Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serunya Mencapai Puncak Kastel Himeji Memakai Kimono!

Kompas.com - 05/03/2018, 14:50 WIB
Nursita Sari,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

HIMEJI, KOMPAS.com - Kastel Himeji di Kota Himeji, Prefektur Hyogo, Jepang, menjadi salah satu warisan dunia yang diakui UNESCO.

KompasTravel bersama rombongan wartawan dari Indonesia mengunjungi tempat tersebut pada Minggu (4/3/2018).

Sebelum menuju area Kastel Himeji, kami menyewa kimono di kawasan Miyuki-dori. Harganya 3.980 Yen untuk sewa satu hari, mulai pukul 10.00-18.00. Khusus untuk perempuan, rambut Anda juga bisa dirias dengan tambahan 300 Yen.

Baca juga : Apa Bedanya Yukata dan Kimono Khas Jepang?

Sesak. Begitulah kesan pertama memakai kimono. Sebab, perut kami diikat dengan tali kimono tersebut. Namun, kami merasa keren memakai baju tradisional Jepang itu.

Pemandangan dari lantai teratas atau puncak Himeji Castle di Kota Himeji, Prefektur Hyogo, Jepang, Minggu (4/3/2018).KOMPAS.com/NURSITA SARI Pemandangan dari lantai teratas atau puncak Himeji Castle di Kota Himeji, Prefektur Hyogo, Jepang, Minggu (4/3/2018).
Selesai berpakaian kimono, kami lanjut berjalan kaki menyusuri trotoar yang lebar menuju Kastel Himeji. Jaraknya lebih kurang 1,5 kilometer.

Area Kastel Himeji dikelilingi sungai yang bersih. Kami menyeberang jembatan dan menuju gerbang masuk benteng tersebut.

Baca juga : Pelancong, Kyoto, dan Kimono...

Sore itu, banyak wisatawan domestik maupun asing yang datang ke Kastel Himeji. Namun, sangat jarang wisatawan yang memakai kimono.

Memasuki area benteng, wisatawan akan disambut taman yang luas dengan pohon sakura yang banyak. Sayangnya, pohon itu masih gundul karena sakura baru mekar sekitar April.

Wisatawan berdoa di lantai teratas atau puncak Himeji Castle di Kota Himeji, Prefektur Hyogo, Jepang, Minggu (4/3/2018).KOMPAS.com/NURSITA SARI Wisatawan berdoa di lantai teratas atau puncak Himeji Castle di Kota Himeji, Prefektur Hyogo, Jepang, Minggu (4/3/2018).
Kami terus berjalan menuju puncak benteng. Kami harus mendaki sebelum sampai ke dalam benteng.

Dari luar, semua bangunan benteng tampak berwarna putih.

Sampai di dalam benteng, petugas mempersilakan wisatawan untuk membuka sepatu atau sandal dan menggantinya dengan sandal kain yang disediakan. Petugas telah menyediakan kantong plastik untuk wadah sepatu atau sandal yang dipakai.

Seluruh bangunan terbuat dari kayu yang kokoh. Untuk mencapai puncak benteng, kami harus naik ke lantai enam menggunakan tangga kayu. Tidak ada eskalator atau elevator yang disediakan.

Bangunan Himeji Castle di Kota Himeji, Prefektur Hyogo, Jepang, terbuat dari kayu, Minggu (4/3/2018).KOMPAS.com/NURSITA SARI Bangunan Himeji Castle di Kota Himeji, Prefektur Hyogo, Jepang, terbuat dari kayu, Minggu (4/3/2018).
Kami yang memakai kimono cukup kesulitan mencapai puncak benteng. Kami harus mengangkat kimono itu agar lebih leluasa menaiki tangga.

Meski naik ke puncak Kastel Himeji dengan berkimono melelahkan, semuanya terbayar dengan pemandangan di sekeliling benteng.

Kami bisa melihat pemandangan kota Himeji dengan angin yang segar. Perjalanan menuju puncak Kastel Himeji dengan berkimono pun terasa sangat seru.

Di tengah lantai teratas Kastel Himeji, tampak orang-orang mengantre untuk sembahyang. Mereka memasukkan koin dan berdoa di sana.

Himeji Castle di Kota Himeji, Prefektur Hyogo, Jepang, Minggu (4/3/2018).KOMPAS.com/NURSITA SARI Himeji Castle di Kota Himeji, Prefektur Hyogo, Jepang, Minggu (4/3/2018).
Director of Regional Revitalization Division Pemerintah Kota Himeji, Kojiro Fukuda, mengatakan, ada dua alasan yang menjadikan Kastel Himeji sebagai warisan dunia.

"Pertama, karena bangunannya dibuat dari kayu, hasilnya salah satu yang terbagus. Satunya lagi karena bisa dikatakan salah satu ikon budaya samurai karena dia masih utuh gedung utamanya," kata Fukuda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com