Di Vietnam, kami mengunjungi Museum Sejarah Vietnam hingga pasar tradisional untuk membeli oleh-oleh. Di Kamboja, kami juga mengunjungi sejumlah pagoda dan tempat perbelanjaan oleh-oleh. Namun, yang berbeda disini, kami mengunjungi salah satu panti asuhan di Kota Sihanoukville, Kamboja.
Ini adalah program yang juga dirancang oleh Cyrstal Cruise sebagai sarana untuk berbagi rezeki dari penumpang kapal yang berlebihan rezeki kepada mereka yang membutuhkan.
Para tamu bisa mengajak anak-anak panti asuhan untuk bermain dan belajar. Kami rombongan dari Indonesia mengajari anak-anak panti asuhan bahasa Indonesia, dan sebaliknya mereka mengajari kami bahasa Kamboja.
Puluhan hingga Ratusan Juta
Meski hampir seluruh makanan dan fasilitas bisa dinikmati secara gratis, biaya perjalanan di kapal ini memang tidak bisa dibilang murah. Anda harus merogoh kocek dari ribuan hingga puluhan ribu dolar untuk setiap orangnya, tergantung dengan kelas kamar dan rute perjalanan yang diambil. Jika dirupiahkan bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta.
Jika memiliki waktu dan dana yang banyak, maka anda bisa mengikuti perjalanan kapal dari awal sampai akhir yang memakan waktu 105 hari.
Namun, jika waktu dan dana Qnda terbatas, maka anda bisa mengikuti perjalanan kapal dalam waktu satu minggu atau satu bulan saja. Rutenya dapat Anda sesuaikan saat kapal akan berlayar ke negara-negara impian Anda.
Pantauan Kompas.com, para tamu di kapal ini kebanyakan adalah mereka yang sudah memasuki usia tua dan tengah menikmati masa pensiun. Namun, ada juga pengusaha muda yang menikmati kapal pesiar ini sambil memantau bisnis mereka dari jauh. Caranya tentu saja dengan menggunakan WiFi yang juga tersedia secara gratis atau cuma-cuma. Kebanyakan penumpangnya berasal dari Amerika Serikat dan Eropa.
Pasar Indonesia
Selama 6 hari berada di kapal ini, saya tidak menemukan ada satu pun tamu yang berasal dari Indonesia. Sementara untuk kru kapal, saya hanya menemukan dua orang saja yang berasal dari Indonesia.
Direktur Sales dan Marketing PT Anugrah Wisata Bahari Polin Setiawati yang menjadi perwakilan Crystal Cruise di Indonnesia mengakui, mempromosikan kapal pesiar bintang 6 di Indonesia awalnya memang tidak mudah.
Saat baru mempromosikan kapal ini di tahun 2000, Polin bahkan sempat kesulitan untuk mendapatkan orang yang rela merogoh kocek mendalam demi menikmati kapal pesiar.
Banyak masyarakat yang lebih memilih kapal pesiar yang lebih murah meski dengan fasilitas seadanya.
"Tahun 2002 saya baru dapet satu booking, saya senang sekali," kata Polin.
Namun, seiring waktu berjalan, ada saja orang-orang kaya dari Indonesia yang tertarik untuk berlibur mewah di kapal pesiar. Biasanya, kata Polin, orang Indonesia banyak mengambil rute di Eropa, Amerika Selatan, Alaska dan Antartika.
"Asia agak jarang, kecuali Jepang," ucap Polin.
Namun, Polin mengakui bahwa orang Indonesia yang tertarik untuk berlibur dengan kapal Crystal Serenity ini masih sangat tersegmentasi di kalangan orang-orang berduit saja. Oleh karena itu, pemasaran juga kapal ini juga hanya dilakukan secara terbatas lewat mulut ke mulut.
"Umumnya mereka yang sudah pernah naik kapal ini akan kembali lagi, dan bahkan merekomendasikan ke rekan atau kerabat mereka," kata Polin.
Nah, bagaimana dengan anda? Rela merogoh kocek lebih dalam untuk menikmati kemewahan kapal pesiar Crystal Serenity?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.