Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Takut! Wisata ke Korea Utara Aman asal...

Kompas.com - 29/04/2018, 17:10 WIB
Silvita Agmasari,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS. com - Republik Rakyat Demokratik Korea atau lebih dikenal Korea Utara jelas bukan destinasi wisata mainstream.

Stigma negatif melekat pada Korea Utara yang masih menganut dan menjalankan paham komunis. Namun, ini juga yang menjadi daya tarik untuk berwisata ke Korea Utara.

Founder & Chairman Calyba Tour, Ali 'TRAVELGURU' Gita, sudah membuka paket wisata ke Korea Utara bagi wisatawan Indonesia sejak 2002. Sejak saat itu, Calyba Tour rutin membawa wisatawan Indonesia yang penasaran dengan negara yang dipimpin Kim Jong Un ini.

"Banyak orang salah kapra kalau masuk Korea Utara itu menakutkan, takut tidak bisa keluar, tidak aman karena negara komunis," kata Ali dihubungi KompasTravel, Minggu (29/4/2018). 

Padahal menurutnya anggapan negatif terhadap Korea Utara tersebut salah. Sebab untuk berwisata ke Korea Utara itu aman dan sebenarnya tidak sulit.

Memang semua wisatawan yang berkunjung ke Korea Utara harus menggunakan jasa agen perjalanan.

Untuk pengurusan visa, Ali juga mengatakn Calyba Tour masih harus mengurus ke Ibu kota Korea Utara, Pyongyang. Namun, sekian lama mengurus visa wisawatan Indonesia, Ali mengatakan selalu lolos.

"Kim Il Sung (Mantan Perdana Menteri Korea Utara) itu kan sebenarnya punya hubungan yang baik dengan Bung Karno. Jadi hubungan diplomatiknya tidak masalah," jelas Ali.

Biasanya Ali mengatakan butuh waktu satu bulan untuk proses pengajuan sampai keluar visa Korea Utara. Sebelum berangkat, pihak tur akan memberi tahu wisatawan hal apa saja yang boleh dilakukan dan apa saja yang tidak boleh dibawa.

Dalam foto ini terlihat seorang prajurit Korea Utara berpose di Zona Demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea. Di belakangnya terlihat Rumah Perdamaian lokasi KTT Korea yang akan digelar pada Jumat (27/4/2018).AFP/ED JONES Dalam foto ini terlihat seorang prajurit Korea Utara berpose di Zona Demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea. Di belakangnya terlihat Rumah Perdamaian lokasi KTT Korea yang akan digelar pada Jumat (27/4/2018).
Di Korea Utara sendiri, ada pemandu tur lokal dan petugas partai yang akan terus menemani grup wisatawan. Mereka juga akan memberi tahu apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama wisata.

"Operator tur di Korea Utara mayoritas memang milik negara, jadi sebenarnya sama saja," jelas Ali.

Ia mengatakan penting bagi wisatawan untuk mematuhi segala peraturan yang diberikan. Jika tidak bisa wisatawan dan tur dapat dikenakan sanksi.

"Waktu itu ada tur dari Amerika Serikat, pesertanya tidak sengaja meninggalkan kitab suci. Sedangkan sebagai negara komunis tidak boleh ada penyebaran agama atau doktrin tertentu. Jadi wisatawan akhirnya dikenakan sanksi, dan pihak tur dilarang mengadakan tur lagi," jelas Ali.

Ia mengatakan sebenarnya tidak hanya di Korea Utara, di negara mana saja jika ada peraturan dan dilanggar oleh wisatawan, pasti akan dikenakan sanksi.

"Pokoknya patuhi saja kata pemandu turnya itu," jelas Ali.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com