BANJARNEGARA, KOMPAS.com- Lokomotif Hohenzollern D1301-D1303 menderu-deru di atas rel milik maskapai kereta Serajoedal Stoomtram Maatschappij (perusahaan kereta uap lembah serayu) pada siang yang terik.
Asap putih pekat yang menguar dari cerobong membumbung ke angkasa, menyesaki langit di atas gedung Suikerfabriek (pabrik gula) Belanda.
Pasca Gubernur Jenderal Johannes van Den Bosch mendeklarasikan Cultuurstelsel atau sistem tanam paksa pada 1830, wilayah di sepanjang lembah Sungai Serayu disesaki oleh perkebunan tebu, kopi dan tarum atau nila.
Trinitas komiditi ekspor bernilai selangit yang diperas dengan harga hampir gratis dari keringat petani pribumi.
Demi menghapus kultivasi pemerkosaan itu, pada tahun 1870 kaum liberal mendorong terbitnya Agrarische Wet atau Undang-Undang Agraria. Namun adanya hak erfpacht atau hak guna usaha justru semakin membuat perkebunan “neraka” menjamur di Nusantara.
Sebab, seorang tuan tanah diperbolehkan menyewa lahan telantar di manapun khatulistiwa membentang, selama maksimal 75 tahun mendatang.
Akibatnya, perusahaan kapital dari benua biru dengan bebasnya memonopoli peta perekonomian nasional. Konglomerasi merajalela hingga berakhirnya masa imperialisme Hindia Belanda.
Kini, sisa-sisa kejayaan para kaum feodal masih berdiri kokoh, tersebar di banyak tempat, salah satunya berada di kompleks kota tua di Kecamatan Purworejo Klampok, Banjarnegara, Jawa Tengah.
Baca juga : Selain Dieng, Ini 7 Desa Wisata di Banjarnegara
Kesan akan narasi itulah yang terlintas saat kali pertama menjejakkan kaki di pintu gerbang Festival Kota Lama (Feskola) “Klampok Tempo Doeloe”, Sabtu (28/4/2018).
Ketua Panitia Feskola, Ernanto Widyo Hapsoro sukses menyulap kompleks yang saat ini digunakan sebagai Balai Latihan Kerja Pertanian (BLKP) menjadi benar-benar mirip dengan suasana tahun 1860-an.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.