JAKARTA, KOMPAS.com - Tubuh Ruminah tak lagi muda. Usianya lebih dari separuh abad, tepatnya 57 tahun. Namun jangan tandingi kekuatan Ruminah untuk mengangkat beban barang.
Ia dapat menggendong beban sampai satu kuintal, hanya dengan bantuan lilitan kain lurik untuk menggendong barang.
Ruminah adalah satu dari sekian banyak buruh gendong yang tersebar di pasar-pasar Yogyakarta. Sehari-hari Ruminah mencari nafkah di Pasar Giwangan.
Baca juga : Makanan yang Disantap Keluarga Obama di Hotel Tentrem Yogyakarta
Dari subuh sampai siang terus menggendong barang. Entah berat mana, beban barang atau beban hidup yang diangkat Ruminah dan kawan-kawan.
"Habis ibu tidak sekolah, tidak punya ijazah, adanya cuma kekuatan ini. Pokoknya ibu balas dendam. Ibu boleh tidak bisa sekolah tapi tiga anak ibu harus sekolah," cerita Ruminah saat ditemui di Hotel Tentrem, Yogyakarta, Sabtu (21/4/2018).
"Alhamdulillah, anak ibu tiga tiganya bisa kuliah," kata Ruminah sambil tersenyum lebar.
Penghargaan untuk Para Buruh Gendong
"Para buruh gendong ini tidak hanya mengangkut beban barang, tetapi juga beban keluarga. Banyak dari mereka yang ditinggal suami atau suaminya tidak bekerja," kata Public Relations Manager Hotel Tentrem Yogyakarta, Adventa Pramushanti.
Baca juga : Triwil, Oleh-oleh Khas Semarang di Pasar Senggol
Venta bercerita karena menjadi tulang punggung keluarga, sampai ada buruh gendong yang hamil delapan bulan masih terus menggendong beban. Ada juga yang sudah berusia 80 tahun lebih masih terus bekerja.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.