Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Terowongan yang Anda Lewati jika Naik Kereta Api di Pulau Jawa

Kompas.com - 28/05/2018, 13:41 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Jakarta, KOMPAS.com — Mudik Lebaran segera datang. Ke mana Anda mudik tahun ini? Jika tujuan mudik Anda di kawasan Pulau Jawa dan menggunakan kereta api, Anda akan melewati beberapa terowongan.

Nah, terowongan apa saja yang dilintasi jalur kereta api di Pulau Jawa?

Terowongan Sasaksaat

Jika melakukan perjalanan dari Jakarta ke Bandung dan sebaliknya menggunakan layanan kereta api, Anda akan melewati sebuah terowongan panjang bernama Terowongan Sasaksaat.

Baca juga: KAI: Dilarang Ngabuburit di Jalur Kereta Api

Perjalanan kereta yang melalui terowongan ini antara lain KA Serayu dan KA Argo Parahyangan.

Terowongan sepanjang 949 meter ini terletak di Desa Sumurbandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat dan termasuk dalam wilayah DAOP II Bandung.

Penjaga terowongan kereta api Sasaksaat sedang menjalankan tugasnya.HER SUGANDA Penjaga terowongan kereta api Sasaksaat sedang menjalankan tugasnya.

Terowongan Sasaksaat dibangun pada tahun 1902–1903.

Mengutip harian Kompas, 16 Agustus 2002, Terowongan Sasaksaat merupakan tulang punggung transportasi Jakarta-Bandung yang berada di daerah patahan atau sesar minor.  

Terowongan Kebasen, Notog, dan Ijo

Anda akan melintasi tiga terowongan jika melakukan perjalanan dari Jakarta-Surabaya dan sebaliknya melalui jalur selatan.

Tiga terowongan itu adalah Terowongan Kebasen, Terowongan Notog, dan Terowongan Ijo.

Kereta Api Sawunggalih saat hendak melintasi Terowongan Ijo yang terletak di Desa Bumi Agung, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, pekan lalu. Terowongan sepanjang 580 meter tersebut rencananya akan ditinggalkan dan diganti terowongan baru di sebelah utara untuk menampung dua jalur kereta api dalam pembangunan jalur ganda (double track) KA lintas selatan antara Kroya (Cilacap) dan Kutoarjo (Purworejo). GREGORIUS MAGNUS FINESSO (GRE) Kereta Api Sawunggalih saat hendak melintasi Terowongan Ijo yang terletak di Desa Bumi Agung, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, pekan lalu. Terowongan sepanjang 580 meter tersebut rencananya akan ditinggalkan dan diganti terowongan baru di sebelah utara untuk menampung dua jalur kereta api dalam pembangunan jalur ganda (double track) KA lintas selatan antara Kroya (Cilacap) dan Kutoarjo (Purworejo).
Terowongan Kebasen dan Terowongan Notog terletak di Desa Notog, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas.

Dua terowongan yang terletak di timur Stasiun Notog ini memiliki panjang masing-masing 79 dan 260 meter dengan jalur yang melengkung, sehingga ujung terowongan tidak terlihat.

Baca juga: Terowongan Tol Cisumdawu Belum Bisa Dibuka Saat Lebaran 2018

Ke arah ke timur, terdapat Terowongan Ijo dengan panjang 580 meter.

Terowongan ini terletak di Desa Bumiagung, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen di bawah wilayah Daerah Operasi V Purwokerto.

Terowongan Ijo dibangun pada tahun 1985-1986 menembus pegunungan kapur di daerah Gombong Selatan.

Dari arah barat, terowongan ini akan Anda lalui sebelum tiba di Stasiun Gombong.

Ketiga terowongan ini, Kebasen, Notog, dan Ijo rencananya akan dinonaktifkan setelah proyek jalur ganda kereta api lintas selatan rampung dikerjakan.

Selanjutnya, akan dibangun terowongan-terowongan lain sebagai gantinya. Sementara terowongan lama kemungkinan akan dijadikan sebagai cagar budaya.

Terowongan Mrawan

Jika melakukan perjalanan dengan menggunakan kereta api dari Surabaya ke arah Banyuwangi atau sebaliknya, maka Anda akan melewati sebuah terowongan di Jember bernama Terowongan Mrawan.

Kereta yang melewati terowongan ini antara lain KA Sri Tanjung dan KA Mutiara Timur.

Terowongan Mrawan terletak di perbatasan Banyuwangi–Jember, tepatnya di Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, dengan panjang 620 meter.

Pembangunan terowongan ini selesai pada tahun 1910, setelah kurang lebih 10 tahun masa pengerjaan.

Terowongan Karangkates atau Dwi Bhakti Karya

Petugas perawatan pelintasan kereta api mengecek kondisi rel di sekitar terowongan kereta api Dwi Bhakti Karya di Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (3/11). Pelintasan kereta api di kawasan Waduk Sutami termasuk unik karena melewati dua terowongan di daerah PLTA Karangkates. HENDRA A SETYAWAN Petugas perawatan pelintasan kereta api mengecek kondisi rel di sekitar terowongan kereta api Dwi Bhakti Karya di Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (3/11). Pelintasan kereta api di kawasan Waduk Sutami termasuk unik karena melewati dua terowongan di daerah PLTA Karangkates.
Terowongan Karangkates atau dikenal juga dengan Terowongan Dwi Bhakti Karya diresmikan pada 6 April 1968.

Terowongan ini berada pada jalur lintasan Malang-Blitar, dan tak jauh dari Stasiun Sumberpucung menuju Stasiun Pohgajih, Blitar.

Tepatnya, berada di di Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Berdasarkan pemberitaan harian Kompas, 17 April 1968, pembangunan terowongan dengan panjang 550 meter itu dilakukan bersamaan dengan proyek Bendungan Karangkates oleh Ditjen Pengairan Dasar Departemen Pekerjaan Umum.

Terowongan ini merupakan terowongan kereta api pertama di Indonesia yang selesai pembangunannya setelah kemerdekaan dan dikerjakan oleh pekerja yang merupakan warga Indonesia.

Kompas TV Untuk menambah kapasitas angkutan saat mudik lebaran, PT Kereta Api Indonesia daerah operasi enam, meluncurkan kereta Solo Ekspres.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com