Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Pendakian Stagnan, Pendaki Kini Lebih Gemar "Selfie"

Kompas.com - 24/04/2018, 18:25 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Masih lekat dalam benak pasca film 5cm ratusan orang kerap menyesaki gunung dalam waktu yang bersamaan. Kini setelah dua tiga tahun berlalu tren tersebut telah menurun.

Kini tren pendakian gunung kembali stagnan seperti sebelum film tersebut muncul. Gunung-gunung di Indonesia tidak lagi disesaki, tetapi para pendaki tersebut cenderung bergeser ke aktivitas lainnya.

Hal ini disampaikan CEO Consina Oudoor Service (COS), Disyon Toba saat konferensi pers Indofest di D’Cozy Hotel, Jakarta, Senin (23/4/2018). Ia mengatakan tren aktivitas outdoor bergeser dari pendakian gunug.

“Meski naik gunung mulai stagnan, sebenarnya mereka hanya bergeser saja, trennya bergerak ke aktivitas-aktivitas lain, yang masih dalam lingkup traveling kegiatan outdoor,” pungkas Disyon.

Turis melintasi kawasan hutan Mbeling dengan trekking. Turis sangat terkesan dengan keaslian alam dan hutan di kawasan Mbeling, Kecamatan Borong, Manggarai Timur,Flores, NTT, Senin (14/8/2017). KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Turis melintasi kawasan hutan Mbeling dengan trekking. Turis sangat terkesan dengan keaslian alam dan hutan di kawasan Mbeling, Kecamatan Borong, Manggarai Timur,Flores, NTT, Senin (14/8/2017).
Menurutnya, kini para pendaki tak hanya mengejar pemandangan gunung yang harus didaki. Disyon mengatakan pendaki lebih gemar selfie di lanskap alam yang juga menakjubkan mulai dari air terjun, sungai, pantai dan bentang alam lainnya.

Alhasil tren kegiatan outdoor pun kini lebih meyatu ke traveling seperti biasanya, bukan lagi diidentikkan dengan aktivitas ekstrem.

Sementara itu, beberapa contoh aktivitas khusus yang sedang banyak digemari ialah lari, bersepeda, dan trekking.

“Di antara kegiatan outdoor lain seperti bersepeda, trekking, mancing, canyoning, dan lainnya, naik gunung itu stabil sekarang. Tidak terlalu naik signifikan juga tidak turun drastis,” ungkap Disyon.

Arung jeram di Sungai Pekalen, Probolinggo.www.wisatajatim.info Arung jeram di Sungai Pekalen, Probolinggo.

Menurutnya saat ini aktivitas outdoor lari sedang mengalami pertumbuhan yang dahsyat. Sampai event lari di Indonesia lebih banyak dari jumlah hari dalam satu tahunnya.

“Total event lari dalam setahun bisa 500 lebih. Hebatnya dari banyaknya acara lari tersebut hampir semua berjalan lancar dan banyak pesertanya,” tutur Disyon.

Setelah dilihat, menurutnya para pesertanya mayoritas yang juga suka melakukan kegiatan outdoor lainnya. Karakter seperti ini yang biasanya sudah dipupuk sedari kecil untuk berkegiatan outdoor, atau dari sekoahnya sering ke alam, ataupun dari pengalaman pekerjaan.

"Kita berharapnya akan banyak masuk orang baru, entah itu mengikuti tren dulu baru mengeksplor kegiatan outdoor lainnya, ataupun yang mendapat pengalaman menarik di alam luar negeri dan menggelutinya di Indonesia," tutup Disyon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com