Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Peting Ghan Nalun Weru", Ritual Sakral Suku Nggai di Flores

Kompas.com - 23/04/2018, 06:42 WIB
Markus Makur,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

Saat itu juga minuman moke atau minuman alkohol lokal disajikan ke tanah agar leluhur bisa masuk ke rumah dan mengikuti ritual adat tersebut. Bersama ritual itu, tua adat itu bersama leluhur nenek moyang Suku Nggai masuk ke dalam rumah.

Lima Daun Sirih dan Lima Buah Pinang Ditaruh Dalam Nyiru

Sesudah ritual di Watu Naga Tana untuk memanggil leluhur dan mori kraeng atau wujud tertinggi atau Sang Pencipta Kehidupan. Selanjutnya dilangsungkan ritual adat Peting Ghan Nalu Weru.

Tua adat yang sama memanggil semua anak-anak laki-laki untuk duduk mengelilingi Watu Nurung atau Batu Compang berukuran kecil di dapur.

Anak-anak laki-laki dari yang usia anak-anak sampai yang sudah berkeluarga duduk sila sementara daun sirih dan buah pinang yang berada di dalam nyiru berada di tengah mereka.

Ayam kampung berbulu putih dipegang tua adat itu dan goet-goet atau tuturan adat kepada leluhur dan Sang Pencipta Kehidupan dilangsungkan.

Tuturan adat sudah selesai maka ayam dipotong dan darahnya diteteskan di Watu Nurung, daun sirih dan buah pinang, pintu rumah. Saat dilangsungkan ritual itu pintu rumah, jendela ditutup rapat.

Lima daun sirih dan lima butir buah pinang sebagai simbol adat saat dilangsungkan ritual Peting Ghan Nalun Weru Kampung Munde, Desa Komba, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur, Selasa (3/4/2018). KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Lima daun sirih dan lima butir buah pinang sebagai simbol adat saat dilangsungkan ritual Peting Ghan Nalun Weru Kampung Munde, Desa Komba, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur, Selasa (3/4/2018).
Tamu yang baru datang saat dilangsungkan ritual itu tak diizinkan masuk. Tamu itu boleh masuk apabila ritual itu sudah selesai dilaksanakan.

Tabuh Gendang dan Gong

Setelah ritual peting ghan nalun weru, Yohanes Ariyanto Anggal bersama dengan Martinus Timbul serta anggota keluarga ditunjuk menabuh gendang dan memukul gong di dalam rumah tersebut. Ini sebagai tanda bahwa ritual adat sudah dilangsungkan tahun ini.

Bunyi Gong dan Gendang sebagai tanda bahwa Suku Nggai di kampung Munde sudah melangsungkan ritual tersebut yang direstui leluhurnya. Warga Kampung Munde mengetahui bahwa Suku Nggai sudah melaksanakan ritual peting ghan nalun weru di tahun ini.

Sesuai aturan lisan bahwa menabuh gendang dan memukul gong hanya dilangsungkan saat ritual peting ghan nalun weru dilangsungkan.

Untuk hari-hari biasa dilarang menabuh gendang dan memukul gong. Saat itu juga gendang dan gong diturunkan dari tempat penyimpanan di dalam rumah.

Tua adat suku Nggai, Kampung Munde, Desa Komba, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur, Selasa (3/4/2018), melaksanakan ritual Peting Ghan Nalun Weru.KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Tua adat suku Nggai, Kampung Munde, Desa Komba, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur, Selasa (3/4/2018), melaksanakan ritual Peting Ghan Nalun Weru.

Ritual Membuka Benda-benda Pusaka Suku Nggai

Uniknya benda-benda pusaka berupa rantai panjang dan batu sebanyak lima buah baru dibuka dan diperlihatkan kepada anggota keluarga saat ritual peting itu.

Hari-hari lain tak diizinkan untuk membuka dan menurunkan benda-benda pusaka tersebut. Saya bersyukur bisa melihat langsung benda-benda pusaka tersebut.

Sebelum benda-benda sakral itu dibuka terlebih dahulu dilangsungkan ritual adat untuk meminta restu leluhur. Ayam kampung berbulu putih juga disiapkan oleh anggota keluarga.

Tua adat yang sama melangsungkan ritual dengan tuturan-tuturan adat. Jika sudah selesai dilangsungkan maka benda-benda sakral pelindung Suku Nggai dibuka oleh tua adat tersebut.

Nalun Weru Digosok di Tubuh Kaum Perempuan

Sebelum nalun weru atau nasi baru dimakan kaum laki-laki dari tempat sesajian, terlebih dahulu nasi baru itu digosok di tubuh kaum perempuan, mulai dari kepala sampai di kaki.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com