Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyoman Nuarta: Pemasangan Paling Menyeramkan di Ujung Sayap GWK

Kompas.com - 23/05/2018, 11:15 WIB
I Made Asdhiana

Editor

Untuk diketahui, patung GWK memiliki tinggi 121 meter. Patung ini diprediksi hanya akan hancur bila kecepatan angin mencapai 250 knot.

Simbol Patung Brahma

Terlepas dari itu, keberadaan patung GWK di Bukit Ungasan yang secara geografis posisinya berada di selatan Bali sempat menuai perdebatan. Sebab, dalam konsep Hindu di Bali ada istilah Dewata Nawasanga.

Konsep ini meyakini terdapat sembilan dewa sebagai manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang menjaga sembilan penjuru mata angin.

Dalam hal ini, dewa penguasa arah selatan sebenarnya adalah Dewa Brahma, bukan Dewa Wisnu.
 

Deputi Bidang Pemasaran 1 Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana (kiri), Gubernur Bali Made Mangku Pastika (kanan) dan pemrakarsa Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) Nyoman Nuarta (tengah) mengikuti Upacara Adat Pasupati di pelataran Patung GWK, Badung, Bali, Minggu (20/5/2018). Upacara tersebut dilakukan sebagai bagian dari permohonan umat agar proses pembangunan patung GWK dapat berlangsung lancar dan selesai tepat pada waktunya.ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF Deputi Bidang Pemasaran 1 Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana (kiri), Gubernur Bali Made Mangku Pastika (kanan) dan pemrakarsa Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) Nyoman Nuarta (tengah) mengikuti Upacara Adat Pasupati di pelataran Patung GWK, Badung, Bali, Minggu (20/5/2018). Upacara tersebut dilakukan sebagai bagian dari permohonan umat agar proses pembangunan patung GWK dapat berlangsung lancar dan selesai tepat pada waktunya.
Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika, saat upacara pasupati di pelataran pedestal patung GWK tidak menampik hal tersebut.

Ia mengatakan mungkin hal tersebut tak terpikir ketika awal mula pembangunan patung GWK.

Adalah Ida Pedanda Putra Telabah dari Griya Telabah, Denpasar, yang meyakinkan secara spiritual agar pembangunan GWK tetap dilanjutkan.

Solusinya, akan dibuatkan simbol patung Dewa Brahma di arah selatan, sehingga seolah-olah keberadaan patung GWK berada di utara.

Pekerja menggarap pemasangan Mahkota Dewa Wisnu yang merupakan bagian dari Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Ungasan, Badung, Bali, Minggu (20/5/2018). Mahkota Dewa Wisnu tersebut merupakan modul ke-529 dari total 754 modul yang terpasang di patung setinggi 121 meter yang ditargetkan selesai pada Agustus 2018.ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF Pekerja menggarap pemasangan Mahkota Dewa Wisnu yang merupakan bagian dari Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Ungasan, Badung, Bali, Minggu (20/5/2018). Mahkota Dewa Wisnu tersebut merupakan modul ke-529 dari total 754 modul yang terpasang di patung setinggi 121 meter yang ditargetkan selesai pada Agustus 2018.
"Ida Pedanda dari Griya Telabah juga berperan penting untuk menguatkan kita secara spiritual agar patung GWK bisa diselesaikan," kata Pastika.

Nuarta juga mengaku bersyukur adanya tuntunan secara spiritual terkait keberadaan GWK di Bali selatan.

Namun, dalam perspektifnya, Nuarta mengatakan penghormatan terhadap Wisnu biasanya diidentikkan dengan pemujaan di gunung tertinggi atau Mahameru.

Sebagaimana misalnya orang Singaraja yang menganggap gunung di sebelah selatan wilayah mereka sebagai Utara.
 

Proses pemasangan mahkota patung GWKhttps://www.instagram.com/nyoman_nuarta Proses pemasangan mahkota patung GWK
"Di sekitar sini, tempat yang paling tinggi itu ya, ini (Bukit Ungasan), yaitu 150 meter di atas permukaan laut. Kemudian diangkat lagi (tinggi patung) 121 meter, sehingga menjadi 271 meter. Jadi, utara-selatan itu bukan yang seperti kita pahami, karena di Bali utara itu gunung tempat tertinggi yaitu Mahameru," kata Nuarta yang juga arsitek patung Jalesveva Jayamahe di Surabaya ini.

Sedikit menengok ke belakang, Bukit Ungasan yang menjadi tempat berdirinya patung GWK semula merupakan bekas galian C yang sudah tidak produktif.

Pada masa itu, keadaan kawasan tersebut kurang baik dan tidak satupun tanaman perindang yang mampu tumbuh karena minimnya top soil.

Berkat restu dari Presiden Soeharto pada 1997, di tempat itulah ground breaking pedestal GWK dilakukan.

Pekerja menggarap pemasangan Mahkota Dewa Wisnu yang merupakan bagian dari Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Ungasan, Badung, Bali, Minggu (20/5/2018). Mahkota Dewa Wisnu tersebut merupakan modul ke-529 dari total 754 modul yang terpasang di patung setinggi 121 meter yang ditargetkan selesai dibangun pada Agustus 2018.ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF Pekerja menggarap pemasangan Mahkota Dewa Wisnu yang merupakan bagian dari Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Ungasan, Badung, Bali, Minggu (20/5/2018). Mahkota Dewa Wisnu tersebut merupakan modul ke-529 dari total 754 modul yang terpasang di patung setinggi 121 meter yang ditargetkan selesai dibangun pada Agustus 2018.
Oleh Nuarta, bukit-bukit kapur yang tak produktif itu kemudian diiris-iris, dibikin koridor-koridor, dan dijadikan karya seni. Dalam istilah seni rupa disebut land art (seni lahan).

Prinsip pembangunannya juga memperhatikan perencanaan arsitektur Bali yang membuatnya kuat secara filosofis. Hirarki ruang dan hirarki ketinggian betul-betul dipertimbangkan.

Dengan istilah lain, posisi patung GWK dirancang letaknya di utama mandala, ruang-ruang pendukungnya berada di madya mandala, dan bagian tepi atau pinggiran letaknya di nista mandala. (Tribun Bali)

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo PERJALANAN PEMBANGUNAN PATUNG GWK

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com