KENDAL, KOMPAS.com - Rangi adalah kue khas Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Sepintas, kue ini mirip dengan kue pancong khas Jakarta.
Perbedaannya kue rangi memiliki ukuran lebih besar dan cetakannya berbentuk bunga.
Rasa kue rangi hampir sama dengan wingko babat khas Semarang, sehingga banyak orang menyebutnya wingko desa. Tapi sayang, seiring dengan perkembangan jaman, kue rangi mulai dilupakan orang.
Hanya tinggal beberapa orang yang masih menekuni bisnis kue tersebut.
Salah satunya adalah Fauzi Indah, warga Sukodono. Fauzi adalah generasi ketiga pengrajin kue Rangi yang digeluti oleh keluarganya.
Menurut Fauzi, bisnis kue Rangi sudah digeluti oleh keluarganya sejak puluhan tahun lalu. Mulai dari kakek, orang tuanya, dan sekarang dirinya.
“Pas puasa hingga Lebaran, banyak pembeli untuk cemilan,” kata Fauzi, Minggu (03/06/2018).
Baca juga: Yang Baru dari Kendal, Kampung Ragam Warna
Fauzi menambahkan alat produksi yang ia gunakan masih tradisional, yaitu tungku. Pengapiannya dari serabut kelapa.
Bahan dasar kue rangi, tambah Fauzi, adalah kelapa dan tepung ketan. Saat mencampur parutan kelapa dan tepung ketan, dirinya mengaku menggunakan perasaan.
Dalam sehari dirinya mampu memproduksi 100 hingga 150 kue.
“Kelapa kami parut secara manual, tidak menggunakan mesin. Sebab kalau menggunakan mesin, parutan kelapa terlalu halus. Di samping itu, cara manual akan menghasilkan tekstur yang tepat. Rasa dan baunya juga khas,” akunya.
Fauzi menjelaskan dirinya tidak sembarang memilih bahan baku kelapa dan tepung ketan yang akan digunakan membuat kue rangi. Oleh sebab itu, semua bahan ia beli dan olah sendiri.
Tujuannya, supaya rasanya tidak berubah sehingga pembeli tidak kecewa.
“Menjelang lebaran, pesanan membludak. Kami kewalahan. Supaya tidak kecewa kami berharap, sebaiknya kalau pesan kue rangi jauh-jauh hari sebelumnya,” tambahnya.
Salah seorang pembeli, Nur Salimahtun mengatakan rasa dari kue ini manis dan sangat gurih. Keluarganya sangat menyukainya.
Walau kue ini, bisa dibeli di pasar tradisional, Nur mengaku sering membeli langsung di tempat produksi milik Fauzi.
“Kalau beli di sini, kuenya masih hangat. Satu kue harganya Rp 6.000," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.