Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mbok Temu Misti, Maestro Tari Gandrung, Sekarang Pelihara Ayam

Kompas.com - 21/04/2018, 19:10 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

Menurutnya, ada 11 lagu Gandrung yang saat itu direkam antara lain Delimoan, Chandra Dewi dan Seblang Lukinto.

Dia mengaku hanya dibayar Rp 250.000 tanpa ada kontrak kerja sama. Selain itu, dia hanya mendapatkan sampul album Songs Before Dawn yang di pigura dan sempat dipajang di dinding rumahnya.

Selama bertahun-tahun, dia tidak mengetahui jika suara emasnya dijual di sejumlah situs bisnis di Amerika dan Eropa.

"Saya nggak mau bahas itu. Biar saja. Dulu janjiannya direkam untuk kegiatan penelitian tapi saya sempat dengan katanya dijual. Yang penting saya bisa menghibur banyak orang. Saya nggak masalah nggak dapat apa-apa. Tuhan tidak tidur," jelasnya.

Gandrung Temu sempat berhenti menjadi Gandrung ketika dia menikah di usia 18 tahun. Namun pernikahan itu hanya bertahan selama dua tahun. Dia kembali menikah pada tahun 1977 namun kembali lagi bercerai karena suami keduanya cemburu dan suka memukul.

Didik Nini Thowok belajar nari Gandrung saat berkunjung ke Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (21/5/2017).KOMPAS.com/IRA RACHMAWATI Didik Nini Thowok belajar nari Gandrung saat berkunjung ke Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (21/5/2017).
Suaminya yang ketiga bernama Adis dan mereka menikah pada tahun 2014. Mbok Temu sendiri tidak memiliki anak, namun dia mengasuh keponakannya yang saat ini duduk di SMA Luar Biasa Banyuwangi.

"Tidak semua orang bisa punya anak tapi saya seneng bisa ngangkat anak dan menyekolahkan hingga SMA. Dia tuna wicara, tapi saya pernah menganggap dia anak angkat," katanya.

Pada tahun 1982 dia membuka toko kelontong kecil di depan rumahnya dan akhirnya tutup pada tahun 2006 karena penghasilannya sebagai Gandrung berkurang dan modal tidak berputar.

Masa kejayaannya meredup awal tahun 2000-an. Semakin lama, panggilan tanggapan untuk menari semakin sepi karena kalah dengan dangdut electone. Bahkan Gandrung Temu pernah tidak mendapatkan job sama sekali dalam sebulan.

Ia kemudian banting setir mengurusi sawah dan memelihara ayam di belakang rumahnya yang sederhana untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Ayam-ayam peliharaannya tersebut dijual jika ada warga yang akan membuat pecel pitik untuk selamatan.

Gandrung Temu, seorang maestro tari Gandrung Banyuwangi.KOMPAS.com/IRA RACHMAWATI Gandrung Temu, seorang maestro tari Gandrung Banyuwangi.
Namun saat ini ayam kampung peliharaannya tinggal 25 ekor karena banyak yang mati karena diserang penyakit.

"Kalau dulu kan buat pecel pitik hanya selamatan atau lebaran sekarang hampir tiap hari ada yang buat karena banyak wisatawan yang datang. Jadi belinya ke saya. Walaupun nggak banyak ya disyukuri saja," ceritanya.

Selain itu, dia juga mengajari anak-anak menari Gandrung di halaman rumahnya setiap hari Minggu. Bahkan dia juga telah melatih dan mencetak para penari Gandrung profesional seperti dirinya.

Pada tahun 2015, Gandrung Temu sempat menari dan tampil di Jerman mewakili budaya Banyuwangi dan sempat beberapa kali tampil di Jakarta untuk misi kebudayaan.

"Menjadi Gandrung itu nggak gampang. Kita harus bisa jaga diri karena tampil di hadapan orang. Kalau dulu jarak penari dengan penonton bisa satu meter bukan kayak sekarang yang deket-deketan malah kadang saya risih melihatnya," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com