Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Masjid Peninggalan Mataram Islam di Yogyakarta dan Solo

Kompas.com - 25/05/2018, 12:38 WIB
Aswab Nanda Prattama,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mataram Islam merupakan kerajaan yang pada masanya berpusat di Yogyakarta.

Kerajaan ini terpecah menjadi dua berdasarkan Perjanjian Giyanti pada 1775 yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.

Dari perjalanan Kerajaan Mataram Islam, salah satu peninggalan yang masih ada saat ini adalah beberapa masjid di Yogyakarta dan Solo.

1. Masjid Agung Gedhe Kauman 

Masjid Agung Gedhe Kauman erat kaitannya dengan Kasultanan Yogyakarta.

Masjid ini berada di sebelah barat kawasan Alun-Alun Utara, tepatnya di Kampung Kauman, Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta.

Pembangunan masjid dilakukan pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono I pada 1773.

Baca juga: Di Malang, Ada Masjid yang Disebut Mirip Taj Mahal

Masjid Kauman memiliki satu gedung induk dengan satu ruang utama sebagai tempat shalat.

Selain itu, ada pula maksura yang digunakan sebagai pengamanan raja ketika hendak shalat.

Pada halaman masjid terdapat pagongan yang digunakan sebagai tempat menyimpan gong. Gong ini dipergunakan saat acara Sekaten. 

2. Masjid Kotagede

Pintu gerbang masuk kompleks Masjid Gede Mataram dan makam raja-raja Mataram. KOMPAS/SRI REJEKI Pintu gerbang masuk kompleks Masjid Gede Mataram dan makam raja-raja Mataram.
Masjid ini terletak di selatan kawasan Pasar Kotagede, Yogyakarta. Jika dibandingkan Masjid Agung Kauman, Masjid Kotagede berusia lebih tua.

Masjid Kotagede dibangun oleh Sultan Agung pada 1640.

Bentuk gapura masjid ada yang menyebutnya sebagai rana/kelir. Mereka yang berkunjung harus berbelok ke kanan saat memasuki halaman masjid yang berukuran luas.

Di teras depan masjid terdapat kolam ikan kecil. Ketika memasuki ruang utama masjid, kita akan merasakan betapa bersejarahnya masjid ini.

Baca juga: Mengenal Masjid Tertua di Sulawesi Selatan, Akulturasi Budaya Minang-Bugis

Masjid Kotagede juga mempunyai prasasti yang menyebutkan bahwa pembangunan masjid ini dilakukan pada dua tahap.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com