Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kewur Uwi, Tradisi Makan Bersama di Kampung Paua, Flores

Kompas.com - 01/05/2018, 10:24 WIB
Markus Makur,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

BORONG, KOMPAS.com - Jarum jam menunjukkan pukul 15.00 Wita, Senin (16/4/2018). Saya bersama Adrys Harapan, Deni, Flori, Arif didampingi tua adat Suku Walan, Kornelis Sambi serta sejumlah tua adat lainnya bertamu di salah satu rumah warga di Kampung Paua, Desa Mosi Ngaran, Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Sebagaimana biasanya budaya orang Manggarai Timur di seluruh pelosok selalu menghargai tamu yang berkunjung disuguhi kopi Flores.

Saat kami sedang menikmati minuman kopi pahit (kopi pait), tua adat Suku Walan, Kornelis Sambi menginformasikan bahwa saat ini warga di kampung ini sedang melaksanakan ritual tahunan, yakni Kewur Uwi. Biasa juga dikenal dengan ritual tapa uwi (bakar uwi).

Mendengar informasi itu, saya sangat tertarik dengan ritual langka itu karena saya baru mendapatkan informasi itu. Setelah minum kopi pahit selesai, saya didampingi tua adat itu menuju ke dapur melihat proses ritual Kewur Uwi.

Rupang, makanan khas warga di Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT, Senin (16/4/2018).  KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Rupang, makanan khas warga di Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT, Senin (16/4/2018).
Setiba di dapur, saya bersama Kornelis Sambi berjumpa dengan Mama Edeltrudis Nurhayati (29) yang sedang kewur itu atau Bakar Uwi tersebut serta masak makanan Rupang (nasi yang dimasak dengan daun bambu muda).

Saat itu ada dua buah Uwi (sejenis umbi-umbian berwarna putih dan berserabut) yang sudah dibakar dan siap diritualkan bersama dengan seluruh warga Kampung Paua.

Baca juga : Perempuan Flores Merawat Tenun sebagai Warisan Budaya

Mama Edeltrudis Nurhayati kepada KompasTravel, Senin (16/4/2018) menjelaskan ritual kewur uwi atau tapa uwi merupakan ritual tahunan yang di wariskan leluhur di seluruh warga Kampung Paua.

Ritual Kewur Uwi merupakan ritual tahunan untuk memulai panen padi ladang di seluruh kampung di Kecamatan Elar Selatan.

Seorang ibu di Kampung Paua, Desa Mosi Ngaran, Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT sedang masak nasi Rupang untuk dihidangkan kepada tamu saat dilangsungkan Ritual Kewur Uwi, Senin (16/4/2018). KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Seorang ibu di Kampung Paua, Desa Mosi Ngaran, Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT sedang masak nasi Rupang untuk dihidangkan kepada tamu saat dilangsungkan Ritual Kewur Uwi, Senin (16/4/2018).
Nurhayati menjelaskan, ritual Kewur Uwi atau tapa uwi (bakar umbi-umbian) sebagai tanda dimulai panen padi ladang yang tersebar di lereng dan bukit di sekitar kampung.

Baca juga : Peting Ghan Nalun Weru, Ritual Sakral Suku Nggai di Flores

Padi di ladang tak bisa panen apabila belum dilaksanakan ritual Kewur Uwi. Seluruh petani di Kecamatan Elar Selatan taat terhadap ritual ini. Ritual Kewur Uwi dilaksanakan setiap April dalam kalender pertanian dari warga setempat.

“Warga petani di Kampung Paua dan seluruh Kecamatan Elar Selatan selalu melaksanakan ritual ini sebelum mulai panen padi ladang,” katanya.

Clara Jaja kepada KompasTravel menjelaskan, ritual Kewur Uwi merupakan ritual massal di seluruh kampung di Kecamatan Elar Selatan. Ritual ini dilaksanakan sehari saja dari rumah ke rumah yang dilaksanakan warga seluruh kampung.

Seorang ibu di Kampung Paua, Desa Mosi Ngaran, Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT sedang masak nasi Rupang untuk dihidangkan kepada tamu saat dilangsungkan Ritual Kewur Uwi, Senin (16/4/2018). KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Seorang ibu di Kampung Paua, Desa Mosi Ngaran, Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT sedang masak nasi Rupang untuk dihidangkan kepada tamu saat dilangsungkan Ritual Kewur Uwi, Senin (16/4/2018).
Mama Afrida Jelita Gandut mengatakan, saat ritual Kewur Uwi juga ada makanan rupang (makanan yang dimasak dengan daun bambu muda).

“Kaum perempuan yang laksanakan kewur uwi dan masak nasi rupang untuk dihidangkan kepada warga yang hadir setelah ritual ini dilaksanakan. Larangannya adalah kaum perempuan tidak boleh makan Uwi sesudah diritualkan oleh tua adat di kampung tersebut. Yang makan uwi adalah kaum laki-laki khususnya Anak winar (laki-laki penerima anak gadis dari anak Ranar). Ritual ini terus dilangsungkan setiap tahun,” katanya.

Uwi, Makanan Pokok Warga di Manggarai Raya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com