 20 hari hanya untuk tiba di kaki gunung.

Keylan Mcmillan dalam artikelnya di National Geographic tahun 2015 menulis tantangan mendaki Gunung Hkakabo Razi adalah hutan yang berbahaya dan kondisi geopolitik di perbatasan Myanmar yang tak aman. Salah satunya adalah di negara bagian Kachin, dekat titik pendakian Gunung Hkakabo Razi.

Tim pendaki Gunung Hkakabo Razi dari North Face - National Geographic saat mendaki medan gunung yang bersalju. NATIONAL GEOGRAPHIC / CORY RICHARD Tim pendaki Gunung Hkakabo Razi dari North Face - National Geographic saat mendaki medan gunung yang bersalju.
"Ini lebih dari ekspedisi pendakian gunung dengan segala kerumitan persiapan logistik. Kami tahu beberapa ada yang salah," kata Jenkins, salah satu tim Ekpedisi North Face - National Geographic tahun 2014 dalam artikel yang ditulis Keylan.

Konflik negara bagian Kachin juga berdekatan dengan negara bagian Shan, akibat kontak senjata antara militer dan kelompok bersenjata pernah tercatat pada bulan Februari tahun 2017.

Konflik juga pernah terjadi dan menyebabkan lebih dari 20.000 orang mengungsi sejak pertempuran antara tentara dan kelompok bersenjata meletus di dekat perbatasan dengan China pada akhir November 2016.

Gunung Hkakabo Razi sendiri belum disebut-sebut sebagai gunung tertinggi di Asia Tenggara. Namun, ada beberapa pihak yang menyebut gunung tertinggi di Asia Tenggara adalah Gamlang Razi.

"Tak ada orang yang berhasil mengukur ketinggian Hkakabo Razi," kata U Paw Mint Yoo, anggota Myanmar Hiking and Mountain Federation seperti dikutip dari The Myanmar Times.

Beberapa waktu sebelumnya juga ada pendaki Gunung Hkakabo Razi asal Myanmar yang hilang setelah mendaki. Mereka dikabarkan telah tiba di puncak Gunung Hkakabo Razi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com