Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ajakan Travel Mates Mengunjungi Destinasi Wisata Tak Populer di Jogja

Kompas.com - 15/03/2018, 06:25 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi


YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Berlibur dengan mengunjungi tempat-tempat wisata pada umumnya adalah biasa. Namun, anak-anak muda yang bergabung dalam Travel Mates Yogyakarta menawarkan diri menjadi "teman" berwisata ke tempat-tempat non-populer.

Adriansyah Pratama (23), Penggagas Travel Mates, mengungkapkan ada banyak destinasi wisata di Yogyakarta, Magelang, Klaten dan sekitarnya yang sebetulnya sangat menarik untuk dikunjungi. Namun memang kurang terekspos sehingga jarang dilirik wisatawan. Destinasi wisata itu rata-rata berupa cagar budaya, museum, sampai wisata alam.

"Ada Museum Batik di dekat Keraton Yogyakarta, ada Candi Pawon dan Mendut tidak jauh dari Candi Borobudur, ada juga Candi Sojiwan dan Plaosan di Klaten, tempat-tempat ini memang kurang populer, jadi jarang dikunjungi," ucap Adrian, di Yogyakarta, belum lama ini.

Baca juga : Viral, Bule Ini Cari Orang Yogyakarta yang Bantu saat Tersesat

Padahal, katanya, tempat-tempat itu tidak kalah menarik dibanding dengan destinasi populer lainnya. Di sana tidak sekadar bagus tapi juga sarat ilmu pengetahuan, mulai sejarah, seni dan budaya.

Contohnya Museum Batik. Di museum ini menyimpan banyak batik nusantara, sejak nenek moyang sampai sekarang. Di sana wisatawan akan tahu sejarah membuat batik, ragam motif dan arti batik, sampai peralatan membatik dari masa ke masa.

Wisatawan diperkenalkan beragam palawija atau hasil bumi oleh warga, Rabu (14/3/2018).DOK TRAVELMATES Wisatawan diperkenalkan beragam palawija atau hasil bumi oleh warga, Rabu (14/3/2018).
"Di Museum Batik bagus lho, ada batik yang usianya sudah ratusan tahun. Jadi wisatawan enggak sekedar bersenang-senang, tapi juga belajar sejarah," ujar alumnus Fakultas Filsafat UGM Yogyakarta itu.

Travel Mates berusaha untuk mengenalkan destinasi itu kepada para pelanggannya dengan cara menyisipkan di sela-sela kunjungan wisata mereka di Yogyakarta dan sekitarnya. Sejauh ini cara ini lebih efektif untuk menarik mereka.

Ternyata, imbuh Adrian, antusias wisatawan cukup baik. Ada yang tertarik karena penasaran karena destinasi itu nyaris tidak pernah terpikirkan oleh mereka.

"Destinasi wisata populer tetap kami tawarkan, namun di sela kunjungannya kami sisipkan destinasi non-populer itu. Kami kombinasikan keduanya," ungkapnya.

Menurutnya, selalu ada kesan tersendiri ketika wisatawan sudah menjelajah tempat wisata itu. Pasalnya, mereka tidak hanya mendapatkan kepuasan tapi juga pengalaman baru yang tidak akan dilupakan. Di situs Sojiwan Klaten misalnya, wisatawan juga akan diajak membatik langsung tentang batik yang motifnya diambil dari relief situs tersebut.

"Ada pengalaman baru bagi wisatawan, ada cerita-cerita baru yang diperoleh sepulang dari Candi Sojiwan dan lainnya. Ini yang tidak didapat ketika berwisata di obyek wisata mainstream," katanya.

Adrian menyebut masih banyak tempat-tempat potensial yang sejauh ini belum banyak dikunjungi, antara lain Candi Gebang, Candi Sambisari, Candi Barong, Candi Ngawen dan masih banyak lagi.

Sejauh ini konsumen Travel Mates sebagian besar wisatawan lokal dari Yogyakarta, Jakarta, Balikpapan, dan Medan. Sedangkan dari mancanegara yakni Malaysia, Singapura, Thailand hingga Kanada. Jumlah wisatawan yang memakai jasanya bervariasi, mulai dari 1 orang sampai rombongan 3 bus.

Penghargaan UNESCO

Bagi Adrian yang teman-temannya, Travel Mates tidak sekadar membangun bisnis, akan tetapi juga mengasah kemampuan memandu dan komunikasi atau bercerita kepada wisatawan tentang sejarah, seni dan budaya bangsa Indonesia. Mau tidak mau mereka harus banyak menggali ilmu pengetahuan tentang itu dari berbagai referensi.

