Saya bersama rekan-rekan wartawan lainnya pun menggunakan pesawat Susi Air. Pesawat berkapasitas 11 orang ini adalah satu-satunya transportasi udara menuju Kepulauan Sula. Perjalanan menggunakan pesawat ini memiliki waktu tempuh sekitar 1,5 jam dengan biaya Rp 375.000 per orang.
Akan tetapi untuk ke Kepulauan Sula pun bisa menempuh jalur laut menggunakan kapal feri dengan waktu tempuh sekitar 15 jam.
Saat pesawat mulai lepas landas dari Bandara Sultan Babullah, jantung saya berdegup lebih kencang. Saya berpasrah diri. Namun begitu pesawat terbang lebih tinggi, panorama alam Indonesia bagian Timur ini nan elok. Saya terkesima.
Sepanjang jalan saya melihat lautan yang begitu luas, beberapa pulau kecil tak berpenghuni pun saya lalui. Tak terasa saya pun hampir sampai di Kepulauan Sula.
Dua pulau besar yakni Pulau Sula dan Pulau Mangoli sudah terlihat dari ketinggian. Masjid raya, pelabuhan, hingga rumah penduduk di Kota Sanana pun sudah terlihat jelas. Batas antara garis pantai, laut dangkal bewarna biru tosca, dan laut dalam bewarna biru begitu jelas.
Namun, sebelum mendarat, pesawat ini pun harus mengambil posisi untuk mendarat. Kapal pun dimiringkan untuk berbelok arah. Disitulah saya merasa seperti sedang bermain roller coaster. Seketika terkejut dan reflek memegan kursi di depan saya.
Tak lama pesawat pun mendarat, saya pun bisa bernapas lebih lega. Tentunya karena ini adalah pengalaman pertama saya naik pesawat kecil. Sesampainya di Kota Sasana waktu menunjukkan pukul 09.30 WITA. Saya pun segera bergegas menuju penginapan.
Rasanya saya pun tak sabar untuk menikmati keindahan alam yang ada di Kepulauan Sula. Banyak obyek wisata yang bisa dikunjungi seperti Pantai Baleha, Pantai Fatkauyon, Pantai Desa Waisum, Pantai Wai Ipa, Pantai Mangoli, dan Pantai Teluk Harimau. Potensi alam lainnya yang bisa dikunjungi pula seperti seperti Telaga Kabau, Pulau Kucing, Air Terjun Wailau, Air Terjun Waitina, Selat Capalulu, dan Pulau Pagama.
Sepenggal soal Bagasi yang "Nyasar" ke Penerbangan lain
Kembali ke cerita awal bahwa bagasi saya masuk ke pesawat dengan rute berbeda. Sekitar pukul 13.00 WITA saya mendapatkan pesan singkat dari petugas maskapai di Bandara Sultan Babullah. Petugas mengatakan bahwa tas saya sudah ada di sana.
Rasanya begitu lega, namun tas saya pun tidak bisa langsung sampai di Kota Sanana. Penerbangan pesawat perintis baru ada keesokan harinya. Berbekal rasa percaya saya pun menyetujui asalkan tas saya bisa sampai.
Saya pun terus berkoordinasi dengan petugas dari maskapai Garuda Indonesia, petugas Bandara Sultan Babullah, dan petugas maskapai Susi Air. Akhirnya tas saya pun sampai di Kota Sanana dititipkan melalui penerbangan Susi Air di hari berikutnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.