Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Menarik tentang Wae Rebo di Flores

Kompas.com - 23/03/2018, 15:31 WIB
I Made Asdhiana

Editor

KOMPAS.com - Desa Wae Rebo yang berada di Flores, Nusa Tenggara Timur ini bak surga di atas awan. Diperlukan perjuangan untuk dapat mencapai desa ini. Namun, apa yang akan Anda dapatkan saat tiba di lokasi tentunya sebanding dengan perjalanan yang ditempuh.

Benar-benar keindahan yang sulit digambarkan dengan kata-kata, desa adat dengan atap rumbia menjulang tinggi yang berada di tengah bentangan perbukitan hijau.

Nah, di balik keindahannya ini, ternyata Desa Wae Rebo menyimpan banyak fakta dan hal menarik yang bisa Anda temukan di desa ini. Berikut 5 fakta Wae Rebo yang perlu Anda ketahui.

1. Termasuk Salah Satu Desa Tertinggi di Indonesia
 
Desa Wae Rebo termasuk ke dalam daftar desa tertinggi di Indonesia. Berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl) membuat Wae Rebo kerap dihiasi dengan kabut tipis setiap paginya.

Desa Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur.TAMASYEAH.COM/ALFITRAHMAT SAPUTRO Desa Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Kabut tipis ini akan turun perlahan-lahan dari perbukitan sekitar dan menyelimuti seluruh desa dengan kabut.

Karena lokasinya yang berada pada ketinggian ini pula, untuk mencapai Desa Wae Rebo ini Anda harus melakukan trekking selama dua hingga tiga jam melalui medan yang cukup sulit.

Disarankan untuk menyewa jasa guide sebagai penunjuk jalan dan juga usahakan untuk bermalam di Wae Rebo selain untuk menikmati keindahannya lebih lama, juga untuk menyimpan tenaga untuk trekking kembali keesokan harinya.
 
2. Memiliki Tujuh Rumah Utama
 
Rumah adat Mbaru Niang di Desa Wae Rebo dianggap sangat langka dan berlokasi jauh di atas pegunungan. Memiliki bentuk yang cukup unik, yaitu seperti lumbung kerucut dan hanya berjumlah tujuh buah saja.

Kampung adat Wae Rebo, Desa Satarlenda, Kecamatan Satarmese Barat, Manggarai, Nusa Tenggara Timur.DOK INDONESIA.TRAVEL Kampung adat Wae Rebo, Desa Satarlenda, Kecamatan Satarmese Barat, Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Setiap rumah dihuni oleh enam hingga delapan keluarga. Mbaru Niang terdiri dari lima lantai dengan atap daun lontar dan ditutupi oleh ijuk.

Setiap pengunjung yang datang akan dijamu di dalam satu Mbaru Niang yang disediakan khusus untuk menyambut wisatawan yang datang melancong.

Anda akan diberikan jamuan berupa Kopi Flores sebagai welcome drink di Mbaru Niang ini! Bagi Anda yang ingin bermalam, Anda bisa menginap di Mbaru Niang ini. Sudah disediakan selimut dan bantal seadanya.

3. Memiliki Hari Spesial
 
Setiap bulan November, warga di Desa Wae Rebo merayakan Upacara Adat Penti, yaitu perayaan untuk mengucapkan rasa syukur berkat hasil panen yang didapatkan dalam setahun serta memohon keharmonisan dan perlindungan.

Desa Adat Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Untuk mencapai desa itu tidak mudah, wisatawan harus mendaki sejauh 7 km selama kurang lebih 4 jam.ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA Desa Adat Wae Rebo di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Untuk mencapai desa itu tidak mudah, wisatawan harus mendaki sejauh 7 km selama kurang lebih 4 jam.
Saat perayaan dilakukan, para penduduknya akan mengenakan pakaian adat lengkap dengan aksesorinya. Bagi Anda yang merencanakan untuk mengunjungi desa ini, sebaiknya samakan jadwal Anda dengan upacara adat ini agar kunjungan lebih bermakna karena lebih banyak atraksi dan nilai yang bisa Anda lihat.

4. Penduduk Wae Rebo adalah Keturunan Minang
 
Walaupun Wae Rebo adalah perkampungan di Manggarai Barat, NTT, tetapi ternyata warga desanya mengklaim bahwa mereka adalah keturunan Minang dari Sumatera Barat.

Empo Maro, nenek moyang Wae Rebo berasal dari Minangkabau yang merantau hingga ke Flores dan berpindah-pindah tempat tinggal hingga akhirnya menetap di kawasan yang sekarang menjadi Desa Wae Rebo ini.

Walaupun mereka merupakan keturunan Minang, namun nama-nama penduduknya tidak seperti nama orang Minang kebanyakan.

5. Bendera Dipasang di Atas Rumah Adat Saat Upacara Kemerdekaan
 
Walaupun terpencil, Wae Rebo tetaplah bagian dari Indonesia. Ketika Hari Kemerdekaan, selalu ada upacara untuk memperingatinya.

Upacara peringatan HUT ke-72 Kemerdekaan Indonesia di perkampungan adat tradisional Wae Rebo di dataran tinggi Manggarai, NTT, Kamis (17/8/2017).KOMPAS.com / SANDRO GATRA Upacara peringatan HUT ke-72 Kemerdekaan Indonesia di perkampungan adat tradisional Wae Rebo di dataran tinggi Manggarai, NTT, Kamis (17/8/2017).
Uniknya, warga Wae Rebo akan memasang bendera Indonesia di atas rumah adat yang berbentuk kerucut tersebut saat upacara bendera berlangsung. Beberapa orang saling membantu untuk memastikan bendera berdiri dengan kokoh.

Itulah 5 fakta Wae Rebo yang mungkin belum Anda ketahui. Berada di lokasi terpencil tidak lantas membuat desa ini sepi pengunjung. Sebaliknya, banyak wisatawan yang rela melancong jauh-jauh untuk menikmati keindahan setiap sudut Desa Wae Rebo. Apakah Anda tertarik?

Artikel ini merupakan kerja sama dengan Tamasyeah.com. Isi tulisan di luar tanggung jawab Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com