Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/03/2018, 18:31 WIB


SEMARANG, KOMPAS.com - Nuansa mistis tampaknya masih saja melekat di megahnya arsitektur Eropa ala Lawang Sewu. Padahal berbagai pihak terus melawan stigma tersebut demi manfaat yang lebih banyak dibanding sekadar "cerita orang kesurupan".

"Masih banyak yang ke sini untuk tanya cerita-cerita mistis. Ada yang penasaran, tapi ada juga yang nantang," tutur pemandu wisata acara FamTrip HaKa Hotel, Krisdani kepada KompasTravel di Semarang, Rabu (28/3/2018).

Padahal restorasi bangunan tua hingga standarisasi Lawang Sewu menjadi destinasi wisata sejarah telah dilakukan sejak empat tahun yang lalu.

Baca juga : Berapakah Jumlah Sebenarnya Pintu di Lawang Sewu?

Empat tahun yang lalu gedung yang dibangun Belanda untuk kantor Nederland Indische Sporwag (NIS) perusahaan kereta api terbesar Hindia Belanda ini amat tak terawat, kumuh, gelap, dan kental dengan aroma mistis.

Krisdani yang sudah menjadi pemandu wisata sejak tahun 2000 mengatakan, semenjak tidak lagi ditempati TNI Angkatan Darat Kodam IV Diponegoro di tahun 1980, gedung ini mulai kumuh dan angker.

Wisatawan sedang berfoto berlatarkan mozaik kaca di bangunan arsitektur Eropa, di Lawang Sewu, Semarang, Rabu (28/3/2018). KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Wisatawan sedang berfoto berlatarkan mozaik kaca di bangunan arsitektur Eropa, di Lawang Sewu, Semarang, Rabu (28/3/2018).
"Di situlah mulai beredar cerita-cerita horor. Sudah gedungnya kuwung, rusak, masuk bawah tanah sampai jam 12 malam bisa, parah lagi hampir dua hari sekali kesurupan," tuturnya.

Menurutnya, saat itu beberapa pemandu wisata juga memperparah kondisi dengan sering menyebarkan cerita-cerita mistis. Padahal tidak semua benar. Ia mengatakan pada saat itu belum ada standarisasi pemandu Lawang Sewu.

Namun, semenjak 2010 mulai diperhatikan lagi, Lawang Sewu kembali diambil alih oleh industri perkeretaapian,yaitu PT KAI di bawah Daerah Operasional (Daop) IV. Lawang Sewu pun kembali dicitrakan sebagai gedung yang menyimpan banyak sejarah berharga.

Baca juga : Wisatawan Keluhkan Fasilitas Parkir di Lawang Sewu

Renovasi dan restorasi total dimulai tahun 2009 selesai satu tahun setelahnya. Mulai 2011, pemandu wisata diberikan pelatihan dan sinkronisasi informasi, serta data sejarah Lawang Sewu.

"Peraturan demi peraturan pun dibuat. Saat itu sebetulnya udah ga boleh lagi kita cerita mistis, yang setan-setan pokoknya," ujar Krisdani.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Harga Tiket Terbaru Pendakian Gunung Prau via Dieng Tahun 2023

Harga Tiket Terbaru Pendakian Gunung Prau via Dieng Tahun 2023

Travel Tips
Pengelolaan Candi Borobudur Akan Akomodasi Fungsi Religi dan Wisata

Pengelolaan Candi Borobudur Akan Akomodasi Fungsi Religi dan Wisata

Travel Update
Rute ke Pantai Sadeng dari Wonogiri, Jalannya Sudah Berbeda Jauh

Rute ke Pantai Sadeng dari Wonogiri, Jalannya Sudah Berbeda Jauh

Travel Tips
Jalan-jalan di Kota Solo, Kini Bisa Naik Becak Wisata

Jalan-jalan di Kota Solo, Kini Bisa Naik Becak Wisata

Hotel Story
Daftar 20 Destinasi Wisata Halal Terbaik di Dunia 2023, Ada Indonesia

Daftar 20 Destinasi Wisata Halal Terbaik di Dunia 2023, Ada Indonesia

Travel Update
Pantai Sadeng Gunungkidul yang Unik, Berada di Muara Bengawan Solo Purba

Pantai Sadeng Gunungkidul yang Unik, Berada di Muara Bengawan Solo Purba

Jalan Jalan
Sering Dianggap Lemah, Perempuan Ternyata Tak Kalah Jago dalam Pendakian

Sering Dianggap Lemah, Perempuan Ternyata Tak Kalah Jago dalam Pendakian

Travel Update
Cara ke GBK Naik Bus Transjakarta, Bisa dari Arah Tangerang

Cara ke GBK Naik Bus Transjakarta, Bisa dari Arah Tangerang

Travel Tips
Sandiaga Ajak Wisatawan Berkunjung ke Gunungkidul yang Kaya Keindahan Alam

Sandiaga Ajak Wisatawan Berkunjung ke Gunungkidul yang Kaya Keindahan Alam

Travel Update
10 Tempat Wisata Dekat GBK, Ada yang Tinggal Jalan Kaki

10 Tempat Wisata Dekat GBK, Ada yang Tinggal Jalan Kaki

Jalan Jalan
Pengalaman Ikut Menerbangkan Lampion Waisak di Candi Borobudur

Pengalaman Ikut Menerbangkan Lampion Waisak di Candi Borobudur

Jalan Jalan
AirAsia Terbang dari Jakarta ke Perth, Harga Tiket mulai Rp 1,3 Juta

AirAsia Terbang dari Jakarta ke Perth, Harga Tiket mulai Rp 1,3 Juta

Travel Update
Pertandingan Indonesia Vs Argentina Digelar di Stadion GBK, Ini Rutenya

Pertandingan Indonesia Vs Argentina Digelar di Stadion GBK, Ini Rutenya

Travel Tips
Produk Ludes Terjual di INDOFEST 2023, dari Kompor hingga Produk Anak

Produk Ludes Terjual di INDOFEST 2023, dari Kompor hingga Produk Anak

Travel Update
Panduan Wisata Edutainment Dirgantara Indonesia: Harga Tiket, Jam Buka, dan Aktivitas

Panduan Wisata Edutainment Dirgantara Indonesia: Harga Tiket, Jam Buka, dan Aktivitas

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+