Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulau Sumba Punya Sekolah Pariwisata Internasional untuk Siswa Miskin

Kompas.com - 30/05/2018, 08:17 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

TAMBOLAKA, KOMPAS.com - Sekolah internasional perhotelan Sumba Hospitality Foundation berada di Jalan Mananga Aba, Desa Karuni, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Lokasi sekolah itu berada sekitar 10 kilometer bagian selatan Tambolaka, ibu kota Kabupaten Sumba Barat Daya.

Untuk menjangkau sekolah itu, tidaklah sulit karena bisa mengendarai semua jenis kendaraan dan bisa ditempuh kurang lebih 20 menit dengan menggunakan kendaraan roda empat.

Kondisi jalan menuju sekolah itu tidak mulus, karena meski beraspal tapi banyak berlubang dan sempit, sehingga haruslah berhati-hati saat berkendara.

Memasuki kompleks sekolah tersebut terlihat ruang-ruang kelas, asrama, rumah guru, kantor, vila dan bar, dengan bahan-bahan lokal seperti bambu, alang-alang dan sebagainya.

Sekolah internasional perhotelan Sumba Hospitality Foundation di Jalan Mananga Aba, Desa Karuni, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengadakan wisuda 47 siswa angkatan kedua, Sabtu (26/5/2018). KOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE Sekolah internasional perhotelan Sumba Hospitality Foundation di Jalan Mananga Aba, Desa Karuni, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengadakan wisuda 47 siswa angkatan kedua, Sabtu (26/5/2018).
Lima bangunan ruangan kelas berdesain tradisional Sumba, dengan menggunakan alang-alang sebagai atap dan bambu sebagai penyangga tanpa dinding sehingga terbuka.

Kecuali sembilan unit vila yang menggunakan semen sebagai dinding, tetapi konstruksi  atapnya menggunakan alang-alang dan dilengkapi kolam renang.

Baca juga: Untuk Turis Milenial, Ini 5 Destinasi Eksotis di Sumba

Ada pun kantor dan bar, bentuknya mirip seperti ruang kelas, yang dibiarkan terbuka tanpa dinding.

Sekolah pariwisata internasional Sumba Hospitality Foundation dibangun sejak tahun 2015 pada lahan seluas enam hektar dan mulai beroperasi pada Mei 2016.

Penggagas berdirinya sekolah atau owner-nya adalah Inge De Lathauwer, perempuan berkebangsaan Belgia. Inge mengangkat Redempta T Bato, warga Kabupaten Sumba Barat sebagai Ketua Yayasan Sumba Hospitality Foundation yang mengelola sekolah itu.

Sekolah internasional perhotelan Sumba Hospitality Foundation di Jalan Mananga Aba, Desa Karuni, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengadakan wisuda 47 siswa angkatan kedua, Sabtu (26/5/2018). KOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE Sekolah internasional perhotelan Sumba Hospitality Foundation di Jalan Mananga Aba, Desa Karuni, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengadakan wisuda 47 siswa angkatan kedua, Sabtu (26/5/2018).
Hingga saat ini sekolah itu baru menghasilkan dua angkatan sebanyak 88 anak yang berasal dari empat kabupaten di Pulau Sumba yakni Sumba Barat Daya, Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Timur.

Jumlah pengajarnya sebanyak 12 orang, yang terdiri dari 10 pengajar berasal dari luar negeri dan dua orang warga lokal.

Baca juga: Jokowi ke Sumba, Inilah Kebhinekaan Kita

Semua tim pengajar ini tenaga sukarela dari berbagai negara yakni Amerika Serikat, Australia, Belgia, Belanda, Singapura, Jerman, Italia, Luxemburg dan Kosta Rica.

Sabtu (26/5/2018) digelar acara wisuda 47 wisudawan wisudawati angkatan kedua.

Acara itu dihadiri Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT Marius Ardu Jelamu (mewakili Gubernur NTT), Bupati Sumba Barat Agustinus Niga Dapawole, Plt Bupati Sumba Barat Daya Ndara Tanggu Kaha dan sejumlah pejabat lainnya.

Para pengajar sekolah internasional perhotelan Sumba Hospitality Foundation di Jalan Mananga Aba, Desa Karuni, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (26/5/2018). KOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE Para pengajar sekolah internasional perhotelan Sumba Hospitality Foundation di Jalan Mananga Aba, Desa Karuni, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (26/5/2018).
Hadir pula Owner Hotel Nihiwatu Claude Graves dan pemilik Hotel Mario and Caffee Aloysius Purwa.

Saat memasuki gerbang sekolah, para pejabat tersebut disambut dengan tarian dari Kecamatan Loura yang dibawakan oleh beberapa anak usia sekolah dasar.

Mereka juga disambut pendiri sekolah, pengurus yayasan dan semua pengajar.

Baca juga: Nihi Sumba Island Jadi Hotel Terbaik di Dunia, Setelah Itu?

Menariknya, semua pengajar perempuan dan laki-laki yang sebagian besar berasal dari luar negeri mengenakan pakaian adat lengkap asal Sumba Barat Daya.

Acara wisuda pun mulai berlangsung di aula sekolah yang konstruksinya menggunakan alang-alang sebagai atap dan bambu sebagai penyangga, tanpa dinding sehingga terbuka.
Di dalam aula itu, sudah ada ratusan orang tua siswa dan kerabat lainnya.

Sekolah internasional perhotelan Sumba Hospitality Foundation di Jalan Mananga Aba, Desa Karuni, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (26/5/2018). KOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE Sekolah internasional perhotelan Sumba Hospitality Foundation di Jalan Mananga Aba, Desa Karuni, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (26/5/2018).
Dua wisudawati masing-masing Arini Ratu Eda dan Ima Artika Rambu Mai, tampil sebagai pembawa acara.

Keduanya pun bicara menggunakan bahasa Inggris dengan fasih dan lancar, sehingga membuat semua hadirin yang hadir pun berdecak kagum.

Secara begantian, keduanya menggunakan bahasa Inggris dan Indonesia. Maklumnya semua yang hadir dalam kegiatan itu jumlahnya hampir sama banyaknya antara warga lokal dan warga negara asing.

Baca juga: Berita Foto: Parade Kuda Sandelwood di Sumba

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com