Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penari-penari Cantik "Serdadu Belanda" Memukau Warga Kulon Progo

Kompas.com - 14/05/2018, 07:18 WIB
Dani Julius Zebua,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

Pelajar belia ini merasa ini menunjukkan Angguk dan para penarinya terus digandrungi warga. "Sering sekali ada yang nanya kapan tampil, baik di IG bahkan WA," kata Alsyifa.

Sejarah Angguk

Berdasarkan buku yang berjudul "Kesenian Unggulan Kulon Progo" yang diterbitkan Dinas Kebudayan dan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kulon Progo pada tahun 2015, Angguk diyakini lebih dulu hidup dan berkembang di masyarakat pedesaan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, sejak zaman kolonial Belanda.

Wilayah Kulon Progo yang berbatasan dengan Purworejo mendapat imbas masuknya kesenian ini, seperti di Kecamatan Temon, Kokap, hingga Girimulyo.

Dulunya, warga mengucap syukur atas panen melimpah melalui kesenian dan diiringi syair dan shalawat. Berkembanglah dari waktu ke waktu dalam iringan musik dan syairnya, namun masih kental suasana agamis di dalamnya. Bahkan dibikin pula kostum bagi penarinya.

Dalam perkembangan awal, kesenian ini diikuti para pria penari. Di setiap pementasan, tari ini diiringi penyanyi, bedug, kendang biasa, rebana, saron, hingga tamborin. Penari menggunakan celana pendek, baju seperti kolonial, dan topi pet bulat.

Rata-rata terdapat 16 penari di tiap pementasan itu.

Tim tari juga dilengkapi seseorang sesepuh yang bertugas melaksanakan ritual pentas dan nyuwuk atau mengembalikan kesadaran penari yang mengalami trance atau kerasukan, kemudian ada penyanyi, dan belasan pemain musik. Semua itu berlangsung sampai 1990.

Memasuki 1991, Angguk berubah wajah. Seorang pelatih tari asal Purworejo mengemas Angguk dibawakan para penari perempuan. Mereka pentas di Dusun Pripih, Hargomulyo, Kokap pada sebuah HUT RI.

Penari perempuan pun populer sejak itu dan menggerus penari pria. Penonton semakin banyak dan suka pada pentas perempuan penari ini. Bahkan, banyak di antara penari menjadi idola warga, sampai-sampai mereka tidak pulang kalau belum melihat sang idola menari.

Kesenian Angguk dari Kulon Progo sudah merasuk hingga sekolah-sekolah. Seperti tari Angguk kolosal di Menoreh Night Specta 208 ini, rata-rata penarinya pelajar setingkat SMP hingga SMA. Warga Kulon Progo cukup bangga dengan tari khas daerah mereka ini. KOMPAS.com/DANI J Kesenian Angguk dari Kulon Progo sudah merasuk hingga sekolah-sekolah. Seperti tari Angguk kolosal di Menoreh Night Specta 208 ini, rata-rata penarinya pelajar setingkat SMP hingga SMA. Warga Kulon Progo cukup bangga dengan tari khas daerah mereka ini.
Angguk semakin digandrungi dan menyebar ke berbagai kecamatan di Kulon Progo. Perkembangan dari waktu ke waktu juga sampai soal musik yang mengiringi.

Kalau semula beduk, rebana, hingga kecrek, kini ditambah alat musik organ dan drum. Semua demi menghasilkan musik yang lebih variatif dan lebih disukai penonton.

Kini, kesenian Angguk berkembang di semua kecamatan. Pemerintah pun menjadikan kesenian ini sebagai unggulan Kulon Progo.

Kepala Dinas Pariwisata DIY, Aris Riyanto mengatakan, MNS bertujuan mengangkat seni budaya Kulon Progo agar nantinya bisa terus menarik wisatawan. Dispar DIY menggelar MNS ini rutin tiap tahun sejak tiga tahun lalu.

"Kulon Progo ini spesial karena semakin bagus mengembangkan daerahnya," kata Aris.

"Sebagai bagian dari wilayah yang bersangkutan, Angguk ditonjolkan karena ikon Kulon Progo," sambung Aris.

Senam Angguk juga sering dilombakan dalam berbagai kejuaraan di tingkat daerah. Seperti halnya saat Dies Natalis ke-50 IKIP PGRI di Wates, Kulon Progo, Yogyakarta ini.KOMPAS.com/Dani J Senam Angguk juga sering dilombakan dalam berbagai kejuaraan di tingkat daerah. Seperti halnya saat Dies Natalis ke-50 IKIP PGRI di Wates, Kulon Progo, Yogyakarta ini.
Sekadar diketahui, Kulon Progo tidak hanya Angguk. Kabupaten ini cukup kaya akan budaya khas, bahkan di masing-masing kecamatan.

Seperti jathilan di Wates, incling di Temon, keroncong di Panjatan, reog di Galur, oglek di Sentolo, hadrah atau shalawat di Lendah, lengger tapeng di Samigaluh, wayang tapeng di Girimulyo.

Kemudian ada panjidor di Nanggulan, krumpyung di Kokap, ketoprak di Pengasih, dan jabur di Kalibawang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com