"Masing-masing kelompok terdiri dari 25-30 orang. Ibu-ibu ini bertugas menyiapkan lauknya saja, sedangkan minum, nasi, dan buah sudah masjid yang menyiapkan,” kata Edo.
Para ibu ini dengan sukarela membantu memasak, bahkan iuran menyumbangkan dana pribadi mereka untuk menutupi kekurangan biaya.
“Dari kami memberi subsidi. Misal Rp 11 juta, padahal butuh Rp 18 juta, sisanya ibu-ibu itu yang dengan rela menyumbang. Mereka sadar ada pahala bagi orang yang menyediakan hidangan berbuka puasa untuk sesama,” ujar Edo.
Mereka yang biasanya berbuka puasa di Masjid Jogokariyan adalah warga sekitar maupun mahasiswa dari penjuru Yogyakarta.
Pada akhir pekan, panitia menambah 1.000 porsi takjil.
Kegiatan berbuka puasa ini dirangkai dengan sejumlah kegiatan lain, seperti Sore Berkisah, Tabligh Akbar, dan kajian umum.