Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Rabbit Town, Diduga Plagiat Karya Seniman Luar Negeri

Kompas.com - 29/03/2018, 16:20 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

 JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa hari ke belakang, nama obyek wisata Rabbit Town di Bandung mendadak viral lantaran diduga melakukan plagiat konsep dari seniman luar negeri. Dugaan plagiasi konsep dilontarkan oleh seniman kertas dan guru seni rupa di salah satu sekolah swasta di Jakarta, Ario Kiswinar lewat akun Instagram miliknya.

Ia memprotes konsep Rabbit Town yang diduga mirip dengan konsep obyek wisata di Los Angeles, Museum of Ice Cream. Ada pula foto pilar-pilar tiang yang diduga mirip dengan Chris Burden's Urban Light Sculpture.

"Hai semua, saya mau share soal atraksi "selfie" yang lagi booming di Bandung. Namanya @Rabbittown.id. Kenapa saya mau bahas ini? karena tempat ini penuh dengan plagiasi level dewa dan ini sangat memalukan banget banget," jelasnya.

Kemudian ia mengunggah foto-foto perbandingan spot swafoto foto bertema es krim yang mirip antara di Museum of Ice Cream dan dan di Rabbit Town. Selain itu, ia juga memaparkan foto bertema pisang yang menggantung.

Ia mengaku menaruh perhatian dengan isu plagiasi. Ia menyebut Rabbit Town secara terang-terangan meniru konsep seni di obyek wisata lain.

Unggahan Instastory Kiswinar.Dok. Neng Jepret Unggahan Instastory Kiswinar.

"Coba dong jangan bikin malu orang Indonesia. Ini karya seniman yang sudah tersohor di luar yang kalian jiplak dengan seenaknya," ujarnya.

Saat dihubungi KompasTravel, Kiswinar menyebut informasi dugaan plagiasi itu ia dapatkan dari rekannya yang berkunjung ke Rabbit Town. Menurutnya, tak ada keterangan kredit seniman terkait karya yang diduga hasil plagiat.

"Padahal, sudah ada karya serupa yang dibuat sebelumnya. Dan dari tingkat kemiripan, sudah sangat mirip. Sangat amat mirip. Jadi ini bukan kebetulan sama atau ketidaksengajaan. Jelas ada unsur peniruan,"

"Bahwa ada kemiripan bentuk dan tidak adanya deskripsi, menegaskan adanya dugaan plagiasi terhadap karya seni rupa. Dalam hal ini, karya dari Chris Burden (Urban Light) yang berlokasi di LA County Museum of Art, Yayoi Kusama (Obliteration Room), dan Instalasi dari Museum of Ice Cream," jelas Kiswinar dalam pesan singkat kepada KompasTravel, Rabu (28/3/2018) malam.

Unggahan Instastory KiswinarDok. Neng Jepret Unggahan Instastory Kiswinar

Dalam unggahan Instastory-nya, ia juga menyebut Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil dan Badan Ekonomi Kreatif. Ia mempertanyakan perihal Ridwan Kamil tentang dugaan plagiat yang dilakukan oleh Rabbit Town.

"Kang @ridwankamil sudah tahu soal @rabbittown.id belum kang? Masak mereka menuliskan "Icon of Bandung di karya plagiasinya. Yang jelas-jelas itu instalasi buatan Chris Burden yang ada di @lacma," tulisnya.

Terkait dengan Ridwan Kamil maupun Badan Ekonomi Kreatif, ia mengaku belum mendapatkan tanggapan apapun perihal dugaan plagiat Rabbit Town.

"Ironis, ketika karya kita diakui oleh orang lain, kita bisa marah dan membela mati-matian. Mengatakan bahwa yang mengambil itu maling, tidak berpendidikan, dan hal lainnya. Tapi giliran kita yang melakukan itu, malah saya disuruh maklum, mengatakan tidak apa-apa, hanya sekedar objek foto, dan alasan "daripada jauh-jauh ke luar negeri". Ironis, sungguh ironis. Ini seperti standar ganda," jelasnya.

Unggahan Instastory Kiswinar.Dok. Neng Jepret Unggahan Instastory Kiswinar.

Ia berharap kasus dugaan plagiat yang dilakukan Rabbit Town bisa menjadi momentum untuk mengedukasi publik tentang karya intelektual dan hak cipta. Ia juga berharap instansi pemerintah seperti Bekraf dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang membawahi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual untuk bisa memfasilitasi soal dugaan plagiat Rabbit Town.

"Ya, saya berharap ini bisa menjadi momentum bagi publik dan pekerja seni, untuk bisa lebih mengerti tentang apresiasi karya seni dalam bentuk apapun. Dan bagi para penikmatnya, bisa paham bagaimana cara mengapresiasi karya dengan baik. Karena salah satu ciri bangsa yang baik adalah bangsa yang menghargai karya seni, baik itu dari negeri sendiri maupun dari negeri lain," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com