Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyadran Agung di Kulon Progo, Puluhan Gunungan Diarak

Kompas.com - 05/05/2018, 07:11 WIB
Dani Julius Zebua,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi


KULON PROGO, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo akan menyelenggarakan Nyadran Agung, sebuah tradisi yang jamak hidup di masyarakat Jawa dalam menyongsong bulan Ramadhan.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Nyadran Agung akan dihadiri ribuan orang, baik sebagai peserta maupun masyarakat yang ingin menonton.

Pelaksanaan Nyadran Agung ini terpusat di alun-alun yang berlangsung Sabtu (5/5/2018) pukul 13.00-16.30.

"Pegawai di lingkungan pemerintah kabupaten, mulai SKPD, kecamatan hingga di tingkat desa, termasuk BUMD dan dunia usaha. Kira-kira bisa 1.000 orang ikut serta dan semuanya memakai pakaian adat Jawa," kata Wruhantoro, Kepala Bidang Seni, Adat, dan Tradisi dari Dinas kebudayaan Kulon Progo, belum lama ini.

Baca juga : Merti Dusun, Tradisi Unik dan Wisata Budaya di Kulon Progo.

Nyadran atau sadran di zaman dahulu merupakan penghormatan pada leluhur serta memanjatkan doa. Tradisi ini berlangsung secara turun temurun dan masih hidup hingga kini di tengah masyarakat.

Destinasi wisata di ketinggian Bukit Menoreh merupakan andalan Kecamatan Samigaluh, Kulon Progo, khususnya di Dusun Tritis. Tiap tahun berlangsung tradisi nyadran dan merti dusun, sekaligus kirab melewati beberapa destinasi. Mereka berharap melalui tradisi yang masih bertahn ini akan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan.KOMPAS.com/DANI J Destinasi wisata di ketinggian Bukit Menoreh merupakan andalan Kecamatan Samigaluh, Kulon Progo, khususnya di Dusun Tritis. Tiap tahun berlangsung tradisi nyadran dan merti dusun, sekaligus kirab melewati beberapa destinasi. Mereka berharap melalui tradisi yang masih bertahn ini akan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan.
Nyadran Agung, menurut laki-laki yang sering disapa Pak Toro ini, menjadi representasi nyadran yang berlangsung di masyarakat pada umumnya. Namun kali ini lebih besar dan melibatkan banyak sekali warga. Pemerintah mengemasnya rutin setiap tahun.

Seperti halnya di tahun-tahun sebelumnya, Nyadran Agung nanti akan ada kirab, pasukan bregada, arak-arakan gunungan dalam jumlah sangat banyak, dan semua orang berpakaian adat Jawa.

Baca juga : Kembul Bujana, Tradisi Makan Bersama di Kulon Progo

Salah satu yang paling ditunggu di Nyadran Agung ini adalah ngalap berkah di mana warga berebut isi gunungan yang kebanyakan adalah hasil bumi.

Kirab rencananya mengambil rute sejauh 1 kilometer, dari halaman kantor DPRD berakhir di alun-alun. Mereka yang berada dalam barisan kirab itu dari BUMN, BUMD, perwakilan kecamatan dan desa, dan organisasi kemasyarakatan.

Baca juga : Mampir di Jogja, Jangan Lupa Beli Rengginang Terasi Khas Kulon Progo

Masing-masing kelompok membawa tenong berisikan tumpeng beserta kelengkapannya, juga plakat nama masing-masing kelompok.

Rebutan gunungan usai merti dusun di Dusun Tritis Kecamatan Samigaluh, Kulon Progo, DI Yogyakarta. Tiap tahun berlangsung tradisi nyadran dan merti dusun, sekaligus kirab melewati beberapa destinasi. Mereka berharap, melalui tradisi ini akan mampu menarik kunjungan wisatawan.KOMPAS.com/DANI J Rebutan gunungan usai merti dusun di Dusun Tritis Kecamatan Samigaluh, Kulon Progo, DI Yogyakarta. Tiap tahun berlangsung tradisi nyadran dan merti dusun, sekaligus kirab melewati beberapa destinasi. Mereka berharap, melalui tradisi ini akan mampu menarik kunjungan wisatawan.
Dalam nyadran ini juga akan berlangsung banyak sambutan dari berbagai pihak hingga tahlil. Malamnya, warga disuguhi pentas wayang kulit.

Potensi Wisata

Pemkab Kulon Progo mengharapkan Nyadran Agung tidak hanya menghibur warga lokal tetapi juga menarik bagi wisatawan, utamanya wisatawan nusantara.

Pemerintah bekerja sama dengan banyak travel agent untuk mempromosikan Nyadran Agung sebagai wisata budaya religius ini.

"Kegiatan ini besar sekali. Karenanya kita ingin turis datang ke sana. Kita kerja sama dengan tour travel untuk mendatangkan turis nanti," kata Yudono Hindri Atmoko, Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Kulon Progo pada kesempatan berbeda.

Yudono menjelaskan, kebudayaan, tradisi di masyarakat, serta destinasi wisata merupakan kesatuan paket. Gelaran budaya yang rutin akan memperkuat keberadaan destinasi di daerah, juga meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kulon Progo.

Ia mencontohkan nyadran dan merti dusun di Tritis lalu.

Nyadran sekaligus merti dusun berlangsung di Dusun Tritis, Desa Ngargosari, Kecamatan Samigaluh, Kulon Progo, DI Yogyakarta beberapa hari lalu. Ngalap berkah atau warga berebut gunungan hasil bumi menjadi pemuncak di tradisi masyarakat ini. Sabtu (5/5/2018), tradisi serupa akan berlangsung di alun-alun Wates, dalam jumlah warga yang sangay banyak.KOMPAS.com/DANI J Nyadran sekaligus merti dusun berlangsung di Dusun Tritis, Desa Ngargosari, Kecamatan Samigaluh, Kulon Progo, DI Yogyakarta beberapa hari lalu. Ngalap berkah atau warga berebut gunungan hasil bumi menjadi pemuncak di tradisi masyarakat ini. Sabtu (5/5/2018), tradisi serupa akan berlangsung di alun-alun Wates, dalam jumlah warga yang sangay banyak.
Menurutnya, dengan tradisi yang terus bertahan maka akan menarik wisatawan tidak cuma piknik ke obyek unggulan puncak Widosari dan kebun teh di Samigaluh. Wisatawan juga akan menikmati kentalnya budaya di antara warga.

Begitu pula dengan Nyadran Agung ini. Kegiatan ini, sudah masuk dalam kalender wisata dan sangat potensial menjadi andalan.

"Kami akan kembali membawa turis ke Nyadran Agung ini. Mereka ini pernah kami bawa ke Girimulyo bulan lalu," kata Yudono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com