Wisatawan berfoto dengan latar belakang Candi Ratu Boko, di Yogyakarta, Rabu (14/3/2018).DOK TRAVELMATES Wisatawan berfoto dengan latar belakang Candi Ratu Boko, di Yogyakarta, Rabu (14/3/2018).
"Kami mau tidak mau jadi belajar lagi, banyak membaca, nyari referensi tentang budaya. Supaya kami juga bisa menjelaskannya kepada wisatawan dengan baik," ucap pemuda asal Malang, Jawa Timur itu.

Di sisi lain, Travel Mates ingin mengenalkan kekayaan cagar budaya Indonesia kepada masyarakat luas. Dengan harapan masyarakat akan merasa memiliki sehingga sadar tentang pelestarian warisan nenek moyang.

Visi dan misi Travel Mates ini sejalan dengan UNESCO yang fokus pada pemberdayaan masyarakat dan pelestarian cagar budaya. Terlebih digagas serta dijalankan oleh anak-anak muda.

Oleh karena itu, belum lama ini, mereka memperoleh penghargaan UNESCO dan Citi Foundation sebagai salah satu kelompok pemuda yang inovatif mengembangkan industri kreatif dan Budaya di Indonesia (Creative Youth Forum).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tips untuk Kembali ke Rutinitas Kerja Setelah Libur Panjang

Tips untuk Kembali ke Rutinitas Kerja Setelah Libur Panjang

Travel Tips
Pantai Jadi Tempat Wisata Terfavorit di Pulau Jawa Selama Lebaran 2024

Pantai Jadi Tempat Wisata Terfavorit di Pulau Jawa Selama Lebaran 2024

Travel Update
Kemenparekraf Tanggapi Turis Indonesia yang Rusak Pohon Sakura di Jepang

Kemenparekraf Tanggapi Turis Indonesia yang Rusak Pohon Sakura di Jepang

Travel Update
Aktivis Mogok Makan di Spanyol, Bentuk Protes Pembangunan Pariwisata

Aktivis Mogok Makan di Spanyol, Bentuk Protes Pembangunan Pariwisata

Travel Update
5 Tempat Wisata Dekat Masjid Al-Jabbar, Ada Mal dan Tempat Piknik

5 Tempat Wisata Dekat Masjid Al-Jabbar, Ada Mal dan Tempat Piknik

Jalan Jalan
5 Syarat Mendaki Gunung Rinjani, Pastikan Bawa E-Ticket

5 Syarat Mendaki Gunung Rinjani, Pastikan Bawa E-Ticket

Travel Tips
3 Tips Ikut Open Trip Pendakian Gunung Rinjani biar Tidak Zonk

3 Tips Ikut Open Trip Pendakian Gunung Rinjani biar Tidak Zonk

Travel Tips
Korban Open Trip, 105 Orang Gagal Mendaki Gunung Rinjani

Korban Open Trip, 105 Orang Gagal Mendaki Gunung Rinjani

Travel Update
Libur Lebaran 2024 Berakhir, Kunjungan Wisata di Gunungkidul Lampaui Target

Libur Lebaran 2024 Berakhir, Kunjungan Wisata di Gunungkidul Lampaui Target

Travel Update
Iran Serang Israel, Ini 8 Imbauan KBRI Teheran untuk WNI di Iran

Iran Serang Israel, Ini 8 Imbauan KBRI Teheran untuk WNI di Iran

Travel Update
Penerbangan ke Israel Terganggu akibat Serangan Iran

Penerbangan ke Israel Terganggu akibat Serangan Iran

Travel Update
Pesona Curug Sewu di Kendal, Air Terjun Bertingkat Tiga Jawa Tengah

Pesona Curug Sewu di Kendal, Air Terjun Bertingkat Tiga Jawa Tengah

Jalan Jalan
Iran Serang Israel, WNI di Beberapa Negara Timur Tengah Diminta Waspada dan Lapor ke Kemenlu

Iran Serang Israel, WNI di Beberapa Negara Timur Tengah Diminta Waspada dan Lapor ke Kemenlu

Travel Update
4 Villa Sekitar Tawangmangu Wonder Park Karanganyar, mulai Rp 600.000

4 Villa Sekitar Tawangmangu Wonder Park Karanganyar, mulai Rp 600.000

Hotel Story
Beri Makan Rusa di Rumah Dinas Wali Kota Pangkalpinang, Simak Aturan Pakannya

Beri Makan Rusa di Rumah Dinas Wali Kota Pangkalpinang, Simak Aturan Pakannya

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com