Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menemukan Kehangatan di Tengah Masyarakat Myanmar

Kompas.com - 26/05/2018, 04:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

  MYANMAR, KOMPAS.com – “Ketika ingin pergi ke Myanmar, ada stigma negatif yang melekat tentang Myanmar. Padahal setelah liburan ke Myanmar, di sana aman,” pikir saya.

Bayang-bayang tentang kasus kerusuhan di negara bagian Myanmar, Rohingya sempat terbayang di benak saya. Miskin dan terbelakang, serta mencekam, hal itu lah yang pastinya akan terbayang apabila mendengar kata Myanmar.

Konflik kemanusiaan antara umat Budha dan warga Rohingya, rasanya menjadi faktor utama dari penilaian yang diberikan kepada Myanmar. Stigma negatif telah begitu kuat melekat. Setidaknya dalam benak saya.

Berfoto bersama biksu kecil di Pagoda Shwedagon, Yangon, Myanmar.DINI KURNIASARI / KOMPAS TV Berfoto bersama biksu kecil di Pagoda Shwedagon, Yangon, Myanmar.
Namun nyatanya, Myanmar lebih dari sekedar negara yang tengah dilanda konflik tepatnya di bagian utara. Myanmar menyimpan keindahan tersembunyi yang hanya dapat dilihat dan dirasakan bagi mereka yang telah datang dan mengenal lebih jauh. 

Bagi saya, pemandangan alam di Myanmar, memang tidak sebagus Indonesia, Thailand, Vietnam, atau negara-negara lainnya, Myanmar juga bukan negara yang diminati untuk jadi tempat tujuan liburan. Bisa dibilang, tidak sekeren Jepang, Korea, dan negara-negara di Eropa. 

Namun, melihat lebih dekat orang-orang di Myanmar, mampu membuat pemikiran siapapun yang bertandang ke sana, berubah banyak. Ternyata, masih ada berjuta kebaikan tersembunyi di tengah negeri yang akhir-akhir ini dinilai negatif. 

Perahu-perahu bersandar di Danau Inle, Myanmar.DINI KURNIASARI / KOMPAS TV Perahu-perahu bersandar di Danau Inle, Myanmar.
Saya pergi liburan ke Myanmar pada bulan Maret lalu bersama dua orang rekan. Kami pergi ke tiga kota di Myanmar yaitu Inle, Bagan, dan Yangon.

Di sana, saya menemukan penduduk-penduduk Myanmar yang terbilang polos, ramah, dan sopan.  Tidak ada sedikitpun kesan menakutkan berada di tengah-tengah mereka.

Sapaan seperti “maingalarpar” untuk halo, “kyay zuu par” untuk terima kasih seringkali saya dengar. Sambutan hangat ala anak-anak Indonesia yaitu melambaikan tangan pun saya temui.

Senja di Kota Inle, Myanmar.DINI KURNIASARI / KOMPAS TV Senja di Kota Inle, Myanmar.
Dari pengalaman saya, seorang turis perempuan pun, akan merasa aman berjalan sendirian di Myanmar, khususnya di Kota Yangon, Inle, dan Bagan. Tidak seperti kebanyakan, laki-laki di Myanmar yang menghargai perempuan.

Hal tersebut terlihat dari cara mereka memperlakukan perempuan. Tidak ada yang mengganggu atau pun bersiul ketika ada perempuan yang melintas di hadapan mereka.

Walaupun perempuan itu menggunakan pakaian yang sedikit terbuka. Perempuan muslim pun bisa dengan aman membaur di keramaian tanpa diganggu.

Merpati-merpati di salah satu sudut Kota Yangon, Myanmar.DINI KURNIASARI / KOMPAS TV Merpati-merpati di salah satu sudut Kota Yangon, Myanmar.
Selain itu, orang Myanmar bagi saya, masih sangat polos dan tidak komersil. Turis tidak perlu khawatir akan dikenakan harga yang melebihi harga pasar, apabila membeli barang atau menggunakan suatu jasa di Myanmar.

Hal lain yang cukup menarik adalah kota-kota Myanmar, jarang sekali saya temukan orang yang mengemis di pinggir jalan atau bahkan mengamen. Masyarakat kota-kota di Myanmar tampak sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

Walau terlihat lelah, tapi tidak ada kata menyerah hidup di Myanmar. Setiap penduduk tampak bekerja keras. Tua, muda, bahkan anak-anak sedari kecil sudah dibiasakan melakukan pekerjaan.

(DINI KURNIASARI, Digital Librarian KOMPAS TV)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com