Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompiang, Roti yang Populer di NTT Hadir di Bali

Kompas.com - 07/04/2018, 07:52 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Waktu masih menunjukkan pukul 10.00 Wita. Namun, suara mesin mixer pengaduk adonan roti sudah terdengar di Jalan Pulau Flores, Gang V Nomor 2, Denpasar, Bali, Jumat (6/4/2018).

Di ruangan berukuran 20 meter persegi, Ferdianus Pangkang Das, pria asal Manggarai, Nusa Tenggara Timur terlihat sibuk menyiapkan adonan roti.

Berbeda dengan pembuat roti lainnya di Denpasar, rupanya Ferdi -- sapaan akrab Ferdianus Pangkang Das -- sedang menyelesaikan pesanan roti khas NTT yaitu Kompiang. Jenis roti satu ini memang belum begitu populer di Indonesia. Tapi bagi orang Manggarai, Kompiang lekat dengan kehidupan sehari-hari.

Baca juga : Ini Dia Toko Roti Legendaris di 5 Kota di Indonesia

Di tempat asalnya Kota Ruteng, Manggarai, kompiang dijadikan teman minum kopi saat sarapan pagi. Rasanya yang khas, membuat kompiang sering dijadikan oleh-oleh para perantau yang hendak bepergian ke kota lain, termasuk Bali.

"Kalau ada keluarga yang datang dari kampung pasti pertanyaan pertama apakah bawa kompiang," tutur Ferdi.

Sebelumnya Ferdi malang melintang di dunia pembuatan roti di Bali. Bahkan sempat menjadi staf pengajar kuliner di salah saru kampus pariwisata di Bali.

Baca juga : Menjajal Roti hingga Pisang Bakar Paling Legendaris di Bandung

Pada tahun 2015, Ferdi memutuskan keluar dari zona nyaman dan membuka usaha pembuatan roti (bakery) sendri. Diawali dengan membuat roti yang cukup populer seperti croissant, danish, burger, ciabatta breads dan jenis lainnya.

Ferdy sedang menyelesaikan pesanan roti kompiang di kediamannya, Jalan Pulau Flores, Gang V Nomor 2, Denpasar, Bali, Jumat (6/4/2018).KOMPAS.com/ROBINSON GAMAR Ferdy sedang menyelesaikan pesanan roti kompiang di kediamannya, Jalan Pulau Flores, Gang V Nomor 2, Denpasar, Bali, Jumat (6/4/2018).
Ide membuat kompiang berawal ketika ada kerabat dari Manggarai datang ke Bali membawa oleh-oleh kompiang.

Rasa rindu akan kompiang membuat Ferdi bersama istrinya harus menempuh jarak 40 km menuju Kabupaten Tabanan. "Sampai di Tabanan ternyata cuma bisa dapat lima biji, soalnya sudah dibagi-bagi dengan keluarga yang lain," katanya.

Berbekal pengalaman tersebut kemudian menginspirasi Ferdi. Punya bekal keahlian membuat roti, mengapa tidak memproduksi sendiri. Apalagi peminatnya cukup besar. "Awalnya cuma produksi beberapa biji, lalu diposting di facebook," kenang Ferdy.

Postingan tersebut rupanya memancing perhatian sejumlah warga NTT di Bali, kemudian mendatangi kediaman Ferdi. Namun, ketika itu Ferdi masih merahasiakan bahwa kompiang tersebut adalah karya tangannya.

Kompiang buatan Ferdi mulai dikenal ketika ditawarkan secara terbuka di kompetisi sepak bola perantau asal Manggarai di tahun 2016. Kompiang yang populer di Manggarai lalu diberi nama Kompiang Manggarai Bali atau Kombal.

"Mulai saat itu nama kombal mulai dikenal," ujarnya.

Dari hari ke hari, nama kompiang atau kombal makin dikenal. Pembeli juga datang dari berbagai kalangan. Bahkan sering dijadikan oleh-oleh mereka yang warga yang singgah di Bali. Ada dari Papua, Surabaya, Solo, bahkan ada pesanan dari Afrika dan Filipina.

"Pesanan ada yang dari kota lain, ada juga dari luar negeri. Saya pernah mengirim pesanan kompiang ke Filipina dan Afrika," kata Ferdy.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com