Wisata bawah tanah yang menjadi ciri khas mistisnya gedung ini pun ditutup per Agustus 2014. Setelah itu juga mulai diperbanyak bukti-bukti sejarah perkeretaapian di Indonesia.
Dari catatan sejarah yang ada di sana, gedung ini dulu merupakan salah satu kantor perusahaan kereta terbesar. Di sini juga terdapat terdapat jalur kereta api tua di Indonesia.
Kepala Humas PT KAI Daop IV, Suprapto, mengatakan saat ini Lawang Sewu fokus menyajikan wisata edukasi, khususnya sejarah perkeretaapian. Selain itu juga harus memberikan rasa aman dan nyaman baik malam maupun siang hari.
"Harus memberikan rasa aman dan nyaman, sehingga pengunjung juga bisa menikmati nuansa malam di Lawang Sewu, tentunya harus dibangun image-nya (citranya) sebagai tempat destinasi wisata karena keindahannya (bukan mistis)," pungkas Suprapto saat dihubungi KompasTravel di hari yang sama.
Dari data yang dikelola Kantor Lawang Sewu, kini pengunjung yang datang ke Lawang Sewu mencapai 5.000 orang sehari saat akhir pekan. Sementara itu, pada hari biasa pengunjung mencapai 1.000-2.000 orang.
"Lebih banyak sekarang daripada dulu, mungkin sekitar 200-an orang ya sehari (dahulu)," ungkap Krisdani.
Kini mengagumi Lawang Sewu dari sejarah dan keindahan arsitekturnya tentu lebih bermanfaat dari sekadar mendengarkan cerita setan atau kesurupan. Jadi, kapan main ke Lawang Sewu lagi?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.