SEMARANG, KOMPAS.com - Meski bukan merupakan makanan khas Semarang, Ayam Goreng Pak Supar digandrungi banyak penikmatnya. Bukan pemandangan yang aneh saat menjelang makan malam, pengunjung harus antre hingga satu jam untuk mendapatkan kursi.
Beberapa orang memilih untuk membawa pulang hidangannya, tetapi ada juga yang rela untuk menunggu demi mencicipi langsung hidangan ayam kampung dan sop buntut andalan kedai ini.
"Iya sudah biasa antrean gini, biasanya memang menjelang makan malam sama makan siang paling ramai, enggak hanya akhir pekan saja," terang Ripto selaku pegawai senior kepercayaan pak Supar, sang pencetus kedai, saat dikunjungi KompasTravel, Rabu (28/03/2018).
Ripto mengatakan hidangan yang jadi incaran pelanggannya ialah ayam goreng dan sup buntut. Untuk hidangan ayam goreng, pihak kedai hanya menggunakan ayam kampung dengan usia tertentu.
"Ayam kita diolahnya beda sama yang lain, mulai pembumbuan, sampe gorengnya direbus minyak, jadi empuk," terangnya kepada KompasTravel.
Baca juga: 10 Tempat Ngopi di Semarang, Ada Kafe dengan Bangunan Benteng
Suasana ramainya Ayam Goreng Sop Buntut Daging Pak Supar, Semarang, Rabu (28/3/2018).
KompasTravel berkesempatan mencicipi dua hidangan istimewa tersebut di sela Famtrip HA-KA Hotel, Rabu (28/03/2018). Kami datang sebelum matahari terbenam untuk "mengamankan" tempat duduk.
Benar saja, saat dicoba, ayam kampung yang biasanya liat menjadi amat empuk karena proses penggorengan yang terendam minyak. Untuk pelengkapnya, kamu bisa memilih tiga jenis sambal yakni sambal korek, sambal terasi, juga sambal khas kedai ini.
Sambal khas kedai ini cenderung manis. Bagi yang suka pedas dianjurkan memilih sambal korek yang paling pedas di antara ketiganya.
Hidangan pamungkas selanjutnya ialah sup buntut yang masih mengepul panas. Daging ekor yang tersaji cukup banyak, dan dipotong besar-besar.
Baca juga: 25 Tempat Wisata di Semarang, Mulai dari Alam Sampai Sejarah
Dalam sehari, Ripto mengaku kedai ini bisa menghabiskan 10 kilogram daging buntut sapi dan 40-50 kilo daging sapi bagian lainnya.
"Daging buntut dipresto sampai dua jam jadi memang empuk," pungkas Ripto yang sudah bekerja di sana sejak dibuka tahun 1974.
Sedangkan untuk membuat kaldunya, kedai ini menggunakan rebusan tulang yang amat banyak sehingga terasa kental dan keruh.
Jika ingin berkunjung, kedai ini berlokasi di Jalan Moh.Suyudi No.48, Miroto, Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah. Buka mulai pukul 10.00 - 22.30 WIB.
Baca juga: Kunjungi Sam Poo Kong Saat Imlek, Cek Rute dari Simpang Lima Semarang
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.