Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyicip Bakwan Cigok hingga Wisata ke Gudang Garam di Pekanbaru

Kompas.com - 23/03/2018, 16:25 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi


PEKANBARU, KOMPAS.com – Salah satu daerah di Kota Pekanbaru yang bisa Anda kunjungi adalah Kampung Bandar. Lokasinya sendiri dekat dengan Pasar Bawah dan Masjid Raya Pekanbaru.

Usai berkunjung ke Rumah Singgah dan Rumah Tenun, ada beberapa lokasi yang bisa disusuri sambil berjalan kaki. Kampung ini berada di tepian Sungai Siak. Saya pun menyusuri gang kecil atau gang setapak hanya muat untuk orang berjalan kaki atau pun sepeda motor yang melintas.

Baca juga : Bakso Sensasi Baru, Dibalut Telur Dadar nan Gurih

Meski demikian, kampung ini amat bersih dari sampah-sampah. Beberapa penduduk pun sedang berada di teras rumah untuk berbincang bersama tetangga.

Memesan bakwan cigok di Kampung Bandar, Senapelan, Pekanbaru, Riau, Jumat (9/3/2018).KOMPAS.com/ANGGITA MUSLIMAH Memesan bakwan cigok di Kampung Bandar, Senapelan, Pekanbaru, Riau, Jumat (9/3/2018).

Kali itu saya pun berkesempatan untuk mencoba makanan bakwan cigok. Bakwan ini sendiri menurut pemandu wisata Pekanbaru Heritage Walk, Iwan bahwa cigok sendiri memiliki arti mengintip.

“Jadi bedanya bakwan di sini harus mengintip saat membeli, alias membeli hanya dari jendela,” kata Iwan.

Baca juga : Mulai Langka, Sarapan dengan Serabi Sasak di Lombok

Benar saja, kami harus mengintip ke sebuah lubang angin dan agak berteriak untuk memesan bakwan tersebut. Tak lama bakwan pun dihidangkan dan siap disantap disandingkan dengan cocolan saus.

Mural di lokasi rumah yang pernah terjadi kebakaran di  Kampung Bandar, Senapelan, Pekanbaru, Riau, Jumat (9/3/2018).KOMPAS.com/ANGGITA MUSLIMAH Mural di lokasi rumah yang pernah terjadi kebakaran di Kampung Bandar, Senapelan, Pekanbaru, Riau, Jumat (9/3/2018).

Usai menyantap bakwan dengan cara memesannya yang unik, saya pun melihat bagian kampung yang pernah dilalap api.

Sepanjang jalan, tembok-tembok di perkampungan itu pun terlihat bewarna. Banyak mural yang merupakan hasil karya anak muda dan seniman lainnya.

Begitu pula di lokasi yang pernah terjadi kebakaran, beberapa tembok yang tersisa pun terdapat mural para seniman.

Mural di sepanjang tembok rumah penduduk di Kampung Bandar, Senapelan, Pekanbaru, Riau, Jumat (9/3/2018).KOMPAS.com/ANGGITA MUSLIMAH Mural di sepanjang tembok rumah penduduk di Kampung Bandar, Senapelan, Pekanbaru, Riau, Jumat (9/3/2018).
Perlu diketahui, mural yang berada di sepanjang jalan pun bebas diabadikan. Artinya wisatawan pun bisa berfoto di sana. 

Setelah keluar dari pemukiman penduduk, saya pun mengarah ke sebuah gudang yang cukup besar. Rupanya di sana merupakan gudang garam yang juga tempat pembungkusan garam, nantinya akan didistribusikan di Pekanbaru.

Gudang Garam di  Kampung Bandar, Senapelan, Pekanbaru, Riau, Jumat (9/3/2018).KOMPAS.com/ANGGITA MUSLIMAH Gudang Garam di Kampung Bandar, Senapelan, Pekanbaru, Riau, Jumat (9/3/2018).

“Ini adalah salah satu gudang garam di Pekanbaru. Garamnya dikirim dari Madura, di-packing di sini dan dilempar ke pasar khusus di Pekanbaru,” kata Iwan.

Baca juga : 5 Spot Instagramable di Sekitar Rumah Singgah Sultan Siak Pekanbaru

Pemilik Gudang Garam Toko Jagorawi, Satya menjelaskan sudah mengelola gudang dan melakukan aktivitas pembungkusan garam ini selama kurang lebih 36 tahun.

Ketika saya berkunjung ke gudang tersebut, beberapa pekerja pun sedang fokus dengan bagiannya pekerjaannya masing-masing. Untuk pekerja pria, mereka mengangkat karung-karung garam atau pun garam yang sudah di-packing. Sementara para pekerja wanita sibuk membungkus garam-garam tersebut.

Pekerja di Gudang Garam di  Kampung Bandar, Senapelan, Pekanbaru, Riau, Jumat (9/3/2018).KOMPAS.com/ANGGITA MUSLIMAH Pekerja di Gudang Garam di Kampung Bandar, Senapelan, Pekanbaru, Riau, Jumat (9/3/2018).

Alat yang digunakan para pekerja perempuan ini pun sangat sederhana. Hanya menggunakan lampu templok yang diberi tambahan pipa besi. Kemudian dipanaskan sehingga plastik yang ditempelkan bisa dengan cepat merekat.

Ada dua macam garam yang dibungkus, yakni garam halus dan garam kasar. Satya mengatakan dalam satu hari bisa menyelesaikan 3.000 pak garam, masing-masing pak berisi 12 plastik kecil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com