Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Feskola: Mengungkit Kenangan Lama di Kota Tua Banjarnegara

Kompas.com - 02/05/2018, 17:23 WIB
Iqbal Fahmi,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

BANJARNEGARA, KOMPAS.com- Lokomotif Hohenzollern D1301-D1303 menderu-deru di atas rel milik maskapai kereta Serajoedal Stoomtram Maatschappij (perusahaan kereta uap lembah serayu) pada siang yang terik.

Asap putih pekat yang menguar dari cerobong membumbung ke angkasa, menyesaki langit di atas gedung Suikerfabriek (pabrik gula) Belanda.

Pasca Gubernur Jenderal Johannes van Den Bosch mendeklarasikan Cultuurstelsel atau sistem tanam paksa pada 1830, wilayah di sepanjang lembah Sungai Serayu disesaki oleh perkebunan tebu, kopi dan tarum atau nila.

Trinitas komiditi ekspor bernilai selangit yang diperas dengan harga hampir gratis dari keringat petani pribumi.

Demi menghapus kultivasi pemerkosaan itu, pada tahun 1870 kaum liberal mendorong terbitnya Agrarische Wet atau Undang-Undang Agraria. Namun adanya hak erfpacht atau hak guna usaha justru semakin membuat perkebunan “neraka” menjamur di Nusantara.

Sebab, seorang tuan tanah diperbolehkan menyewa lahan telantar di manapun khatulistiwa membentang, selama maksimal 75 tahun mendatang.

Akibatnya, perusahaan kapital dari benua biru dengan bebasnya memonopoli peta perekonomian nasional. Konglomerasi merajalela hingga berakhirnya masa imperialisme Hindia Belanda.

Kini, sisa-sisa kejayaan para kaum feodal masih berdiri kokoh, tersebar di banyak tempat, salah satunya berada di kompleks kota tua di Kecamatan Purworejo Klampok, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Baca juga : Selain Dieng, Ini 7 Desa Wisata di Banjarnegara

Kesan akan narasi itulah yang terlintas saat kali pertama menjejakkan kaki di pintu gerbang Festival Kota Lama (Feskola) “Klampok Tempo Doeloe”, Sabtu (28/4/2018).

Ketua Panitia Feskola, Ernanto Widyo Hapsoro sukses menyulap kompleks yang saat ini digunakan sebagai Balai Latihan Kerja Pertanian (BLKP) menjadi benar-benar mirip dengan suasana tahun 1860-an.

“Dulu di sini (Klampok) berdiri pabrik gula raksasa, di mana pusat perekomian eks Karesidenan Banyumas salah satunya ditopang dari sini. Klampok tempo dulu sangat ramai sebagai urat nadi kehidupan masyarakat lokal dan kolonial,” kata pria yang karib disapa Wiwid itu.

Berbagai atribut dekorasi dan pernak-pernik yang menggambarkan karakter tempo doeloe, ditata dengan apik dalam kawasan Feskola.

Tidak ketinggalan berbagai jenis properti otomotif jadul seperti Jeep Willys hingga Plymouth 51 dijejer agar dapat dijadikan latar belakang foto.

Pengunjung pun hanyut dalam kemeriahan animo tempo doeloe yang coba dibangun panitia. Mereka sengaja datang mengenakan setelan tempo doeloe dengan beragam tema.

Ada yang berbusana kebaya layaknya gadis desa yang sederhana namun memikat. Beberapa ada yang memakai gaun khas noni-noni belanda yang anggun dan mewah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com