JAKARTA, KOMPAS.com - Kabupaten Batang, Jawa Tengah mulai fokus pada bidang pariwisata. Akses, amenitas (penginapan), dan atraksi wisata mulai dibangun tahun ini.
Mengusung tagline Visit Batang Year 2022 Heaven of Asia, Batang menargetkan di tahun tersebut akan menjadi destinasi tingkat dunia.
"Kita mulai berfokus ke pariwisata, karena Batang punya keunggulan dengan keindahan alamnya. Target kita sesuai tagline 2022 jadi surganya Asia," tutur Wihaji selaku Bupati Batang saat dikunjungi KompasTravel di rumah dinasnya, Jumat (4/5/2018).
Baca juga : Inilah Batik Batang yang Eksotis, tetapi Nasibnya Kian Terkikis
Beberapa kebijakan pun disusun untuk mewujudkan visi tersebut.
Dari segi pemerintahan, ia bersama Dinas Pemuda Olahaga dan Pariwisata (Disporapar) berencana membuat road map perencanaan ulang untuk pariwisata Batang.
Mulai dari pembangunan amenitas yaitu hotel berbintang. Karena salah satu kelemahan Batang tidak punya hotel bintang tiga ke atas.
Akses ke beberapa destinasi prioritas pun akan dibenahi, terutama di sekitar Pantura. Ambisinya mengoneksikan antara akses darat, laut dan udara.
“Beberapa akses ke destinasi wisata juga sedang kita tata. Penyambungan darat, laut, dan udara salah satunya dengan membangun bandara perintis, dan angkutan pemandu moda dari Stasiun Pekalongan,” tuturnya.
Wihaji mengatakan jalur Pantura jadi aset yang wajib dimanfaatkan. Para pemudik biasanya mulai mencari informasi wisata saat berangkat, dan berkunjung pada arus balik.
Selaras dengan Bupati, Kepala Disporapar Batang, Wahyu Budi Santoso mengatakan pihaknya mulai merancang ulang pariwisata di Batang dengan target tahun 2022 tesebut.
“Saat ini kita sedang membuat road map destinasi-destinasi utama di Batang, mulai dari Pagilaran, berbagai pantai, curug, dan destinasi pendukungnya. Investasi penginapan mulai masuk, akses sudah diajukan,” ujar Wahyu di Pantai Cemoro Sewu, Kamis (3/5/2018).
Tahun 2017 lalu, wisatawan nusantara yang datang ke Batang 447.000 orang. Sedangkan wisatawan mancanegara masih sangat minim.
“Wisman hanya mengandalkan para pekerja di PLTU yang mayoritas orang Jepang,” terang Wihaji.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.