Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendakian Gunung Ijen Ditutup, Ini Pilihan Tempat Wisata di Banyuwangi

Kompas.com - 31/03/2018, 19:10 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Pendakian Gunung Ijen yang ditutup sejak Kamis dini hari (22/3/2018) tidak berdampak signifikan pada pariwisata di Kabupaten Banyuwangi. Pasalnya, selain Gunung Ijen, banyak pilihan destinasi wisata di Banyuwangi yang masih bisa dikunjungi.

Hal tersebut dijelaskan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (31/3/2018). Menurutnya Kabupaten Banyuwangi sudah menyediakan 10 destinasi wisata unggulan yang siap dikunjungi wisatawan.

"Pendakian Gunung Ijen ini kan malam hari sekitar jam 12 malam sampai jam 7 pagi, di luar itu mereka bisa berkunjung ke destinasi lain," kata Bramuda.

Baca juga : Seperti Sri Mulyani dan Luhut Mendaki Gunung Ijen, Ini Tipsnya...

Sepuluh destinasi wisata tersebut antara lain Teluk Ijo, Pulau Merah, Sukamade, Alas Purwo atau Jawatan untuk wilayah Banyuwangi selatan.

Pantai Pulau Merah di Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.ARSIP HUMAS PEMKAB BANYUWANGI Pantai Pulau Merah di Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Sementara untuk utara bisa ke Grand Watu Dodol, Bangsring Underwater, Pulau Tabuhan atau menyeberang ke Pulau Menjangan di Bali. Jika ingin mengeksplor kopi dan perkebunan bisa berkunjung ke wilayah Tlemung, Gombeng dan Kaliklatak.

Baca juga : Menikmati Tongseng Welut di Banyuwangi, Santapan Sederhana dan Murah

"Kami sudah sosialisasikan hal tersebut kepada travel agent untuk merekomendasikan tempat wisata selain Ijen. Kita juga koordinasi dengan pihak PVMBG, BMKG, BKSDA terkait perkembangan Ijen karena keluarnya gas beracun ini kan memang siklus tahunan," kata Bramuda.

Rata-rata, setiap hari ada seribu wisatawan mendaki Gunung Ijen, dan jumlah wisatawan akan bertambah menjadi 2 ribuan pada saat libur akhir pekan.

Baca juga : Asyik, Sekarang Citilink Terbang Langsung dari Jakarta ke Banyuwangi

Sementara itu Maya Subagio, pemilik Didus Homestay kepada Kompas.com mengatakan walaupun pendakian Gunung Ijen sudah sepekan ditutup, masih banyak wisatawan yang datang dan menginap di homestay miliknya yang berada di Kecamatan Glagah.

Rumah apung di Bangsring Underwater. Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Rumah apung di Bangsring Underwater. Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Namun, dia hanya perlu menjelaskan keadaan Gunung Ijen saat ini jika ada tamunya yang ingin mendaki.

"Rata-rata hampir semua wisatawan mengerti dan mau menerima penjelasan kami jika pendakian Gunung Ijen ditutup karena ada gas beracun. Tidak ada komplain. Kita tetap menawarkan paket wisata lain seperti eksplor kopi, Bangsring Underwater atau ke selatan ke Alas Purwo dan Sukamade," jelasnya.

Maya juga sempat bercerita pada malam kejadian keluarnya gas beracun dari Gunung Ijen, ada 15 tamunya yang akan mendaki pada malam tersebut. Semuanya adalah wisatawan asing.

"Tepat jam 12 malam kami memberitahukan kepada mereka jika pendakian dibatalkan sampai batas waktu yang belum ditentukan. Penutupan juga dilakukan untuk keselamatan mereka. Saya tidak bisa membayangkan jika malam itu mereka benar-benar mendaki. Bagi kami keselamatan wisatawan itu nomor satu. Jadi kami akan tetap mematuhi aturan dari mereka yang berwenang," tutur Maya.

Wisatawan sedang mengamati sarang penyu di pantai Sukamade, Banyuwangi, Jatim.KOMPAS.com/IRA RACHMAWATI Wisatawan sedang mengamati sarang penyu di pantai Sukamade, Banyuwangi, Jatim.
Semantara itu Imam, pemilik Omah Kopi Tlemung Kalipuro kepada Kompas.com mengatakan selama seminggu terakhir jumlah wisatawan yang datang ke tempatnya untuk belajar tentang kopi terus bertambah. Mereka rata-rata wisatawan asing yang datang bersama travel agent.

"Ada penambahan jumlah yang datang walaupun nggak banyak. Mereka di sini mulai dari belajar sangrai kopi, menyajikan kopi, belajar mengenal kopi. Rata-rata yang datang ke sini ya wisatawan asing," kata Imam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com