Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Lahir Pancasila, Ini Wisata Napak Tilas Perjuangan Soekarno di Ende

Kompas.com - 01/06/2018, 19:30 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kota Ende, ibu kota Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur menyimpan sejarah panjang perjuangan Bung Karno selama empat tahun (14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938) menjalani pengasingan.

Kerap dikucilkan jauh dari keramaian, Bung Karno yang biasa dikerumuni dan dielu-elukan massa saat menyampaikan pidatonya sempat frustrasi dibuang ke tanah Flores.

Pemerintah kolonial Hindia Belanda saat itu sangat ketat membatasi pergaulan Bung Karno dengan masyarakat setempat, khususnya masyarakat kalangan atas.

Di kota yang damai ini, selama masa pengasingan, Bung Karno merenungkan Pancasila yang menjadi dasar kehidupan bernegara Indonesia.

Rumah pengasingan Bung Karno di Ende. Menurut cerita tutur, Bung Karno menimba air sumur dua kali sehari untuk olahraga dan mandi sekeluarga.  J PAMUDJI SUPTANDAR Rumah pengasingan Bung Karno di Ende. Menurut cerita tutur, Bung Karno menimba air sumur dua kali sehari untuk olahraga dan mandi sekeluarga.

Untuk menapaki pejuangannya, Anda bisa mulai mengunjungi Taman Perenungan Bung Karno di Kelurahan Rukun Lima. Patung Bung Karno duduk merenung terlihat kokoh di bawah pohon sukun bercabang lima sambil menatap ke arah laut.

Pohon sukun yang kini disebut Pohon Pancasila itu merupakan pohon sukun yang ditanam tahun 1981. Pohon sukun asli saat Bung Karno di Ende tumbang sekitar tahun 1960.

Setelah mengunjungi patung Bung Karno di bawah pohon sukun, wisatawan bisa menuju Situs Rumah Pengasingan Bung Karno di Jalan Perwira.

Rumah Pengasingan Bung Karno ini merupakan satu dari 10 situs penting yang terkait dengan kehidupan Bung Karno di Ende.

Kawah Danau Kelimutu di Desa Moni, Waturaka, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, NTT, saat matahari terbit, Kamis (25/5/2017) sebelum diselimuti kabut tebal dan kawah itu tak dapat dilihat lagi. KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Kawah Danau Kelimutu di Desa Moni, Waturaka, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, NTT, saat matahari terbit, Kamis (25/5/2017) sebelum diselimuti kabut tebal dan kawah itu tak dapat dilihat lagi.

Mengunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno merupakan tujuan wajib bagi wisatawan saat berpelesir ke Ende.

Kondisi rumah ini masih terawat baik. Di sinilah Bung Karno dan istrinya Inggit Garnasih, Ratna Djuami (anak angkat), serta mertuanya Ibu Amsi menghabiskan waktu selama masa pengasingan.

Memasuki ruang tamu, wisatawan akan disambut lukisan Bung Karno yang menggambarkan umat Hindu di Bali sedang bersembahyang.

Anda bisa melihat ruang tamu tempat Bung Karno menerima tamu dan perabotan yang menyertainya masih tertata seperti dulu. Demikian juga ruang tidur Bung Karno di bagian tengah.

Anda bisa menelusuri ke bagian halaman belakang rumah, sumur, kamar mandi, dan dapur masih terlihat otentik seperti sedia kala.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, saat meresmikan Patung Soekarno di Rumah Pengasingan Bung Karno di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (1/6/2018)KOMPAS.com/Sigiranus Marutho Bere Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, saat meresmikan Patung Soekarno di Rumah Pengasingan Bung Karno di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (1/6/2018)

Sembari menelusuri rumah pengasingan Bung Karno, Anda seakan-akan diajak kembali mengenang bagaimana perjalanan hidup Bung Karno di rumah tersebut dan betapa kuatnya mental Bung Karno menjalani kehidupan di Ende, jauh dari keramaian dengan penjagaan ekstra ketat.

Selain rumah pengasingan Bung Karno dan taman perenungan, Anda masih bisa menjelajah tempat-tempat bersejarah lainnya yang merupakan jejak peninggalan Bung Karno selama dikucilkan di Ende.

Salah satunya Danau Kelimutu. Danai cantik ini jadi salah satu tempat Bung Karno mencari inspirasi, sehingga lahirlah naskah drama "Rahasia Kelimutu".

Bagi warga setempat, Bung Karno tidak pernah sendiri atau merasa dikucilkan, saat di Ende. Justru di sana lah, Bung Karno melahirkan Pancasila untuk Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com